12. Bastard Min

526 68 123
                                    

My Min-e :

'Hai bro..'



Begitulah isi pesan singkat yang di kirim Yoongi untuk Jiya. Memang gila si Yoongi Yoongi ini. Merusak suasana galau yang dirasakan Jiya sekarang, padahal suasana dan keadaan sudah sangat dramatis mendukung Jiya untuk bersedih dan meneteskan air mata manja.

"Bro matamu itu." Monolog Jiya, setelah membaca pesan ia langsung mencampakkan ponselnya ke sembarang tempat.

Tenang, masih di atas ranjang kok. Jiya tidak mungkin mau membuang-buang benda kesayangannya hanya karena seorang pria, meski ia sering menyakiti diri sendiri hanya karena pria bernama lengkap Min Yoongi itu.

Awalnya Jiya sudah tersenyum begitu melihat ada nama 'My Min-e' di layar ponselnya, untung Jiya tidak terburu-buru untuk membuka ruang percakapan mereka. Jiya terlebih dahulu membaca pesan dari notice bar layar ponsel, begitu membaca isi pesan, gula darah gadis itu langsung naik ke ubun-ubun.

Memangnya Yoongi tidak takut di smack down oleh Jiya? Kecil-kecil begini Jiya memiliki nyali bagaikan seorang pria loh.

Kalau isi pesan Yoongi begitu, Jiya tidak akan pernah mau membalasnya. Ingat, Jiya itu sedang tidak mau berkomunikasi dulu dengan Yoongi. Sedang melayangkan aksi jual mahal.

Jiyaaa Jiyaaa, jangan begitu dong. Pilnam sudah mendiamkan Yoongi. Jangan ikut mendiamkan pria kucing itu juga. Nanti dia jadi lemah dan kewalahan bagaimana?


Pagi yang cerah, akan tetapi tidak secerah hatinya. Jiya masih tidak mau keluar kamar. Sebenarnya ia masih memikirkan pertanyaan Papa tadi malam, perasaan Jiya jadi tidak tenang.

'apa arti Yoongi bagimu Jiya?' Kira-kira mengapa sang Papa bertanya seperti itu. Apa mungkin Yoongi sudah menyinggung soal itu pada Papanya?

Yang ditanya hanya bisa bungkam, bukan karena tidak mengetahui jawaban. Hanya saja nyali Jiya yang berkobar-kobar itu jadi menciut kalau sudah berhadapan dengan Pilnam.

Dan lagi, Jiya juga sedang memikirkan tentang audisi melukis di Jepang. Ada tawaran yang Jiya dapat dari teman satu kampusnya, iklan tersebut di adakan sekarang untuk persiapan audisi yang akan datang, sedangkan audisi itu sendiri di mulai dua bulan kedepan. Mungkinkah Jiya bisa mengejar wawasan ilmu pengetahuan melukisnya dalam kurun waktu kurang lebih dua bulan lamanya?

Wah sudah seperti soal matematika, mari kita lupakan saja.



****



Matahari sudah semakin naik, Yoongi dan Pilnam tadinya berencana untuk mencoba berbicara dari hati ke hati sebelum makan siang. Namun, sampai saat ini mereka belum juga memulai inti dari pokok permasalahan yang mereka lalui.

"Hyung.."

"Yoon.."

Mereka memanggil dan menoleh secara bersamaan. Setelah itu Yoongi tersenyum canggung, diiringi dengan Pilnam yang mengeluarkan kekehan ringan. Lalu Pilnam kembali diam, memutarkan bola mata saat Pilnam menyadari ia sudah tertawa pada Yoongi. Kan dia sedang tidak ingin teman-an dengan pria Min itu.

"Kau tau Yoon? Tidak ada siapa-siapa lagi selain Jiya di sisiku. Kalau kau ambil dia, siapa yang akan menemani hari-hariku?"

Sejujurnya, membahas masalah ini adalah hal yang paling dihindari oleh Pilnam. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu dan Jiya yang semakin bertambah usia, Pilnam sekarang tidak bisa lari lagi dengan pembahasan ini. Ia merasa sangat berat hati jika putri semata wayangnya diambil orang lain. Dia tidak memiliki apapun selain Jiya, harta yang paling berharga adalah keluarga.

PAINTERWhere stories live. Discover now