❄️BAB 3❄️

2.1K 337 323
                                    

Jangan lupa vote & komen disetiap paragraf, biar semangat(´∩。• ᵕ •。∩')

Minta tandain kalo ada typo, ya!
❄️❄️❄️

Pulang sekolah hampir malam, Theo tidak sengaja melihat Meta berjalan sendirian. Mungkin gadis itu baru saja pulang sama seperti dirinya.

Theo mengamati gadis itu, dahinya mengerut ketika melihat cowok berhoodie hitam berjalan dibelakang Meta sambil melirik kiri dan kanan dengan gerak gerik yang .encurigakan.

Apa mungkin cowok itu mengikuti Meta?

Disisi lain, Meta memelankan jalannya karena merasa diikuti oleh seseorang. Dia mengusap leher karena merinding entah kenapa.

Meta meremas tali tasnya mulai ketakutan. "Apa mungkin hantu?" Gumam Naura sangat pelan.

"AKH!" Meta memekik karena tiba-tiba saja seseorang menarik tangannya.

"Jangan berteriak, dan tetap berjalan. Atau saya akan mencelekaimu," ancam cowok berhoodie membuat tubuh Meta bergetar karena ketakutan.

"Berhenti." Theo tiba-tiba muncul dari arah belakang, sehingga cowok berhoodie yang menyeret Meta agar tetap berjalan menghentikan langkahnya dengan gugup.

Theo menatap netra Meta dengan tajam, dia melirik tangan Meta yang dipegang cowok berhoodie dengan tatapan marah.

Lalu dengan tiba-tiba, Theo menarik pergelangan tangan Meta dengan sangat kasar hingga terpisah dengan cowok berhoodie tadi, sedangkan Meta tersentak karena tarikan Theo menurutnya terlalu kasar hingga tangannya terasa kebas.

"Siapa dia?!" Sarkas Theo tepat didepan wajah Meta. Raut wajah cowok itu terlihat murka, membuat Meta menerjap bingung.

"Dia... Teman," jawab Meta tanpa sadar sambil memegang tangannya yang sakit.

Theo mengangkat sebelah alisnya. "Teman?" Uangnya sambil tersenyum miring.

Meta memandang Theo kosong.

BUGH!

Theo membogem cowok berhoodie yang dari tadi diam saja hingga tersungkur.

"Jauhi pacar gue!" Peringat Theo dengan rahang mengeras. Tangannya menunjuk cowok berhoodie itu memberi ancaman sambil menatapnya nyalang.

Theo menarik pergelangan tangan Meta. "Pulang!" tegasnya sambil membawa gadis itu berjalan melewati cowok berhoodie yang bergeming ditempat.

"Gue peringatin, jangan sampai gue liat muka lo lagi, atau lo bakal nyesel." Setelah berkata seperti itu, Theo dan Meta melengos pergi.

"Theo, kita pacaran?" Bisik Meta sambil melirik tangannya yang dipegang oleh Theo.

"Diam." Theo memperingati, membuat Meta mengantuk bibir.

❄️❄️❄️

"Iyo, aku mau jadi pacar kamu," kata Meta saat keduanya sudah duduk dibangku panjang.

Theo mendengus malas. "Kapan gue ngajak lo pacaran?"

"Tadi lho, waktu kamu selamatin aku dari preman."

"It's just pretend." Theo mengguyar rambut kebelakang, membuat Meta terpesona untuk kesekian kalinya.

"Kamu kenapa ganteng banget sih?" Meta kagum.

Theo tidak menjawab, dia hanya menatap Meta dengan tampang datar.

"Iyo... Aku mau peluk kamu, boleh gak?" Tanya Meta dengan tiba-tiba, membuat Theo mendelik sinis.

METHEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang