❄️BAB 5❄️

2.4K 342 305
                                    

Jangan lupa vote & komen disetiap paragraf, biar semangat(´∩。• ᵕ •。∩')

Minta tandain kalo ada typo, ya!
❄️❄️❄️

"Iyo...,"

Suara serak Meta terdengar, membuat Theo yang dari tadi memejamkan mata, perlahan membuka matanya.

Theo berdehem.

"Kamu dari tadi nungguin aku?" Tanya Meta yang mencoba beringsut duduk.

"Mau lo 'kan," sahut Theo.

Meta menahan senyum. "Aku pikir kamu bakal tinggalin aku," katanya sambil menatap Theo lekat.

"Yaampun, gimana gue gak tambah tergila gila sama dia?" Batin Meta meringis.

"Iyo, kamu lagi banyak pikiran ya?" Celetuk Meta.

Theo mengangkat sebelah alis bingung.

Meta turun dari brankar, lalu berdiri dihadapan Theo yang duduk dikursi. "Ketauan, dari mata kamu."

"Gak usah, sok tahu."

Meta mendengus. "Iyo... Aku tau banget arti tatapan kamu, gini-gini aku pekaan, lho." Sambil bersedekap dada, Meta melanjutkan. "Dalam diam kamu, aku mendengar banyak suara. Diamnya kamu itu berkata-kata, Iyo."

Theo memalingkan wajah

"Kalo kamu mau, ceritain aja semua masalah kamu ke aku, ya? Meskipun gak bisa bantu nantinya, tapi aku bisa jadi pendengar yang baik kok." Meta menekuk kakinya, lalu menarik kepala Theo agar wajah cowok itu bersembunyi dileher putihnya. "Dengan cerita, masalah dan beban kamu bakal terasa lebih ringan," lanjutnya dengan lambut.

Theo tidak berkata apa apa, dia menggerakkan kepala, sehingga bibirnya menyentuh permukaan leher Meta, membuat seluruh tubuh gadis itu merinding.

Ceklek!

"The--- ASTAGA THEO, KAMU KENAPA PELUKAN SAMA CEWEK LAIN?" Pekik gadis yang bernama Shadi.

Setahu Meta, gadis itu adalah teman sekelas Theo yang juga mengejar-ngejar cowok itu seperti dirinya.

"Masalah buat lo?" Meta menahan kepala Theo yang ingin menjauh dari lehernya.

Shadi melotot galak, dia berjalan mendekati Meta dan Theo. "Theo... Kamu gak ada apa-apa 'kan sama cewek ini? Kenapa kamu mau dipeluk dia? Kamu gak ada perasaan sama dia 'kan?" Tuntut Shadi menggebu-gebu.

Meta menahan senyum. "Kita saling suka," celetuknya membuat Shadi melotot.

"Theo?! Itu gak benar 'kan? Dia cuma ngarang 'kan? Gak mungkin 'kan?!"

Theo tetap diam dan anteng didalam pelukan Meta, membuat gadis itu tersenyum senang. Meta menunduk untuk menatap wajah Theo, yang ternyata sedang memejamkan mata damai.

Shadi mencak-mencak melihat hal tersebut.

"Theo, aku tuh tulus sayang dan cinta banget sama kamu! Kamu gak ngehargain perjuangan aku banget sih kalo kaya gini?" Katanya tidak menyerah untuk mendapatkan atensi dari Theo.

METHEOWo Geschichten leben. Entdecke jetzt