❄️BAB 23❄️

1.8K 239 431
                                    

Jangan lupa vote & komen disetiap paragraf, biar semangat('∩。• ᵕ •。∩')

Minta tandain kalo ada typo, ya!

Ini aku udah berapa abad baru up, mohon maaf yaaa. Tolong kalo ada yg lupa alur baca ulang aja hehe🙏😭
❄️❄️❄️

Hari ini Theo mengajak Meta ngedate di cafe langganan mereka seperti biasa.

Keduanya duduk saling berhadap hadapan diantara meja berbentuk persegi yang hanya muat untuk dua orang saja.

Setelah melepas sendal. Meta melirik kakinya yang ditarik oleh Theo, pacarnya itu seperti biasa menyatukan jari-jari kaki mereka sambil jempolnya bergerak kecil seperti mengelus membuat Meta tersenyum gemas.

"Iyo, kamu ingat gak dulu aku pengen punya pacar yang kayak gimana?"

Theo yang mulai menyantap makanannya, medongak mendengar pertanyaan Meta.

Kemudian menjawab. "Cowok yang ganteng, tinggi, cuek tapi manja dan gak gampang digoda sama cewek lain. Love language psychal touch yang suka peluk, cium, dan gigit." Theo menggeleng samar saat menyebut kata terakhir.

"Ih ingat sedetail itu ya kamu?" Mata Meta berbinar jahil menatap pacarnya.

Theo bergumam.

"Tapi lho... Aku gak nyangka kamu sepsychal touch ini," gumam Meta sambil tersenyum manis, membuat Theo yang melihatnya gemas ingin membawa gadis itu segera pulang saja agar tidak ada yang bisa menikmati senyuman itu selain dirinya.

"Kamu gak suka?" Tanya Theo.

Meta mengangkat sebelah alis. "Mana mungkin 'kan?"

"Baguslah, akan ku santap habis semua yang kamu pengen. Bahkan mungkin lebih dari itu." Theo berkata sambil tersenyum miring, membuat Meta menatapnya ngeri.

❄️❄️❄️

Achaa: Meta, Theo gimana? Udh mau belum disuruh berobat?

Pesan dari Acha masuk, membuat Meta yang baru saja memasuki kamarnya duduk sejenak dimeja rias.

Saat di Bandung, dia sudah mendengarkan semua penjelasan Acha lewat telepon dan mereka berbaikan begitu saja.

Meta: Dia belum kasih jawaban pasti sih Cha, tapi tenang aja. Ntar gue tanyain lagi, dia perlu waktu.

Achaa: Iya, Acha ngerti kok ini gak mudah buat Theo. Makasih ya Meta(⁠✿⁠^⁠‿⁠^⁠)

Meta: Apaan sih pake makasih-makasih segala. Kita kan sahabatan, mana Theo juga separuh hidup gue.

Achaa: Ih, Meta lebai!

Meta tertawa membacanya.

Drrt... Drrt...

Meta mengernyit bingung melihat yang memanggil dirinya adalah Theo, padahal mereka baru saja berpisah tadi.

"Halo, Iyo?" Meta langsung berbicara, khawatir pacarnya kenapa-napa.

"Sayang." Suara sahutan diseberang sana terdengar bercampur dengan bising kendaraan.

"Iya, kenapa sayangkuuu?"

"Aku... kangen."

Meta mengerjakan mata. "Kita baru aja ketemu lho, ini pisah paling baru berapa menit," sahutnya sambil tertawa.

"Sebenarnya aku tadi belum mau pulang. Tapi, kamu suruh-suruh terus. Jadi terpaksa."

Meta terkekeh. "Kan aku mau kamu istirahat, kita udah seharian lho sama-sama kesana kemari."

"Aku gak cape selama sama kamu. Kamu cape?"

Ini Theo kesambet apaan sih, kok bawel? Batin Meta kebingungan.

"Ya... badan aku pegel sih."

Theo menghembuskan napas besar diseberang sana, membuat Meta jadi merasa serba salah.

"Iyo, pulang ya? Besok kan bisa ketemu lagi."

"Aku putar balik sebentar aja boleh? Mumpung masih dijalan. Gak tahan, kangen berat."

Meta mendengus geli. "Emang boleh sekangen itu?"

"Boleh, sayang."

"Iya, yaudah. Aku tunggu diteras kalo gitu."

Meta tersenyum geli saat telepon sudah ditutup, sambil berjalan keluar dia bermonolog sambil cekikikan. "Yaampun, pelet gue kuat banget sampe Theo senempel itu."

❄️❄️❄️

Meta berjalan menghampiri Theo yang baru saja memasuki halaman rumahnya.

"Bawa apa kamu?" Meta melirik motor Theo saat sudah berdiri didekat cowok itu.

Setelah turun dari motor, Theo langsung menarik tubuh Meta untuk dia peluk.

"Bawa martabak kesukaan kamu," kata Theo sambil menunduk, mencari cari wajah sang pacar. Setelah dapat apa yang diinginkan, dia kecup lama pipi itu membuat Meta memejamkan mata sambil balas peluk pacarnya.

"Makasih ya," kata Meta pelan.

Theo mengangguk. "Maaf ganggu istirahat kamu, aku bener-bener gak tahan."

"Sekangen itu?" Meta mendongak menatap mata Theo.

"Mm-hm." Theo mengecup dahi Meta sambil mengangguk penuh kejujuran.

Meta berjinjit, lalu mengecup rahang Theo. "Hebat banget ya aku."

Theo mengangkat sebelah alis.

"Aku, buat kamu tergila-gila," katanya sambil tersenyum pongah.

"Ya, you really make me crazy."

Theo sekali lagi mengecup pipi Meta dengan penuh tekanan. Membuat pacarnya itu bersemu salah tingkah.

-
-
-
TBC

Singkat banget ya🙏😭

200 vote + 500 komen buat next yaaaw nanti aku up hari Senin kalo tembus🧸

Dostali jste se na konec publikovaných kapitol.

⏰ Poslední aktualizace: Dec 15, 2023 ⏰

Přidej si tento příběh do své knihovny, abys byl/a informován/a o nových kapitolách!

METHEOKde žijí příběhy. Začni objevovat