❄️BAB 18❄️

3.1K 383 661
                                    

Jangan lupa vote & komen disetiap paragraf, biar semangat('∩。• ᵕ •。∩')

Minta tandain kalo ada typo, ya!
❄️❄️❄️

"Gue... Udah bener bener jatuh cinta sama lo. Jadi, jangan ngomong hal kaya tadi. Gue gak suka."

Meta tertegun mendengarnya.

"Lo udah berhasil bikin gue jatuh, sejatuh jatuhnya." Theo menatap mata Meta lekat, lalu melanjutkan. "Ini 'kan yang lo mau? Jadi, tanggung konsekuensi yang bakal lo dapat ketika udah masuk dalam dunia gue. Mulai detik ini, lo adalah milik gue, Meta Clarista. Gak akan pernah gue lepas, lo akan selalu terikat sama gue selamanya, camkan itu." Theo berucap tegas dengan sorot yang sangat yakin dan serius.

Kok Meta jadi merinding ya mendengarnya? Padahal 'kan ini yang dia mau selama ini.

"Hey." Theo menyentuh pipi Meta karena gadis dipangkuannya ini malah melamun.

"K-kenapa?" Tanya Meta bingung.

"Lo gak dengerin apa yang gue omongin tadi?"

"Denger kok, denger. Aku cuma shock ajaa, soalnya gak nyangka bakal tiba dititik ini. Dapetin kamu yang gak tergapai dari dulu itu rasa rasanya kaya dapetin medali kelas dunia internasional tau!" Meta merespon dengan semangat.

Membuat Theo mengetuk dahi Meta pelan. "Lebai," responnya geli.

Meta mencebik lucu.

"So, wanna be mine?" Tanya Theo yang sedang menumpukan dagu disebelah pundak Meta dengan tiba-tiba.

Meta mengangguk sambil tersenyum manis, lalu menjawab. "I'm yours."

❄️❄️❄️

Tidak terasa sudah detik demi detik, menit demi menit, jam demi jam, hari demi hari, minggu demi minggu, dan bulan demi bulan sudah berlalu. Kini, Meta dan yang lain sudah memasuki kelas 12 SMA.

Dikelas akhir ini, Meta dan Theo belajar disatu kelas yang sama. Seperti biasa, Meta mengecup kening Theo dengan manis ketika baru saja memasuki kelas dan duduk disamping cowok yang sedang fokus membaca buku pelajaran itu.

"Morning, babe." Meta menyapa.

"Mm-hm." Theo mengalihkan perhatiannya dari buku. Sebelah tangannya terulur  memegang tengkuk Meta, menarik wajah gadis didepannya mendekat lalu mengecup dahi, hidung, dua belah pipi, dan yang terakhir bibir.

Meta tersenyum karena sudah terbiasa dengan perlakuan Theo. Lain dengan beberapa siswi sekelasnya yang menyaksikan mereka dengan pandangan penuh keirian dan kedengkian.

"Lagi baca apasih?" Meta melipat tangan dimeja sambil mencondongkan tubuhnya pada Theo.

"Matematika. Ingat, besok ulangan harian." Theo mengingatkan. Membuat Meta yang kebetulan memang lupa hal tersebut menyengir.

Theo mencubit pipi Meta, lalu kembali fokus pada bukunya.

Meta cemberut, dia melihat sekeliling lalu bangkit untuk menghampiri Acha yang baru saja datang.

"Cha."

"Iya, Meta?"

"Gue mau tanya sesuatu."

Acha meletakkan tasnya di meja. "Apa?"

Meta berdehem. "Gini---"

METHEOWhere stories live. Discover now