❄️BAB 4❄️

2.1K 357 381
                                    

Jangan lupa vote & komen disetiap paragraf, biar semangat(´∩。• ᵕ •。∩')

Minta tandain kalo ada typo, ya!
❄️❄️❄️

"Cium dulu dong," pinta Meta saat Theo ingin pergi dari pekarangan rumahnya.

Theo mendelik. "Cewek gila."

Bukannya tersinggung, Meta malah tertawa mendengarnya. "Iya, gila karena kamu." Meta mengibaskan rambut panjangnya. "Makanya, jadi cowok tuh jangan kegantengan, biar gak diburu sama gue," lanjutnya kemudian.

"Ayo, kiss. Kalo enggak mau, aku gak bakal masuk kedalam. Biar aja sakit karena kena angin malam."

Theo baru sadar, bahwa gadis didepannya ini seperti mengendalikannya sedari tadi.

Jika biasanya dia kasar dan menolak secara terang-terangan pada gadis lain, berbeda hal nya dengan Meta, dia jadi patuh dan menuruti semua keinginan gadis itu karena tidak kuasa menolaknya. Theo jadi bingung dengan dirinya sendiri.

"Yaudah, kalo gak mau cium duluan gak papa. Sini nunduk, biar aku yang cium." Suara Meta kembali terdengar.

"Gak, gue pulang."

"HUWAAA! TOLONG AD---"

Theo membekap mulut Meta dengan telapak tangan. "Lo gila?"

"Iya! Kalo gak mau kasih aku cium. Aku teriakin kamu maling biar dihajar warga," sahut Meta sambil bersedekap dada.

Theo menggerakkan gigi. Dengan kesal, dia memegang leher Meta lalu menunduk untuk mencium bibir gadis itu sebelum berlalu pergi.

Meta menganga, dia memegang bibirnya dengan jantung berdebar.

"Yaampun, padahal 'kan tadinya mau minta cium di pipi. Eh malah dapat cium dibibir. Huwaaa asiiiik!" Meta berlari masuk kedalam rumah sambil memekik kegirangan.

❄️❄️❄️

Besoknya disekolah, Meta merengut karena Theo yang begitu cuek seolah kejadian tadi malam tidak terjadi.

Meta berlari menghampiri Theo yang sedang berbicara dengan seorang cewek yang tidak dia kenali. "Iyo, aku suka kamu," katanya langsung saat sampai didepan cowok berekspresi datar itu.

Theo meliriknya sekilas, lalu berlalu pergi membuat Meta mendengus. "Lo, jangan coba-coba deketin My Theo, ya!" Ancam Meta pada cewek yang tadi berbicara dengan Theo.

"Kita cuma bahas pelajaran, kok."

Meta mengibaskan rambut. "Bagus deh!" Lalu dia berlalu pergi untuk mengejar Theo

"IYO TUNGGUIN, JANGAN TINGGALIN AKU!" Seru Meta membuat beberapa para murid yang melewatinya menatap Meta heran.

"AW---Aduh!"

Pekikan Meta membuat Theo menghentikan langkah, dia menoleh kebelakang dan mendapati Meta sudah terduduk dilantai koridor yang kotor. Beberapa orang ingin menolongnya, tapi gadis itu menolah mentah mentah.

"Pokoknya aku mau ditolongin Iyo aja!"

"Stress nih cewek," cibir seorang cowok berseragam olahraga.

"LO YANG STRESS, DASAR KUTU MONYET! PERGI SANA GAK USAH CARI GARA-GARA SAMA TUAN PUTRI META!" Teriaknya membuat cowok tadi mengusap telinga sambil berlalu pergi.

METHEOWhere stories live. Discover now