❄️BAB 13❄️

2.9K 380 1K
                                    

Jangan lupa vote & komen disetiap paragraf, biar semangat('∩。• ᵕ •。∩')

Minta tandain kalo ada typo, ya!

❄️❄️❄️

"Oh... Jadi Reagan itu sahabat masa kecil lo?" Meta mengangguk-angguk setelah mendengar cerita Acha barusan. Kebetulan sekali mereka satu kelas, dan sepertinya akan menjadi teman akrab dalam waktu yang dekat.

"Ara takut sama Reagan, Soalnya pernah dipelototin gara-gara gak sengaja keinjak sepatunya." Ara menyeletuk sambil bergidik.

Meta dan Acha terkekeh. "Untung kaga di tendang si Reagan lo," gurau Meta membuat Ara mencebik.

"Eh, gue kebelet nih, mau ke toilet dulu," kata Meta tiba-tiba, yang diacungi jempol oleh Acha dan Ara.

"Gak ada yang mau temenin, nih?" Meta bertanya.

Acha menggaruk kepalanya. "Anu, Acha mau ke kantin dulu."

"Ara juga, laper soalnya," timpal Ara sambil menyengir.

Meta berdecak, dia berlalu pergi begitu saja karena sudah tidak tahan. Bukan tanpa alasan sih, kedua temannya tidak mau ikut, soalnya disekitar toilet itu sangat bau, Meta saja malas kalo tidak sedang kebelet seperti ini.

"EH---"

Seseorang menahan pinggang Meta yang hampir saja terjungkal karena tersandung bangku, sebab dia berjalan terburu-buru.

Meta melepaskan diri lalu menoleh, dia menyengir saat tahu orang yang menolongnya adalah Theo.

"Iyo." Meta menyapa.

Theo berbalik, mengabaikan sapaaan Meta.

"THEOOO!"

Teriakan bernada centil itu membuat Meta yang tadinya ingin kembali melangkah menuju toilet, mengurungkan niat. Dia melotot, saat melihat Theo dipepet ditembok dan dikerumuni oleh beberapa siswi yang sedang cari perhatian.

Meta terpaku beberapa saat, terus memperhatikan Theo yang hanya bisa bersandar pasrah pada tembok. Untuk kesekian kalinya, dia dibuat terpesona oleh ketampanan cowok itu. Rambutnya yang belah tengah, rahang yang tegas, alis tebal, hidung mancung, bibir seksi, dan---oke, berhenti. Cowok itu memang terlalu sempurna.

Meta menerjap dan menepuk-nepuk pipinya pelan. "Sadar, lo harus selamatin pangeran lo dari para hama, Met!"

"WOY PARA HAMA!" Teriak Meta sambil menghampiri Theo dan rombongan gadis yang menurutnya centil itu.

"Seenaknya ngatain orang, siapa lo?!" Seru gadis yang bernama tag Sasya.

"Meta, soon akan menjadi pacarnya Theo," sahut Meta sambil bersedekap dada.

"Dih? Theo, masa dia ngaku-ngaku mau jadi pacar kamu? Murahan banget gak sih?" Cibirnya sambil menyentuh lengan Theo yang segera ditepis oleh cowok itu.

Meta tersenyum miring. "Masa murahan teriak murahan," katanya sambil berdecih.

"Dih? Gak usah sok iye jadi cewek. Sama-sama fans Theo juga." Gadis berambut sebahu yang bernama tag Tata, mengangkat suara.

"Ya gimana gue mau gak so iye? Soalnya udah pernah kissing, cuddle, and sleep together bareng Theo. No karang-karang lho ini," celetuk Meta santai.

"Jelas-jelas ngarang itu mah, saking terobsesinya sama Theo lo jadi gila?" Sasya menunjuk wajah Meta kesal.

Meta mendengus, menepis tangan Sasya. "Kalo gak percaya, tanya aja sama Theo nya!" Serunya sebelum berlari pergi karena sudah sangat kebelet.

METHEOWhere stories live. Discover now