❄️BAB 7❄️

2.3K 352 630
                                    

Jangan lupa vote & komen disetiap paragraf, biar semangat('∩。• ᵕ •。∩')

Minta tandain kalo ada typo, ya!
❄️❄️❄️

Meta merenggangkan tangannya yang terasa pegal, dia ketiduran dikelas sehingga tidak terasa guru kimia yang suaranya sangat pelan hingga membuat dirinya mengantuk sampai ketiduran itu keluar kelas.

Untungnya Meta duduk dibangku paling pojok. Kalau tidak, pasti dia sudah ketahuan dan akan kena hukuman seperti berjemur dilapangan, contohnya.

"Meta! Ayo ke kantin. Cacing-cacing diperut Ara lagi demo dan memberontak sehingga menimbulkan bunyi yang mirip seperti kentut!" Ara tiba-tiba datang entah dari mana dan menyerocos didepan wajah Meta membuat ludahnya terciprat kemana-mana.

"Astaga, berisik Ra!" Erang Meta sambil mendorong wajah Ara menjauh.

Ara mencebik. "Ayo... Ara laper banget," rengeknya sambil memaksa Meta yang sudah berdiri untuk berjalan menuju kantin.

Meta mendengus. "Iya, iya. Tapi gak usah diseret juga guenya." Sambil melepaskan cekalan tangan Ara dilengannya.

Ara menyengir. "Emang Meta gak laper apa?" Tanyanya sambil terus berjalan.

Meta menjawab. "Laper, sih."

"Nah, jadi Meta gak boleh kesel sama Ara. Kan tindakan yang Ara lakuin itu benar!" Serunya berbangga diri.

Meta hanya mencibir menanggapinya. Saat sudah sampai dikantin, keduanya mengambil tempat duduk seperti biasa lalu memesan nasi goreng langganan.

Meta dengan malas melihat sekitar, lalu matanya langsung membola ketika melihat Theo makan berdua dengan seorang gadis tidak jauh dari tempatnya duduk.

Dengan cepat, Meta bangkit dan melangkah menghampiri Theo mengabaikan Ara yang teriak-teriak memanggil dirinya.

"Theo, ngapain kamu makan berduaan sama cewek? Mana teman-teman kamu yang biasanya?!" Cerocos Meta sambil menatap bengis gadis yang satu meja bersama Theo.

Theo melepaskan garpu dan sendok yang dari tadi dia pegang untuk memakan mie, kemudian mengangkat kepalanya menatap Meta dengan tatapan datar.

"Urusannya sama lo, apa?"

Meta merengut, dia memilih untuk mengabaikan perkataan nyelekit Theo dan mengalihkan perhatiannya pada gadis yang dari tadi diam memerhatikan.

Meta menyipitkan mata. "Siapa lo?" Tanyanya pada gadis itu.

"Aku Rain, teman sekelasnya Theo. Tadi kita lagi kerja kelompok diperpus, jadi sekalian makan bareng deh." Rain menjawab sopan dengan suaranya yang amat lembut.

"Yakin, lo gak naksir gebetan gue yang gantengnya kebangetan ini?"

Rain tersenyum kikuk. "Enggak kok," kawannya yang menurut Meta... Seperti ragu.

Meta melirik Theo yang kini melanjutkan makannya dengan tenang, dia duduk begitu saja dibangku yang kosong tanpa meminta izin.

"Jadi, boleh lo pindah meja? Gue mau makan berdua sama Iyo," ketus Meta. Dia sudah seperti gadis jahat yang suka membully orang saja. Padahal bukan begitu maksud Meta, dia begini karena tidak ingin Theo kepincut dengan gadis lain, apalagi Rain sangat cantik dan anggun. Idaman semua cowok sekali.

Setelah diam beberapa menit, Rain menjawab. "Aku habisin makanan aku dulu ya, baru balik ke kelas."

Meta mendengus. "Gue kan suruh lo buat pindah meja, bukan balik kelas. So, bawa dan habisin makanan lo dimeja yang kosong masih banyak noh."

METHEODove le storie prendono vita. Scoprilo ora