MOIRA || SAWAMURA DAICHI

145 23 2
                                    

Moira (n.)
One's fate or destiny.

---

Where your husband tought your son how to treat woman.

---

"Hmm.."

Y/n mengernyitkan alisnya. Si perempuan yang terbangun dari tidurnya karena sinar matahari yang masuk ke dalam kamarnya meraba ke sebelah kanannya. Dimana seharusnya sang suami berbaring dan tidur bersamanya.

"Dai?"

Kasurnya sudah cukup dingin. Daichi sudah lama bangkit dari kasur. Y/n merasa itu hal aneh, karena ini adalah hari libur, yang sangat jarang Daichi dapatkan mengingat pekerjaannya yang sangat menyita waktu luangnya.

"Hh.. too early."

Si perempuan bangkit dari tidurnya. Meraih jepit rambutnya untuk menata rambut panjangnya ke messy bun. Baru saja ia akan bangkit dari kasur, Y/n mendengar langkah kaki cepat berlari ke arah kamarnya. Pintu kamarnya terbuka perlahan sebelum sebuah kepala kecil menyembul dari celah pintu.

"Mama?"

"Hiro."

Hiroshi, 5 tahun, tersenyum lebar mendengar suara lembut sang ibu sebelum membuka pintu lebih lebar dan berlari ke arah sang ibu.

"Morning, mama."

Y/n terkekeh melihat putranya dengan susah payah naik ke kasurnya sebelum mendaratkan kecupan di pipinya.

"Morning, baby. Dimana papa?"

Hiroshi terkikik saat sang mama menghujani wajahnya dengan ratusan kecupan. Si bocah menunjuk ke luar kamar karena tak bisa menjawab pertanyaan sang mama.

"Hm? Papa tidak dapat morning kiss?"

Y/n menoleh ke arah suara berat suaminya yang baru saja memasuki kamar mereka. Pandangan si perempuan melembut melihat Daichi, masih dalam balutan piyama, membawa nampan berisi sandwich untuk mereka bertiga.

"Papa lama. Hiro cium mama duluan hihi."

Daichi tersenyum lembut melihat kedua orang tercintanya berinteraksi. Si laki-laki terkekeh seraya meletakkan nampan yang dibawanya di meja samping kasur sebelum menaiki kasur empuk tersebut.

"C'mere, love."

Y/n merentangkan tangannya ke arah sang suami yang langsung menyapunya ke dalam pelukan hangat. Daichi mendaratkan kecupan lembut di dahi dan hidung sang istri.

"Selamat pagi."

"Pagi~ Kenapa tidak membangunkanku? Harusnya kau istirahat di hari libur."

Y/n dengan lembut merapihkan rambut gelap Daichi membuat si laki-laki meleleh dalam sentuhannya.

"Mmm.. kau lupa ini hari apa?"

"Huh?"

Y/n mengangkat alisnya. Wajahnya dipenuhi raut kekhawatiran. Khawatir ia melupakan hari yang penting bagi suaminya atau putranya.

"Apa aku melupakan sesuatu??"

Daichi menggenggam tangan sang istri sebelum melemparkan tatapan penuh arti pada Hiro. Si bocah terekeh sebelum melompat turun dari ranjang orang tuanya dan berlari keluar dari kamar utama itu.

"Dai.. beritahu aku. Apa akau melupakan sesuatu? Apa kita ada janji hari ini?"

"Ini hari spesialmu, sayang."

Haikyuu × Reader || Drabble & OneshotWhere stories live. Discover now