Kaeya Alberich

4.6K 285 31
                                    

Spesial Chapter
||Menginap||

Warning!
18+ to 21+?
Hardcore, Intersex, Rape-ish, mpreg?
Kaeya has a Vagina
Kalo gak suka intersex, gak usah baca ya, nanti jadi geli geli mehoy

~∆•∆~

"Tuan Kaeya, terimakasih sudah mengijanku menginap" (M/n) tersenyum sambil mengerinkan rambutnya yang semi basah karena handuk.

"Fufu, kau tidak perlu seperti itu. memasuki rumahku tanpa ijinpun, jika itu kamu...aku sama sekali tidak keberatan~" Kaeya terkekeh, melakukan kebiasaannya untuk merayu remaja di depannya. Kaeya semakin senang ketika melihat wajah memerah bocah itu, aha, imutnya.

"Mana boleh begitu..." (M/n) menggelengkan kepalanya kecil. Menatap ke luar jendela rumah Kaeya, (M/n) bisa melihat langit yang semakin gelap dan badai hujan yang kencang.

"Kau mengkhawatirkan sesuatu (M/n)" Kaeya berdiri di samping (M/n) yang terdiam menatap ke jendela. melihat raut tenang remaja di sampingnya, Kaeya jadi gemas sendiri.

"Tidak, tidak juga. Hanya memikirkan Diona, dia pulang ke Springvale tadi siang. Dia baik-baik saja kan?" Entah ke siapa dia bertanya, (M/n) menatap ke jendela lebih intens. Dia ingin keluar dan mengecek Diona, tapi tidak bisa. Semua gerbang dan pintu masuk Mondo sudah di tutup. Untuk terbang juga mustahil.

"Tentunya dia sudah sampai di rumahnya. Ini sudah mendekati jam malam, sudah berapa jam semenjak Diona pulang ke rumahnya?" Kaeya terkekeh, selalu di buat gemas dengan tingkah (M/n). Yang terkadang bisa sangat dewasa dan selang beberapa menit menjadi kekanakan.

"Aku harap begitu-geh, Tuan Kaeya-" (M/n) langsung memalingkan wajahnya ketika hanya melihat Kaeya yang berdiri di sampingnya. wajahnya memerah padam melihat Kaeya yang hanya mengenakan handuk yang melilit pinggang.

"Kenapa...ada yang salah dengan ini, oooh atau kau ingin aku melepas handuk yang aku pakai, hmm~?" Kaeya menyeringai sambil memeluk lengan (M/n) yang semakin menegang.

"Tidak, jangan!" (M/n) menggelengkan kepalanya kuat. Menolak saran gila yang keluar dari bibir menggoda Kaeya.

"Ahaha, betapa menggemaskannya dirimu hmm~" Gemas, Kaeya akhirnya memberanikan dirinya mencubit pipi (M/n) dengan sedikit kekuatan.

"Adu-duh...Tuan Kaeya..." (M/n) merengek kecil dengan mata tertutup. Merasakan pipinya nyeri karena di cubit. (M/n) memegang tangan Kaeya yang berada di pipinya.

"Tolong berhenti, pipiku mulai sakit" Membuka matanya, (M/n) di buat kaget dengan pemandangan Kaeya yang memerah. Cantik....

"Tuan Kaeya?" Kaeya yang melamun menatap wajah (M/n) tersentak kaget. Berdehem, dia mulai berjalan ke kamar mandi dengan panik.

"Aku...aku akan mandi dulu, kau bisa menghangatkan dirimu dengan membuat minuman hangat atau apapun!" Kaeya, yang merasakan jantungnya berdetak kencang. Langsung menutup pintu kamar mandi tanpa melihat ke belakang.

"...bukannya seharusnya dia membiarkan tamu yang menggunakan kamar mandi terlebih dulu?" (M/n) bergumam pelan, tapi dia juga tidak mempermasalahkan hal itu. Toh, ini membuatnya bisa berkeliling rumah Kaeya.

Berkeliling, (M/n) tentunya kagum dengan rumah Kaeya. Yang jelas, rumah ini simple dan sederhana. Sangat berbanding terbalik dengan sifat eksentrik Kaeya ketika bertugas. Tapi, (M/n) juga paham. Toh yang tinggal di sinikan juga laki-laki dewasa. Tapi ada kemungkinan juga laki-laki dewasa memiliki kamar yang ramai. (M/n) tidak akan menilai, selama ada kasur yang nyaman untuk di tiduri, dia tidak akan mengeluh sama sekali.

A God? ||Genshin x M.Reader||Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ