03. Menikahlah denganku

39 10 4
                                    

    Lagaknya atmosfer yang menyelubungi terasa begitu tegang, sedikitpun Seokjin kepayahan untuk memandang wajah serius yang tampil dihadapannya. Kedua matanya sontak terpejam manakala pening kembali menyergap dirinya. Seokjin tidak tau mengapa ia bisa terseret dalam situasi ini. Apa yang dikatakan sang Ayah di menit lalu sangatlah mengejutkannya. Maka ia pun mau tak mau harus terlibat untuk menegaskan ketidaksetujuannya atas putusan Ayahnya mengenai; dirinya yang harus menikahi Ae-ri.

"Nak, cobalah mengerti mengapa kamu harus menggantikan adikmu!" ucap Kim Won Hee pada sang putra yang enggan paham dengan perkataanya meski ia berusaha untuk membuat Seokjin setuju.

Sementara Seokjin kewalahan untuk terus menolak, emosi miliknya ia coba untuk ditahan agar tetap tenang menanggapi Ayahnya. "Ayah. Tidak mungkin bagiku untuk menikahi Ae-ri!"

"Ini demi yang terbaik Seokjin. Hanya ini jalan satu-satunya."

"Sungguh! Ayah. Aku tidak bisa."

"Mengapa begitu Seokjin? Bukankah kamu telah mengetahui jika pernikahan ini hanyalah sementara. Ketika Jungkook telah sadar maka kamu juga bisa terbebas." jelas Won Hee.

"Tentu saja aku tau. Tetapi apakah tepat jika aku melakukannya? Kurasa Ayah keliru tentang hal ini. Karena bagiku pernikahan tidak bisa terjadi begitu saja ... ingatlah bahwa ini adalah ikatan sakral dan bukan main-main."

"Pernikahan ini harus terjadi, Jin."

Dada Seokjin kembang kempis, nyaris saja dirinya akan menaikkan nada suaranya, kendati tertahan sebab mengetahui jika disini masih ada orang tua Ae-ri yang ikut dalam adu argumen. Bagaimanapun ia lebih muda diantara mereka. Seokjin harus tetap menjaga sikapnya.

Sedangkan di tengah sengitnya debat antara keduanya, terlihat Min Hyuk merendahkan kepalanya---jelas tersirat jika dia sesungguhnya tidak menyukai perdebatan yang tercipta. Pada posisinya, Min Hyuk merasa dirinya membuat celah bagi mereka. Dia tidak pernah sekalipun melihat Seokjin menajamkan pandangan pada Won Hee. Biasanya pemuda itu memandang Ayahnya dengan tatapan lembut dan penuh ketenangan seperti air. Tetapi lain dengan yang sekarang.

Maka Min Hyuk memutuskan untuk menghentikan perdebatan ini. Dia tidak ingin menjadi alasan kerenggangan hubungan antara Ayah dan anak. Segera Min Hyuk mendekat, tangannya terulur pada bahu sahabatnya itu guna mendapatkan atensi.

"Mari kita hentikan saja Hee--ya. Keputusan Seokjin adalah miliknya sebab dialah pemegang kendali atas hidupnya. Kita tidak bisa memaksakannya lebih dari ini."

"Tidak bisa Hyuk. Seokjin harus menikahi Ae-ri!"

Min Hyuk membuang nafas lelah, "Kamu tidak perlu sampai seperti ini, Hee--ya."

"Lantas apa kamu mempunyai solusi lain?" Won Hee menatap lurus sahabatnya yang seketika terdiam. Guratan lelah yang menghiasi wajah Min Hyuk membuat dirinya merasa prihatin. Bagaimana bisa dia membiarkan Ae-ri begitu saja? Jelas sekali Min Hyuk pun begitu putus asa akan nasib putrinya itu.

Won Hee terlampau paham tentang Min Hyuk. Seorang Ayah tidak mungkin bisa melihat putrinya hancur ditinggalkan oleh harapan kosong. Mengingat kondisi Jungkook yang tidak bisa diprediksi. Bahkan Won Hee tidak bisa membayangkan akan kemungkinan terburuk, juga cercaan yang akan diterima oleh Ae-ri di sepanjang hidupnya. Karena stigma buruk dari luar tentang seorang perempuan yang gagal menikah.

Kini Won Hee meraih lengan sahabatnya itu, menyalurkan hangat serta menaruh perhatian penuh dengan tatapan lembut.

"Mungkin kita mempunyai kekhawatiran yang sama; tentang pernikahan ini, lalu bagaimana reputasi keluarga ataupun cercaan kepada Ae-ri sebagai korban."

Hening masih menyapa. Lantas Won Hee melanjutkan,

"----Bukankah kamu mengkhawatirkan Ae-ri? Kamu takut jika nanti kemungkinan terburuk menimpa kondisi Jungkook lalu tentang apa yang akan terjadi setelahnya putrimu jika benar-benar ditinggalkan oleh Jungkook." tuturnya.

Endings, Beginnings.Where stories live. Discover now