08. Ramen dan Malam

40 8 4
                                    

Dahulu Ae-ri sempat mengatakan bahwa hidupnya itu sangatlah tidak keren. Isi ceritanya sangat lurus sekali, begitu-begitu saja, tidak berkelok-kelok. Tidak ada tantangan sama sekali. Kadangkala dirinya pikir Tuhan terlalu memanjakan Ae-ri. Entah karena gadis itu selalu tidak neko-neko ataukah memang perangainya yang tidak terlalu buruk. Tetapi serius, hidupnya memang begitu. Tatkala Ae-ri kecil lahir lalu membuka mata---dunia benar-benar luar biasa. Hidupnya bahagia. Mendapatkan kasih sayang tiada tara yang tercurah gratis dari sang orang tua. Kemudian segi materi yang tiada habisnya; seolah memang diciptakan untuk memanjakan dirinya. Lalu prestasi akademik dan non akademik masa-masa sekolah juga acap kali dipandang orang lain dengan decak iri sekaligus kagum. Pun paras yang sangat mendukung dalam tanda kutip---bukan sombong kendati sudah banyak mulut yang berkata demikian.

Tidak berhenti juga di situ, lingkup pertemanan dirinya juga dikeliling oleh sahabat-sahabat yang tidak pernah bermuka dua---tulus dan tidak ditutup-tutupi oleh topeng atau barangkali ia tidak terlibat masalah internal yang mengakibatkan cekcok lantas berujung lemparan kebencian. Bisa pula begitu. Tetapi ia pikir kehidupan asmaranya juga tidak buruk-buruk juga. Meskipun manusia pertama yang singgah memenuhi hatinya memang Jungkook seorang saja, atau barangkali hingga kini. Pun hal tersebut juga berjalan dengan baik tanpa kendala yang serius. Sampai-sampai ia tidak percaya akan perihal pepatah yang mengatakan; Roda Kehidupan berputar sehingga pastilah menemui bagiannya masing-masing yang telah ditentukan.

Ae-ri pikir hidupnya tidak begitu.

Ae-ri menikmati saat-saat hatinya dipenuhi afeksi menyenangkan yang memenuhi dirinya begitu menjalar hangat hingga rasanya tidak ingin diusir olehnya. Pikirnya kehidupannya tidak begitu. Ae-ri terlalu menyukai hidupnya yang tidak keren; tidak ada adrenalin sama sekali.

Kendati kembali ke atas mengenai cerita si Roda Kehidupan---yang tidak dapat ditampik oleh Ae-ri sekalipun dirinya berpikir sebaliknya. Sebab perputaran hidup itu benar adanya---meskipun bukan menyangkut perihal masalah materi pun ekonomi yang kadangkala disangkutkan. Mungkin takdir memang tidak sesimpel itu untuk ditebak oleh seorang Ae-ri yang begitu tidak punya kuasa akan semesta.

Posisinya yang meninggi di atas itu membutakan dirinya akan persepsi buruk mengenai kesedihan yang larut-larut. Sebab ia pikir itu hanya problematika seseorang yang tidak becus saja membenahi kehidupannya sampai hanya bisa bercucur air mata. Namun kini, Ae-ri seakan ditampar ratusan kali manakala posisi dirinya yang jatuh tersungkur dalam sekali gerakan akibat ulah si takdir sendiri. Mungkin dirinya sedang diolok-olok oleh semesta sebab rasa pongahnya itu.

Lantas akhirnya kini Ae-ri belum sembuh dari keterkejutan tatkala hidupnya terbalik begitu mudah. Kini senyumnya tidak mampir sesering dahulu. Perasaan sedih yang tidak mau berdamai membuat tubuhnya lelah. Meratapi nasib yang menimpa kekasihnya itu terasa tidaklah adil. Berpikir-pikir sebetulnya apa kesalahannya hingga Tuhan menghukum Ae-ri dengan kesedihan yang tiba-tiba.

Kondisi Jungkook yang tidak kunjung menunjukan tanda-tanda sembuh membikin roman Ae-ri tidak kunjung dihinggapi rasa senang. Meskipun dirinya mengatakan kalau perasaannya sudah lebih baik kendati tidak bohong, kecemasan itu tetaplah ada. Karena koma, bukanlah kondisi sepele; Jungkook ditengah garis hidup dan mati. Dan Ae-ri tidak ingin pikiran negatif itu tandang di benaknya.

Ae-ri menghela napas tatkala mendapati jarum pendek pada jam dinding menunjukkan pukul delapan. Sebentar lagi Seokjin akan datang menjemput pulang---yang pasti dibarengi oleh kehadiran Ibu yang akan menggantikan tugas jaga malam. Sebetulnya sekarang, tugas jaga memakai shift atas saran dari Ayah sebab awalnya hanya Ae-ri saja dan Ibu yang menjaga Jungkook, tetapi Ayah nampaknya khawatir jika keduanya tidak punya waktu sendiri untuk istirahat. Mengingat waktu yang terbuang tidaklah sedikit. Jadilah sekarang Ae-ri mendapat bagian jaga pada siang hari sedangkan Ibu di malam hari. Dirinya sempat menawar ingin malam hari saja sebab tidak tega jika Ibu berjaga. Namun, Ibu bilang tidak masalah sebab memang tidak ingin memberatkan Ae-ri. Katanya begini; "Tidak masalah, Sayang. Nanti kalau Ibu lelah, 'kan bisa tidur saja. Di sini juga ada ranjang lain."

Endings, Beginnings.Where stories live. Discover now