- Lima -

17K 1.8K 11
                                    

Hari keenam dan Jaemin sudah melewati masa heat-nya kemarin. Biasanya ia akan memerlukan paling cepat tujuh hari, tapi kali ini ia hanya memerlukan waktu lima hari. Aroma tubuhnya juga sudah tidak sekuat kemarin-kemarin, aroma lavender itu kini hanya tercium tipis dan samar.

"Apa yang biasa Jaemin lakukan ketika bosan seperti ini?" tanyanya kepada Renjun yang kini sedang memasukkan pakaian ke dalam lemari Jaemin.

"Membaca buku, Jaemin biasanya pergi ke perpustakaan dan membaca buku seharian di sana."

Jaemin mendengus kecil, membayangkannya saja membuatnya bosan sekali. Ia menatap keluar jendelanya yang terbuka kecil, kamarnya berhadapan langsung dengan kebun apel dan juga jeruk. Namun sayang, pohon-pohon itu belum mulai menghasilkan buah kali ini, masih jauh dari masa panen.

"Apa kita bisa bermain bersama Haechan? Atau Yongbok? Aku juga tidak melihat Shotaro akhir-akhir ini, apa kita tidak tinggal bersama? Aku ingin keluar, Renjun!"

Helaan napas kasa keluar dari mulut pelayannya itu. "Pangeran Haechan masih berbulan madu, sebentar lagi juga kau akan bertemu dengannya. Beberapa hari lagi kita akan berangkat ke Kerajaan Callidus, mereka juga mengadakan perayaan untuk pernikahan pangeran mereka. Pangeran Yongbok masih dihukum oleh ibunya, karena ia berbuat ulah di pesta kemarin. Kau tak tahu kan, kalau ia bertengkar dengan salah satu putri bangsawan Kerajaan Forte?"

"Hah? Kenapa mereka bisa bertengkar?"

"Kau tahu, Pangeran Yongbok sedang mendekati pengawal Pangeran Hendery dan putri bangsawan itu juga ingin mendekati lelaki itu. Makanya, Pangeran Yongbok tidak suka dengan putri bangsawan tersebut."

"Kenapa aku tidak tahu tentang hal ini?"

"Kau sedang hilang ingatan, Pangeran Jaemin! Lagipula, yang memulai dan mengajari Pangeran Yongbok berbuat seperti itu adalah kau dan Pangeran Haechan. Kalian lah yang menyuruh Pangeran Yongbok untuk memberi pelajaran ke putri bangsawan tersebut. Beruntung kau sedang hilang ingatan, jadi Ratu Silah tidak mempermasalahkanmu."

Jaemin mengerjap bingung, ternyata dirinya bisa semenyebalkan seperti itu. Ia tidak bisa membayangkan, dirinya, Haechan, dan Yongbok mengatur strategi untuk menyepak seorang putri bangsawan.

"Apa nanti Jeno juga akan datang?"

"Waw, sepertinya kau sudah menaruh hati kepada Pangeran Kedua? Aku masih ingat, dirimu selalu bertengkar dengannya, bahkan ketika orang tua kalian mengumumkan pertunangan kalian, kau benar-benar marah saat itu, makanya kau ada di pinggir danau bersama dengan Pangeran Haechan."

"Apa dia semenyebalkan itu, sampai Jaemin ini kesal padanya?" katanya sambil menunjuk dirinya sendiri.

Renjun menggeleng pelan sambil tersenyum. "Kalian berdua sama-sama menyebalkan. Pangeran Jeno tidak kesal padamu, ia hanya senang melihatmu kesal. Aku pernah dengar dari pengawalnya, kalau ia menyukai wajah kesalmu. Aneh memang, bisa-bisanya ia menyukai wajah judesmu."

Jaemin terdiam sejenak, menghela napasnya lagi dan menatap keluar jendela kecilnya.

"Apa kita tidak bisa keluar, Renjun?"

"Kau mau ke kebun?"

Jaemin menggeleng. "Keluar kerajaan maksudku. Aku dengar, ada pasar di dekat pintu gerbang? Aku mau lihat."

***

Maka, di sinilah mereka berdua, berjalan riang di sepanjang pasar yang menjual sayur mayur, daging, peralatan memasak, pakaian, serta barang-barang yang Jaemin tidak tahu. Mereka berdua keluar dari istana secara diam-diam, lewat halaman samping yang ternyata ada lubang kecil di tembok pembatasnya. Lubang kecil itu ditutup sedemikian rupa dengan papan-papan dan juga pot tanaman. Ternyata itu adalah tempat yang sebenarnya hanya diketahui oleh beberapa pelayan, termasuk Renjun.

Descendants De La Lune || Nomin [Omegaverse] ✔️Where stories live. Discover now