- Dua Puluh Delapan - (FIN)

8K 547 61
                                    

"Pangeran Jaemin."

Na Jaemin tersenyum dan mendekat ke arahnya.

"Maaf kau lama menungguku. Maaf juga aku menyakitimu dengan dirimu terbunuh kemarin, karena itu satu-satunya cara agar aku bisa memakai kekuatan dari Diadem Vermell itu."

"Tak apa, yang penting aku senang kau masih hidup."

"Ngomong-ngomong, mana Moon Goddess yang menyebalkan itu? Mengapa kau ditinggal sendirian di sini?"

"Aku di sini!" Terdengar suara seorang wanita di belakang mereka. "Tidak bisakah kau menghormatiku, Pangeran Jaemin?"

Na Jaemin mencibirkan bibirnya, lalu tersenyum dan berjalan mendekati Moon Goddess, diikuti oleh Jaemin di belakangnya.

"Aku tidak ingin berlama-lama di sini, sepertinya kita harus cepat menyelesaikan permasalahan ini. Antara aku dan dia." Na Jaemin menunjuk Jaemin yang ada di sebelahnya.

"Oke. Jaemin, aku memberikan dua pilihan, kau ingin tetap berada di dunia ABO dan menjadi Na Jaemin atau kembali ke duniamu menjadi seorang Jaemin?"

Ada hening di antara mereka, Moon Goddess an Na Jaemin membirikan Jaemin untuk berpikir sejenak.

"Mungkin aku akan memberi tahumu sesuatu. Kau masih hidup di duniamu, memang waktu itu kau terjun dari jembatan, tapi kau selamat. Berterima kasihlah pada temanmu Huang Renjun itu."

"Huang Renjun menyelamatkanku?"

Na Jaemin mengangguk. "Kepala pantimu sudah kujebloskan ke penjara dan mendapatkan hukuman berat, meski ia keluar nanti, ia tidak akan mampu untuk mendekatimu. Apalagi, kini kau sudah mempunyai orang-orang yang siap sedia melindungimu."

"Ada yang melindungiku?" tanyanya bingung, apalagi yang ia tahu, hidupnya penuh dengan kesendirian. Dirinya dirundung di sekolah saja, tidak ada satu pun yang berani membelanya, bahkan guru pun tidak bisa.

Na Jaemin mengangguk lagi. "Huang  Renjun dan Lee Donghyuk kini menjadi temanmu. Tidak di duniaku dan di duniamu, aku bertemu dengan dua orang itu. Menyebalkan." Na Jaemin menghela napasnya. "Dan satu lagi, Lee Jeno."

Tubuh Jaemin sedikit menegang, ketika mendengar nama yang disebut Na Jaemin barusan. Apalagi, laki-laki itu yang menjadi salah satu penyebab dirinya dirundung.

"Meski wajah mereka mirip, tapi sifatnya benar-benar berbeda. Cintamu tak bertepuk sebelah tangan, Jaemin."

Jaemin tersenyum kecil. "Kau menyukainya?"

"Tidak ada yang bisa menghindar dari pesonanya, asal kau tahu itu!"

"Kalau kau, lebih memilih untuk tinggal di mana, Pangeran Jaemin?"

"Aku tidak masalah ada di mana saja, toh aku tetap bisa beradaptasi. Namun, kalau aku memilih tinggal di duniamu, artinya aku harus siap berpisah dengan orang tuaku, tapi aku juga tak mempermasalahkan hal tersebut. Aku suka kebebasan."

Jaemin tersenyum dan sudah yakin dengan pilihannya kini.

"Aku memilih hidup di dunia ..."



***



"Selamat pagi, Renjun," sapa Jaemin ketika ia terbangun dari tidurnya dan mendapati pelayannya itu tengah mempersiapkan baju untuknya.

"Kau sudah bangun, Pangeran Jaemin? Apa tidurmu nyenyak?"

"Aku tidak pernah tertidur senyenyak ini. Sepertinya hari ini akan cerah, bagaimana kalau kita piknik di kebun belakang? Ajak Haechan juga."

Descendants De La Lune || Nomin [Omegaverse] ✔️Where stories live. Discover now