- Dua Puluh -

6.3K 652 27
                                    

"Hyung, dia yang menculikku!"

Jaemin terdiam menatap Jeongin tak percaya. Omega itu hanya memiringkan kepalanya dan menatap ke arah kakak beradik itu.

"Ada apa, Pangeran Jaemin?"

Jaemin menarik tubuh Shotaro untuk berlindung di belakangnya, berusaha untuk menjauhkan adiknya dari 'orang yang dibilang adalah penculiknya'.

"Kau dengar apa kata adikku tadi. Bagaimana kau menjelaskannya kepadaku, Yang Jeongin?"

Jeongin tersenyum miring. "Apa kau percaya dengan perkataannya? Adikmu pingsan selama dibawa ke sini. Kau yakin, aku yang menculikmu?" tanya Jeongin sambil menunjuk dirinya sendiri.

Ditatap seperti itu, Shotaro semakin mendekatkan dirinya pada Jaemin. Menurutnya, wajah manis Jeongin sangatlah seram.

"M-meski aku masih setengah s-sadar, a-aku masih ingat senyum itu!" Shotaro tergugu pelan, tapi masih terdengar oleh kedua lainnya. Jarinya menunjuk tepat pada diri Jeongin.

"Jeongin, siapa kau sebenarnya?"

"Aku?" Jeongin menunjuk dirinya sendiri, ia berjalan pelan mendekati kedua kakak beradik yang kini mulai berjalan mundur. "Seperti kata adikmu, aku memang yang menculik dirinya."

"Jadi, kau Tuan Besar yang mereka bicarakan tadi?"

Jeongin tersenyum lagi. "Menurutmu?" Langkahnya tidak berhenti menuju Jaemin yang masih terus berjalan mundur, menjauh dari Jeongin.

"Apa maumu?"

"Benda di tanganmu itu, kau pasti tahu mengapa kami mengincar benda itu, Jaemin. Bukankah Moon Goddess-mu itu sudah memberi tahu tentang diadem itu? Oh ya, kemana perginya wanita itu? Bukannya tadi dia ada di sini?"

Jaemin semakin menyembunyikan diadem yang ia temui tadi. "Hyung, aku takut." Shotaro berbisik pelan, sepertinya dirinya akan mulai menangis sekarang.

SRREEETTT

Tiba-tiba Jeongin berjalan cepat dan dirinya kini berada di hadapan Jaemin, mengunci omega tersebut sampai tubuhnya menghantam pohon besar di belakangnya. Mengakibatkan Shotaro terpental akibat aksi dari Jeongin tersebut.

"Ayo, keluarkan kekuatanmu sekarang, Pangeran Jaemin! Oh, apakah aku harus mulai memanggilmu... Luna?" tantang Jeongin dengan tatapan meremehkan.

Ia menutup matanya sejenak, kemudian membuka matanya dan iris matanya sudah berubah warna kembali menjadi putih. Jeongin malah tertawa melihat Jaemin yang kini sudah berubah, tidak merasa gentar sedikit pun, seakan-akan tidak merasa takut dengan apa yang akan Jaemin lakukan pada dirinya.

"Ingat, meski kau Luna, kau tidak akan bisa menyentuhku, Na Jaemin!"

Jaemin mendorong tubuh Jeongin, sampai-sampai omega itu terpental beberapa meter dari tempat awal mereka. 

Jeongin bangkit dari jatuhnya, ia tertawa kencang. "Aku tidak tahu, kalau kalian terlalu bodoh. Bisa-bisanya memasukkan aku ke dalam kelompok kalian dan tidak ada satu pun yang menyadari kalau aku bukanlah bagian dari kalian."

Jeongin memutar-mutar jarinya dan kemudian ada pusaran angin kecil di ujung jarinya. "Kalau kau mengira aku omega, itu benar, tapi yang harus kau tahu adalah aku juga seorang penyihir seperti mereka."

Ia mengacungkan jarinya ke arah Jaemin, dengan sekali goyangan jarinya, Jaemin terhepas ke arah kanan dan terjatuh ke tanah.

Dengan menatap penuh amarah, Jaemin bangkit dan mulai menggerakkan tangannya, di bawah telapak tangannya, kini terangkat batu-batu kecil yang bercampur dengan tanah, lalu ia langsung mengarahkan semuanya ke arah Jeongin, yang kini berhasil menghempaskan serangan dari Jaemin.

Descendants De La Lune || Nomin [Omegaverse] ✔️Where stories live. Discover now