- Tiga Belas -

12.1K 1K 45
                                    

Matahari sudah meninggi, tapi hal itu tidak mengusik keberadaan dua insan yang kini tengah berbagi ranjang dan juga berbagi selimut.

Jaemin sampai tidak ingat, kapan terakhir dirinya benar-benar menutup mata untuk beristirahat. Karena seingatnya, ayam telah berkokok, tapi kegiatan dirinya dan Jeno masih terus berlanjut.

Omega itu masih tidur bergelung dengan tangan Jeno yang masih melingkar di perutnya. Kepala alpha itu kini tengah mendusal di bahu mulus Jaemin, membuat tidurnya sedikit terusik.

"Aku masih mau tidur!" erang Jaemin ketika merasa Jeno mulai mengecup kembali bahu dan lehernya.

Kekehan dari mulut Jeno yang masih menempel pada kulit Jaemin, membuat Jaemin sedikit kegelian. Ingin rasanya ia melempar alpha itu ke dalam sungai.

"Aku akan mengantarmu nanti ke istana dan meminta maaf pada ayah ibumu, karena telah melanggar kepercayaan mereka." Jeno mengecup lagi pundak kekasihnya itu, mungkin mulai saat ini, pundak Jaemin adalah bagian kesukaannya.

Jaemin terkekeh geli. "Tenang saja, kau tidak akan dimarahi oleh ibu, tapi aku tidak tahu kalau ayah. Lagipula, memangnya rut-mu sudah selesai? Aku akan berada di sini sampai rut-mu selesai!" Jaemin mencebikkan bibirnya kesal, karena merasa dirinya tidak dibutuhkan lagi oleh Jeno.

"Kalau kau terus di sini, nanti heat-mu bisa terpancing, sayang. Makin lama kita berada di sini, makin marah ayahmu nanti!"

Jaemin membalikkan tubuhnya, menghadap ke dada telanjang Jeno. "Bukannya itu bagus?" tanya Jaemin sambil menusuk-nusuk dada bidang itu dengan jari mungilnya.

Jeno mendekap tubuh Jaemin dengan gemas. "Dan kau akan siap melihatku menerima hukuman dari ayahmu?"

Tinju kecil mendarat di dada alpha tersebut. "Ayolah Jeno! Kau sendiri yang bilang, kan, kalau rut hanya berlangsung selama tiga hari dan hari ini adalah hari keduamu. Jadi, besok adalah hari terakhirmu. Hanya satu hari saja! Aku mohon!" Jaemin mulai menggerakkan badannya sambil menatap Jeno dengan tatapan memohon.

Oh ayolah, saat ini mereka tidak memakai apa pun di balik selimut ini. Jangan sampai Jaemin membuat dirinya kehilangan kendali lagi seperti kemarin.

"Jaemin!" Jeno menghentikan pergerakan kaki Jaemin dengan mengunci menggunakan kakinya sendiri.

"Kenapa?" tanya Jaemin bingung, menampilkan wajah polosnya, membuat Jeno semakin ingin memakan kekasihnya saat itu juga.

"Ayo, lebih baik kau mandi dulu, lalu makan. Tadi Hyunjin dan Renjun sudah membawakan makanan dan baju ganti untuk kita!"

"Tapi aku tidak mau pulang sekarang!"

"Makan dulu, masalah pulang, kita bicarakan nanti lagi ya, sayang!" Jeno mengecup kening Jaemin, lalu membawa omega itu menuju kamar mandi, untuk membersihkan diri mereka.

Bedoa saja, semoga Jeno tidak kelepasan dan memakan Jaemin kembali.


***

Benar saja, Jaemin dan Jeno kembali keesokan harinya sewaktu Jeno telah selesai rut dan kini, mereka berdua berada di ruang kerja milik Yuta, berhadapan langsung dengan raja dan ratu Arroz.

Berbeda dengan Yuta, Winwin yang sedari tadi tersenyum jahil ke arah Jaemin, apalagi ketika ia melihat tanda-tanda kemerahan yang terlihat mengintip malu dari balik baju Jaemin. Yuta malah terlihat menatap Jeno tajam, sambil sedikit menggerutu dalam hatinya, bagaimana sang calon menantunya ini bisa-bisanya melanggar kesepakatan mereka untuk tidak menyentuh Jaemin lebih jauh.

Yuta sebenarnya tidak mempermasalahkan bila kedua orang itu untuk sekedar berciuman atau pun saling berpelukan. Namun, tidak dengan berhubungan badan, apalagi kini Yuta bisa mencium feromon Jeno yang telah bercampur dengan Jaemin. Mungkin Jeno memang telah menandai Jaemin, supaya tidak ada lagi alpha lainnya yang berani mendekati putranya itu.

Descendants De La Lune || Nomin [Omegaverse] ✔️Where stories live. Discover now