BAB 12

5 4 0
                                    

Dua hari kemudian, pagelaran dimulai.

Arkan yang kini menjabat sebagai ketua osis tengah sibuk mempersiapkan pentas, Reno yang kelimpungan karena membawa kostum untuk flash mob kelasnya, Mikaela yang sudah membawa kamera digital untuk mendokumentasi kegiatan pagelaran bersama Annelis yang sibuk membuat dekorasi panggung, Shalona yang sedang sibuk dengan riasan tari tradisionalnya, dan Carel? Tidak usah ditanya, lelaki itu hanya duduk manis di kursi penonton sebagai tim hore.

Jefri yang kini sedang duduk sambil memegang gitarnya itu, mati-matian menahan rasa mual, lemas, dan sekit perut yang menyerang secara bersamaan.

Jefri tidak tahu bahwa tampil di depan banyak orang akan sangat cemas seperti ini.

"Je, ayo siap-siap," sahut Mauro—vokalis kelasnya.

Jefri menelan saliva-nya.

Setiap kelas memiliki perwakilan untuk pentas masing-masing—kecuali seni teater dan drama musikal yang harus dilakukan sekelas.

Seharusnya yang mewakili kelas 11-IPS 3 adalah Fari sebagai gitaris, Mauro dan Hanessa sebagai vokalis, namun sekarang Jefri harus menggantikan Fari karena kecerobohan lelaki itu.

Tampilan pertama adalah kelas Arkan dan Annelis yaitu kelas 11-IPA 1, mereka menampilkan drama Romeo dan Juliet.

Tampilan kedua adalah kelas Reno dan Carel yaitu kelas 11-IPS 4, mereka menampilkan flash mob dengan lagu yang di-remix.

Dan seterusnya hingga tampilan kelima dari kelas Mikaela dan Shalona yaitu 11-IPA 2 yang menampilkan tari tradisional.

Jefri yang sedari tadi memainkan senar gitarnya semakin cemas karena setelah dua kelas lagi ia akan tampil.

Tampilan kelas Mikaela dan Shalona pun berakhir, kemudian Jefri melihat Shalona menghampiri dirinya.

"Semangat, Je, satu kelas lagi lu tampil kan," seru Shalona yang menepuk pundaknya sebelum pergi ke ruang ganti.

Beberapa saat kemudian suara speaker mengumumkan kelasnya untuk naik keatas panggung.

Jefri menarik nafas panjang, mengikuti Mauro dan Hanessa ke panggung, namun tiba-tiba saja ia merasa jaket kulitnya ditarik dari belakang.

Wajah Prianka yang penuh dengan riasan ada di hadapannya.

"Jefri, gw tau ini pertama kalinya lu tampil depan banyak orang, semoga sukses," Ujar gadis itu dengan senyuman.

Ya tuhan cantik sekali dia, batin Jefri. Namun dengan cepat mengalihkan pikirannya dan berkata, "lu juga semoga sukses drama musikalnya," ucap Jefri perlahan menggenggam erat tangan Prianka.

"Je, ayo. Malah mesra-mesraan lu," sahut Hanessa.

Jefri reflek melepaskan genggamannya dari gadis itu, kemudian berjalan keatas panggung. Saat berada di panggung tangannya gemetar hebat, namun karena kehadiran Mauro dan Hanessa ia sedikit tenang.

Kedua pasang kekasih itu kemudian memberinya aba-aba, Jefri mulai memetik senar gitarnya, mengikuti alur.

Jefri melihat perhatian para penonton dan guru tertuju kepada mereka bertiga, memang dari kelas yang sudah tampil kelasnyalah yang paling simple, dalam benaknya ia mulai merasa tidak percaya diri.

Kemudian mata Jefri tertuju kepada Hanessa dan Mauro bernyanyi, menghayati lagu yang mereka nyanyikan, mata mereka beradu dan tangan mereka saling terkait, alunan gitar Jefri yang menghiasi suasana di antara mereka berdua, ia tersenyum kecil.

Beberapa saat kemudian lagu mereka pun berakhir, mereka bertiga pun membungkuk secara bersamaan—memberi hormat.

Ketika Jefri turun dari panggung ia melihat Prianka dengan gaun yang cantik mengangkat kedua tangannya untuk tos, lalu Jefri menghampiri gadis itu menyatukan telapak tangan mereka.

"Gak seburuk yang dipikir kan?" Ledek gadis itu.

Jefri menghela nafas, tangan mereka masih menyatu. "Yah, lega sih akhirnya."

Prianka mangut-mangut. "Foto yuk, buat kenang-kenangan," ucap gadis itu tiba-tiba.

"Eh, bukanya abis kelas ini lu tampil, gak ada yang mau dipersiapin lagi?"

"Foto bentar doang elah."

Tanpa aba-aba Prianka menarik lengannya ke lorong dekat ruang ganti.

Gadis itu celingak-celinguk, lalu saat matanya melihat Pandu yang sedang sibuk dengan propertinya, langsung Prianka mengeluarkan ponselnya.

"Ndu, fotoin gw sama Jefri." Awalnya Pandu menolak karena ia masih mengurus properti. "Ya elah, nanti gw fotoin lu sama Rika."

Setelah Prianka melontarkan pernyataan itu, Pandu langsung menaruh propertinya, lalu mengambil ponsel gadis itu.

Jefri dan Prianka mulai mengatur posisi berdiri bersebelahan dengan kepala gadis itu yang sedikit miring kearah dirinya dan Jefri yang tersenyum lebar sambil merangkul Prianka.

"Ganti gaya," seru Pandu.

Gaya mereka berganti dengan tangan Jefri di atas kepala gadis itu dan Prianka yang bersedekap sambil mengerucutkan bibirnya.

Foto demi foto dengan gaya berbeda diambil Pandu sampai suara speaker menginterupsi mereka berdua.

"Kelas 12-IPS 2 silakan naik keatas panggung."

"Ok, makasih Pandu—Ini gw nitip ya, kirim aja foto-foto yang tadi ke hp lu," ucap gadis itu memberikan ponselnya kepada dirinya sebelum melenggang pergi bersama Pandu keatas panggung.

Jefri mengulas senyuman, lalu pergi mencari tempat duduk untuk melihat drama yang akan ditampilkan oleh kelas Prianka.

Drama yang ditampilkan oleh kelas gadis itu merupakan Cinderella dan Prianka berperan sebagai Anastasia saudari tiri Cinderella.

Begitu Prianka turun dari panggung gadis itu langsung menghampiri Jefri, lalu melakukan tos lagi dan mereka berdua duduk bersebelahan di kursi penonton.

Prianka yang terlalu fokus menonton pertunjukan, tidak sadar bahwa Jefri diam-diam mengambil foto gadis itu dan menggunggahnya di Instagram story.

Setelah acara usai, ada sesi foto antar kelas bersama guru-guru dan pembagian juara dibagikan pertema.

Sudah bisa ditebak kalau kelas Jefri tidak mendapatkan juara, beda dengan kelas Prianka yang mendapat juara satu drama, kelas Shalona dan Mikaela yang mendapat juara satu tari, dan seterusnya.

Ketika Jefri berpisah dengan Prianka untuk menghampiri teman-teman mereka masing-masing, ia langsung ditodong untuk foto bersama.

Jefri di bagian tengah—karena paling tinggi kata Carel. di sisi kanan dirinya ada Annelis, lalu di samping gadis itu adalah Arkan.

Di sisi kiri Jefri ada Shalona, dan di samping gadis itu adalah Carel.

Terakhir Mikaela dan Reno setengah jongkok di antara mereka saling merangkul, Marco pun mengambil foto mereka. 

Zona Teman Where stories live. Discover now