BAB 29

3 3 0
                                    

Jefri dan Prianka pun kembali seperti pasangan pada umumnya. Mereka pergi berkencan, mereka istirahat bersama, berbincang di taman asrama.

Terkadang Prianka akan pergi ke rumah Jefri, ataupun mereka akan mencuri waktu berdua saat berkunjung ke rumah Mikaela.

Tidak terasa hubungan mereka sudah berjalan selama empat bulan. Ada segelintir rasa senang dan sedih dalam hati Prianka.

Senang karena mereka bisa melewati semua lika-liku, dan sedih karena sebentar lagi mereka tidak akan ada di lingkungan yang sama.

"Prianka Inggrit."

Panggilan dari wali kelasnya membuat Prianka tersadar dari lamunannya.

Ia lupa bahwa hari ini adalah pembagian kartu ujian nasional dan kartu ujian praktik, dengan cepat Prianka bangkit dari duduknya.

"Makasih, Bu," ujar Prianka mengambil kartu ujian dari genggaman wali kelasnya

Ketika Prianka kembali ke tempat duduknya, Pandu mencondongkan tubuhnya sedikit dan berkata, "Lu ngelamunin apa sih?"

"Gw lagi mikir, nanti soalnya susah apa enggak," jawab Prianka berbohong.

Pandu memutar bola matanya. "Kalo nanti soalnya susah buat lu, apalagi buat gw yang otaknya cuma setengah sendok nyam-nyam," cibir lelaki itu.

✧⁠◝◜⁠✧

"Besok jalan-jalan, yuk," ajak Jefri.

Prianka yang sedang tenang-tenang mengunyah makan malamnya tertegun.

"Hah? Gak bisa lah. Aku kan harus belajar."

"Ayolah, yang, ujian nasional masih lama ini. Santai aja," ucap Jefri.

"Kamu enak pas aku ujian angkatan kamu libur."

"Ya, abis libur nanti aku juga ada penilaian kenaikan kelas," balas Jefri.

Prianka menghembuskan nafas gusar. "Pokoknya belajarku gak bisa diganggu gugat, titik."

"Sayang, ayolah. Nanti aku beliin cheese cake, ya? Mau ya? Please," ucap lelaki itu dengan nada memohon.

Prianka yang melihat tindakan kekasihnya itu jadi menimbang-nimbang kembali.

Kalau dipikir-pikir kemungkinan setelah ini mereka akan susah untuk mencari waktu berdua, mungkin pergi berkencan sebelum ujian nasional bukan hal yang buruk.

"Ya udah."

"Ya udah apa?" Goda Jefri.

Prianka berdecak. "Kamu gak usah ngetes deh. Ya udah besok jalan-jalan."

Jefri terkekeh. "Ok, jam sepuluh ya nanti ketemu di taman."

Prianka mengulas senyuman, lalu mengangguk.

Keesokan harinya Prianka menunggu Jefri di taman asrama mengenakan dress berwarna putih, dan pita yang menghiasi kunciran rambutnya. Sekarang sudah pukul sepuluh lewat dua belas.

Dimana lelaki itu?

Prianka pun menunggu kembali, hingga sepuluh menit kemudian Jefri datang berlari kearahnya.

Jefri terengah-engah, kemudian lelaki itu mengatur nafas. "Maaf, tadi Reno mandinya lama banget."

Prianka melirik jam tangannya. "Hmm, kamu telat duapuluh menit lebih."

"Maaf, yang, kalo mau salahin Reno aja tuh, jangan aku."

Prianka memutar bola matanya. "Udah, ayo jalan keburu panas nih," ujarnya, kemudian berjalan lebih dulu meninggalkan Jefri yang masih mengatur nafasnya.

Zona Teman Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang