BAB 32

7 3 0
                                    

"Ok, truth or drink. Siapa mantan terindah lu, Ca?" Tanya Carel dengan seringai di bibirnya.

"KOK PERTANYAAN LU JELEK BANGET?" Pekik Shalona.

Mikaela berdeham. "Mantan lu satu-satunya kan cuma Carel, Sha," ujar Mikaela dengan cengiran.

"HEH! Enggak y–"

"Hah? Serius?" Tanya Reno terkejut.

"Oh, jadi gitu, Ca?" Goda Carel.

"ENTAR DULU. Biar gw jelasin, ya emang mantan yang sampe bener-bener pacaran itu cuma Carel doang pas kelas 8, tapi setelah itu gw deket kok sama orang lain."

"HTS kan? Itu mah gak kehitung," protes Annelis.

"YA TAPI–maaf ya, Rel, bukannya gimana-gimana. Jujur aja gw gak ada mantan terindah, kalo terindah ngapain putus?" Cetus Shalona.

"Eh, waktu itu lu ya yang minta putus," balas Carel.

"Ya abis lu main terus sama temen-temen lu, gwnya? Dicuekkin," cibir Shalona sambil menjulurkan lidahnya kepada Carel

Carel pun mengangkat jari tengahnya kepada Shalona.

"Ok, daripada ribut. Mending lanjut," ucap Jefri, kemudian memutar botol kosongnya lagi.

Ketika putaran botol itu mulai melemah, Jefri sangat cemas botol itu akan menunjuk kearah dirinya.

Dan hari ini mungkin adalah hari keberuntungannya, botol itu menunjuk kepada Annelis.

"Annelis truth or drink, secara singkat awal kisah lu sama Arkan," ujar Shalona.

Annelis berdeham.

"Kalo kamu gak mau cerita drink aja," ucap Arkanperlahan mengenggam tangan Annelis.

Permainan sialan ini dicetuskan oleh Carel. Truth or drink ditemukan oleh lelaki itu pada saat menonton youtube.

Aturannya adalah pemain akan diberikan pertanyaan oleh pemain lain dan mereka harus menjawabnya dengan jujur atau minum minuman yang menjijikan.

Annelis menatap jus pare di hadapannya dan gadis itu sudah bisa membayangkan seperti apa rasanya.

Annelis menalan saliva-nya dengan kasar. "Ok, jadi singkatnya aja ya–

Reno mencemoh. "Gw tau nih ceritanya."

"RENO—" pekik Annelis sambil menampar paha lelaki itu dengan keras, lalu gadis itu melanjutkan.

"—Gw waktu kelas 10 itu suka sama Arkan. Gw tau dia itu pinter, baik, ramah, tapi ini orang gw liat rada tertutup dan susah dideketin. Ya udah akhirnya gw deketin Reno, tapi bukan yang kaya gw kecentilan sama dia ya."

"Oh, jadi waktu kelas 10 yang lu sama Reno nempel banget kaya prangko itu karena mau deketin Arkan?" Tanya Jefri tidak percaya.

"Ya gitu. Terus yaudah Reno di situ mulai nyomblangin gw sama Arkan, tapi ini orang gak peka-peka ampe gw cape. Akhirnya gw bilang ke Reno 'Ren gw udah gak sanggup' terus gw ngejauh. Eh si Arkan malah deketin," ucap Annelis dengan nada jengkel di kalimat terakhir.

"Ih, padahal waktu itu gw ngiranya Reno sama Annelis pacaran," ujar Shalona.

Carel tertawa. "Inget gak waktu Reno sama Annelis ngobrol di kolam renang rumah Jefri terus muka Mikaela asem banget."

"Eh, gak usah diingetin dong, gw kan waktu itu gak tau," protes Mikaela.

"Kadang tuh gw suka heran kenapa Annelis deket sama Reno tapi jadiannya sama Arkan, sekarang baru kejawab," timpal Jefri.

"Lanjut," sahut Annelis, kemudian memutar botol kosong itu kembali.

Botol itu berhenti dan menunjuk kepada Mikaela.

"Hmm, Mik, gw mau tanya..."

"An, gw mohon lu gak usah aneh-aneh," ucap Mikaela sambil mengangkat kedua tangannya di udara.

"Di antara semua cewe yang pernah deket sama Reno, siapa yang paling lu gak suka?"

Mikaela melotot kearah Annelis, lalu dengan cepat gadis itu meneguk jus pare yang ada di hadapannya.

Annelis tertawa terbahak-bahak, Mikaela yang mulai mual langsung kearah dapur.

Ketika tawa Annelis mereda, Arkanmelirik gadisnya dengan curiga. "Kamu tau ya siapa orangnya?"

Annelis menyeringai sambil mengangkat bahunya.

"Spill kali ya elah tanggung amat," cetus Reno.

"Ada deh, pokoknya dulu kita sekelas waktu kelas 10," sahut Shalona.

"Lu tau siapa orangnya, Ca?" Tanya Carel dengan lugu.

"Rahasia negara ini, gak boleh."

"Rahasia negara atau rahasia cewe-cewe?" Sindir Jefri.

"Eh, lu aja ngumpetin perasaan lu sama Mikaela dari kelas 10," balas Shalona.

"Lah gw mah gak ngasih tau siapa-siapa, Arkan sama Annelis aja yang terlalu observan," ucap Jefri membela diri.

"Kalo diinget-inget lagi masa kita kelas 10 itu seru banget ya. Masih sekelas, sekelompok bareng, abis pulang sekolah pasti main. Sekarang udah ada yang bed akelas, beda jurusan pula," ujar Arkan lirih.

"Kok lu jadi mellow, Ar?" Ujar Mikaela yang baru datang dari dapur.

"Eh, jangan gitu dong. Gw jadi flasback nih," ucap Shalona dengan nada dramatis.

"Gak kerasa ya dalam hitungan minggu kita bakal naik kelas 12," sahut Annelis.

"Kalo naik," gurau Carel dengan cengiran.

Reno mendelik kearah Carel. "Merusak momen aja lu, bangke," hardik lelaki itu.

Jefri menatap semua wajah teman-temannya dengan senyuman. Kalau saja dirinya bisa menghentikan waktu, ia akan melakukannya.

Jefri hanya ingin momen bersama seperti ini tidak akan pernah menghilang dari hadapannya. 

✧⁠◝◜⁠✧

Ujian kenaikan kelas pun datang. Jefri yang mempraktikan belajar dengan sistem kebut malam sangat cemas sekarang.

Ting!

Jefri membuka ponselnya dan menemukan tigas baris pesan dari kekasihnya.

Anka <3

Haloo semangat kamu ujiannya
Jangan lupa doa yaaa

Semoga sukses love you

MAKASIH AYANG

Love you too

Di baca lagi itu bukunya, masih ada waktu kan?

Males :(

Je
ini ulangan kenaikan kelas loh...

IYA IYA INI AKU BUKA BUKU

Gitu dong <3

Jefri membalas pesan Prianka dengan senyum di wajahnya, lalu membuka lagi buku pelajarannya meninjau sedikit pelajaran hari ini. Beberapa menit kemudian bel berbunyi dan menandakan ujian akan segera dimulai 

Zona Teman Where stories live. Discover now