BAB 22

6 4 0
                                    

"PRIANKA." Suara teriakkan itu berasal dari Pandu, dengan terburu-buru lelaki itu menghampiri tempat duduk mereka.

Prianka yang sedang menidurkan kepalanya di meja pun terbangun. "Apaan sih, Ndu, masih pagi tau gak."

"Lu gak akan percaya apa yang barusan terjadi," seru Pandu dengan antusias.

"Apaan?"

"Gw. Jadian. Sama. Rika."

Prianka membulatkan matanya. "Serius?"

"Iya, jadi pas libur kemaren, gw ajak dia jalan. Terus gw pikir dia bakal nolak, lu tau kan si Rika itu sedingin kulkas sepuluh pintu, selama ini gw mikir tu cewe cuma ngehargain gw doang, tapi ternyata—boom. Kita jadian di museum nasional."

"Akhirnya ya, Ndu, perjuangan lu dari awal semester," ujar Prianka sambil menepuk kencang pundak Pandu.

Pandu senyum-senyum seperti orang gila, lalu lelaki itu memicingkan matanya. "Dan lu juga gw denger-denger–"

"Oh, please don't start."

"Traktir gw risol mayo yang di deket rumah Chandra."

Prianka menyeringai. "Ok, asal lu mau ngasih gw pie susu bali yang ada di story lu."

"Enak aja, itu pemberian dari Tante gw. Gak ada."

"Ya udah kalo gitu kita gak deal," ujar Prianka sambil bersedekap.

"Iya, iya deh. Tapi satu biji ya?" Tanya Pandu dengan nada memohon.

"Dua biji."

"Ok deal." Kemudian Pandu menjabat tangannya.

"Lu mau banget ya makan tu risol?"

Pandu terkekeh. "Tau aja lu. Sama-sama dua biji ya nanti."

"Selamat pagi anak-anak," ujar guru bahasa indonesia yang tiba-tiba masuk kedalam kelas.

Dengan cepat Pandu dan Prianka memperhatikan guru mereka yang mulai menulis di papan tulis yaitu 'Kegiatan yang dilakukan selama liburan semester'.

✧⁠◝◜⁠✧

Pada akhirnya tidak hanya Pandu yang meminta pajak jadian dengannya. Saat jam makan siang, Reynald, Batara, Chandra, Zacky, dan–ternasuk Elena meminta pajak jadian kepadanya.

Prianka jadi menyesal mengunggah foto dirinya dan Jefri di instagram story.

"Eh, gimana kalo nanti di rumah gw aja makan-makannya?" Usul Chandra dengan mata berbinar.

Setelah Chandra mendengar bahwa Pandu menginginkan risol mayo di dekat rumahnya, mereka semua setuju akan menguras uang Prianka dengan makan-makan.

"Setuju," semua serentak.

"Prianka gimana?" Tanya Chandra menyikutinya.

"Ok, tapi pie susunya nambah dua ya, Ndu," ucap Prianka dengan tatapan tajam kearah lelaki yang ada di seberangnya.

Pandu melongo, menjatuhkan sendok yang ada digenggamannya. "Mana bisa begitu, Prianka."

"Eh, Pandu bukannya lu juga abis jadian? Mana PJ lu?" Sindir Reynald.

Pandu mendelik. "Gak ada. Ortu gw belom transfer."

Pandu mendapatkan sorakan dari teman-temannya, namun suasana menjadi sunyi kembali saat Prianka mengatakan sesuatu yang tidak mereka tidak sangka-sangka.

"Gw mau ajak Annelis ke rumah Chandra boleh kan?"

"Y-ya. menurut lu gimana, Tar?" Tanya Zacky dengan ragu.

Batara mengangkat bahunya. "Boleh aja, tapi itu pun kalo dia mau, Prianka," ujar lelaki jangkung itu.

"Kalo dia mau bukanya bagus? Lagian gw juga udah lama gak adu bacot sama tu anak," ucap Reynald sambil tertawa.

Elena terkekeh. "Jadi inget waktu kemping, si Annelis nampar lu pas pura-pura pingsan."

"Eh, itu gw udah mau hampir pingsan ya gara-gara disuruh ngerangkak di lumpur yang ada kodoknya, berkat tamparan Annelis gw jadi sadar."

"Lagian, orang kok phobia kodok," ledek Pandu.

"Reynald mah pas jadi danton doang tegas, kalo udah dijejelin kodok juga lemes," timpal Prianka.

"Bisa gak stop ngomongin kodok. Bulu kuduk gw udah berdiri nih," ujar Reynald bergidik ngeri sambil mengusap-usap lengannya.

Di seberang meja Prianka dan teman-temannya, Jefri memperhatikan gerombolan itu tertawa dari kejauhan.

"Ekhm, liatin teros," ledek Carel.

"Yang baru jadian mah beda, bro," timpal Reno.

Jefri mengabaikan ledekan Carel dan Reno, lalu berkata, "mereka lagi ngomongin apa ya kira-kira? Seru amat kayanya."

Annelis tertawa. "Gak usah tau, Je, entar lu sakit hati lagi," goda gadis itu dengan seringai di bibirnya.

"Jangan digodain, yang, kasian entar ngambek."

Jefri mendelik kearah Arkan. "Mana ada gw ngambek?"

"Inget gak, Je, waktu Kak Prianka ngilang seharian ke rumah sakit?" Tanya Mikaela menaikan alisnya.

Tawa Reno dan Carel pecah, Shalona yang sedang memakan ramen pun tersedak, lalu dengan cepat gadis itu meminum jusnya.

"UDAH, STOP GODAIN GW," pekik Jefri. 

Zona Teman Where stories live. Discover now