switch

1.6K 55 6
                                    

Sakha berjalan gontai menuju rumahnya setelah turun dari bus. Beruntung, rumahnya berada di tepian jalan besar. Rumah Sakha menjadi satu dengan café milik orangtuanya.

Ya, mereka memiliki usaha café dan bakery. Ayahnya merupakan seorang barista dan ibunya adalah seorang baker. Mereka membuka café ini sesaat setelah mereka menikah, berarti café itu umurnya lebih tua dari Sakha.

 Mereka membuka café ini sesaat setelah mereka menikah, berarti café itu umurnya lebih tua dari Sakha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sakha berjalan melewati pintu samping yang terhubung langsung dengan tangga menuju ke lantai atas. Keluarganya tinggal di lantai 2, sementara lantai 1 hanya untuk café dan juga pantry.

Sepulang sekolah apabila tidak memiliki tugas atau pekerjaan lainnya, Sakha biasanya membantu kedua orangtuanya. Seringnya ia menjadi pelayan atau sekadar cuci piring. Tapi, ia juga kadang membantu ibunya membuat cake atau belajar menghias kopi bersama ayahnya. Kalau Sakha boleh pamer, dia sudah bisa membuat chiffon, cheesecake, dan pannacota.

Café orangtuanya tidak begitu besar. Pekerjanya hanya 3 orang. Itupun hanya pekerja paruh waktu. Sebagian besar pekerjaan masih bisa mereka tangani berdua.

Kali ini Sakha akan beristirahat sebentar. Tubuhnya terasa sangat lemas karena dihajar ulangan harian 3 jam pelajaran berturut turut.

Layout ruangan di rumahnya sangat sederhana. Hanya ada ruang keluarga yang jadi satu dengan dapur dan ruang makan, juga 2 kamar tidur, serta 1 kamar mandi.

Rumah Sakha nampak sepi. Hanya terdengar sayup-sayup suara musik dari radio dari dalam kamarnya. Sakha melepas sepatu dan kaus kakinya sebelum memasuki rumah. Ia letakkan mereka di rak sepatu dekat tangga.

Sakha membuka pintu kamarnya yang dekat dengan balkon. Nampak seseorang tengah tidur dengan posisi meringkuk. Tubuhnya yang kurus makin nampak kecil. Itu kakaknya, Mikha. Ya walaupun tubuh Sakha lebih besar darinya, tetap saja Mikha lahir lebih dulu.

Laki-laki itu meletakkan tasnya di meja belajar dengan hati-hati. Takut membangunkan kakaknya yang tengah tertidur tadi. Sakha merebahkan tubuhnya disamping Mikha. Kakinya menjuntai diatas lantai. Dia memainkan ponselnya sebentar sebelum berniat untuk mandi. Tapi mungkin karena tubuhnya sangat lelah Sakha ketiduran.

Sakha terbangun ketika seseorang mengguncang tubuhnya. Rupanya Ibunya yang membangunkannya. Diluar sudah agak gelap ketika ia terbangun.

"Bangun, dek. Mandi. Habis itu mau tidur lagi ngga apa-apa."

"Hmmmm. Iya."

Sakha bangun dari tidur sorenya dengan kepala yang berat. Matanya masih belum sepenuhnya terbuka. Dengan langkah gontai, dia mengambil handuk dan menuju kamar mandi.

Selesai mandi, Sakha kembali menuju kamarnya untuk berpakaian. Ibunya sekarang berada di dapur, mungkin sedang menyiapkan makan malam.

Mikha sudah membuka mata ketika Sakha memasuki kamar. Kakaknya itu lebih banyak tidur hari ini. Biasanya ketika Sakha pulang, Mikha selalu membuka matanya. Dia bahkan selalu tersenyum seakan menyambut Sakha pulang.

Unfinished StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang