way back home

617 49 5
                                    

Ini adalah bulan Desember. Salah satu bulan yang paling ditunggu oleh Alma. Karena apa? Tentu saja karena liburan semester ganjil. Setelah berpusing ria dengan bengkel, lab, dan studio, ditambah laprak pada setiap bulannya, lalu berakhir pada UAS yang Alma kutuk penciptanya, akhirnya dia dapat libur dengan tenang. Yah suruh siapa dulu milih saintek.

Alma sekarang sudah berada di parkiran stasiun di kota asalnya. Perempuan itu berjalan menggeret kopernya yang berukuran sedang sambil memperhatikan ponsel. Keluarganya sudah menunggu di tempat parkir tapi entah sebelah mana, makanya dia menyusuri tempat parkir yang sangat luas ini sambil mencari-cari mobil keluarganya yang biasa dipakai bepergian.

Kakinya berhenti melangkah ketika melihat pop up notifikasi dari adiknya, Izar. Dia membalas pesan itu dengan sedikit perasaan sebal. Jujur dia lelah sekali berjalan dari dalam stasiun ke tempat parkir dengan bawaan yang bisa dibilang cukup banyak.

 Jujur dia lelah sekali berjalan dari dalam stasiun ke tempat parkir dengan bawaan yang bisa dibilang cukup banyak

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tak urung dia menuruti instruksi adiknya yang menyuruhnya untuk menengok ke arah kanan. Dan bisa Alma lihat adik dan ayahnya ada di dalam sana. Perempuan itu menghampiri mobil Toyota Sequoia milik keluarganya dengan menghentakkan kaki tanda sebal. Mobil mereka telah berganti dan tidak ada yang memberi tahu Alma pasal itu.

Alma membuka bagasi kemudian meletakkan seluruh barang bawaannya disana. Perempuan itu kemudian memasuki mobil, menyalami tangan ayahnya dan duduk begitu saja di kursi penumpang. Tangannya terlipat di depan dada, sedikit marah.

"Ayah tahu ngga aku udah muterin parkiran 2 kali." Katanya sambil menekankan 2 kata terakhir. Alma betulan lelah karena barang bawaannya tergolong banyak. Walaupun sempat memakai jasa porter saat turun dari kereta, tapi porter itu hanya mengantarkannya sampai depan stasiun saja. Jadi Alma harus menghampiri keluarganya yang menunggu di tempat parkir dengan membawa barang bawaannya sendirian.

"Rambutmu tuh loh jadi kaya bule gitu. Ayah jadi ngga ngenalin."

"Ayah mah. Kamu juga kenapa ngga bilang kalo mobilnya ganti?" Kali ini pertanyaan Alma beralih ke Izar.

"Aku ngga tahu jenis mobilnya apa."

Alma berdecih. Namun setelah dilihat-lihat, mobil keluarganya ini betulan baru. Mereka bahkan belum memodifikasi kursi penumpang bagian tengah. Biasanya, dua kursi di bagian tengah mobil dihilangkan, sehingga kursi roda milik Izar dapat masuk. Kali ini kursi roda adiknya itu justru diletakkan di bagian paling belakang mobil yang menyatu dengan bagasi.

Kali ini Izar harus berpuas diri duduk di car seat yang dipasang. Duduknya terlihat tidak nyaman karena car seat itu tidak bisa menyesuaikan bentuk tubuhnya.

"Ibu ngga ikut, Yah?" Tanya Alma ke sang ayah yang tengah sibuk dengan ponselnya.

"Ikut. Lagi ke kamar mandi tapi kok dari tadi ngga balik. Ini mau ayah telpon."

Ada dering yang terdengar dari ponsel ayahnya bersamaan dengan ibu yang nampak berjalan menuju mobil mereka. Setelah ibu masuk mobil, barulah mereka beranjak dari tempat parkir.

Unfinished StoriesWhere stories live. Discover now