19. Ulat Bulu

2.4K 360 8
                                    

Thanks for voment,
always means a lot for me!
️😊

Sore itu Xiao Wei Xian melangkah riang ke paviliun kerja Han Wang Ji. Laki-laki itu bahkan belum mengganti bajunya selepas berlatih, masih penuh keringat dengan tatanan rambut sangat berantakan. Tapi Xiao Wei Xian tak ingin peduli dengan hal-hal kecil, dia sudah sangat merindukan suaminya.

"Wang Ji, aku datang!"

Han Wang Ji, laki-laki tampan yang tengah sibuk mengamati tumpukan dokumen dengan dahi berkerut, sontak menoleh. Senyumnya terkembang, kedatangan Xiao Wei Xian seperti angin sejuk yang menyelamatkannya dari bara emosi. Laporan kerja Minggu ini benar-benar buruk, para pejabat sebagian besar tak bekerja dengan baik. Han Wang Ji harus memikirkan cara membuat mereka semakin patuh, atau sistem baru tidak akan bisa berjalan seperti yang diharapkan.

"Xiao Wei, kau sudah selesai?" Ujarnya, menyambut dengan senang rengkuhan terbuka Xiao Wei Xian.

"Emn, aku sangat merindukanmu!"

Sebuah kecupan mendarat di pipi Han Wang Ji, membuatnya memerah karena mereka belum menutup pintu, banyak mata jadi bisa menyaksikan adegan ini.

"Aku juga, ayo, duduklah, kau pasti sangat lelah!" Meski begitu Han Wang Ji meraih tangan istrinya, menarik sebuah kursi kayu agar dapat diduduki dengan nyaman. Raja bahkan beranjak ke pintu masuk untuk menutupnya sendiri.

"Siapkan makan malam lebih awal, yang segar dan hangat!" Perintah raja pada dua orang yang berjaga di pintu depan.

"Pergilah, pekerjaan cukup untuk hari ini!" Lanjutnya sembari melirik Kasim Xiang. Laki-laki kecil itu terdiam beberapa saat, sebelum menunduk undur diri. Pekerjaan raja memang tak sebanyak dulu, jadi dia tak memiliki alasan untuk menahan Han Wang Ji lebih lama.

"Kau mengusir semua orang, ya?"

"Hn, ingin memanjakan Xiao Wei." Han Wang Ji merangkul pinggang istrinya, menyandarkan kepalanya di bahu Xiao Wei Xian.

"Apa maksudmu?" Ah, tidak, posisi ini membuat Xiao Wei Xian tidak bisa berpikir lurus.

Dengan lembut Han Wang Ji melepas pelukannya, menerbitkan senyum yang sangat lembut. Dia menuntun Xiao Wei Xian untuk kembali duduk di kursi lalu mulai menyentuh tengkuknya. Menekan lalu mengurut bagian itu pelan, bergerak merayap tiap beberapa detik diantara titik saraf leher hingga bahu.

"Kau memijatku?"

"Hn, Xiao Wei pasti sangat lelah. Berlatih bela diri paling berat di tahap awal."

"Hmh, baiklah, suamiku memang yang terbaik."

Kini Han Wang Ji tersenyum, mendekat untuk menyentuh tipis daun telinga istrinya, dengan bibir.

"Apa kau memikirkan hal lain?" Tanyanya tanpa dosa, padahal menggigit pelan ujung telinga Xiao Wei Xian.

"Tentu saja! Tapi pijatanmu enak juga, lanjutkan ya!"

Begitulah suami-istri yang tengah kasmaran itu melewati sore mereka hari ini.

___

Jiang Wanyin mengendap diantara bayangan cahaya malam. Sosoknya hampir tak terlihat secara kasat mata, memakai pakaian serba hitam, dia bersembunyi dengan cerdik di titik-titik yang tidak menarik perhatian. Namun sekalinya sebuah senyum muncul, giginya yang putih terlihat mencolok. Baru saja dia kembali dari kediaman penasehat Li Zheng. Hatinya bahagia karena berhasil melakukan sebuah rencana brilian.

Gadis mungil itu benar-benar puas saat ini. Selepas latihan tadi dia sempat mengumpulkan sekantong ulat bulu bersama Xiao Wei Xian. Secara garis besar Jiang Wanyin tahu permasalahan Xiao Wei Xian di istana, dan musuh-musuhnya. Karena itu, Jiang Wanyin tidak puas jika harus menunggu saat pembalasan seperti yang lain. Paling tidak, dia menginginkan sebuah 'upacara pembukaan'. Membuatnya memikirkan ide hebat seperti ini. Mengumpulkan sekantong ulat bulu, dan menyebarnya di kamar Li Zifei saat malam. Gadis itu pasti akan sangat terkejut mendapati tubuhnya penuh ruam kemerahan yang sangat gatal.

Don't Marry Her [S1 End - S2 Ongoing]Where stories live. Discover now