24. Risau

2.1K 275 6
                                    

Baru saja angin hangat musim panas datang bersama gemerisik dedaunan, namun suasana barak tentara di belakang paviliun panglima Lan sudah tampak begitu sibuk. Sekitar dua ratus orang tentara khusus yang ditunjuk oleh sang Panglima berbaris dengan rapi untuk berlatih. Keringat sudah deras menetes, meski pagi baru menetas.

"Ulangi lima puluh kali lagi, kalian siput bodoh!"

"Siap!"

Hat

Hat

Hat

Suara anak-anak muda penuh semangat itu kembali berlatih. Meskipun sosok yang memimpin mereka memiliki mulut pedas, nyatanya dia adalah ahli bela diri terbaik saat ini. Siapa lagi kalau bukan nona Jiang Wanyin, sosok misterius yang entah bagaimana berhasil dibujuk oleh panglima Lan masuk ke istana. Diam-diam sebenarnya tak sedikit dari mereka semangat berlatih karena memiliki perasaan khusus pada nona cantik itu, namun tentu saja tak ada yang berani mengaku. Mereka masih sayang nyawa.

"Letakkan tenaga di inti, bukan menyebar! Berapa kali harus kubilang? Bodoh!"

"Siap!"

"Lebih baik aku tidur di rumahku yang nyaman daripada melatih kalian! Sialan! Seratus kali lagi!"

"Siap!"

"Ulangi! Ulangi! Ulangi!"

Jiang Wanyin menggelengkan kepalanya frustasi. Sudah selama ini dia melatih pasukan khusus panglima Lan Xichen, tapi tak ada satupun yang menurutnya berkembang pesat. Kecuali Xiao Wei Xian, meski fisiknya lemah namun perkembangannya terbilang cepat. Mungkin dalam waktu satu bulan ratu nyentrik itu akan mampu melampaui para prajurit ini.

"Minum?" Jiang Wanyin menoleh, mendapati wajah tersenyum Lan Xichen yang menyodorkan sekendi minuman. Tanpa dibuka Jiang Wanyin sudah bisa menebak apa isinya. Mau tak mau dia tersenyum, laki-laki itu membawakan kelemahannya, arak tiga warna dari Gunung Yi'an.

"Sejak kapan kau punya harta Karun ini?" Tanyanya, menyambar arak itu begitu saja dan meminumnya dengan rakus. Mereka berdua sedang duduk santai di selasar sekarang.

Lan Xichen tertawa kecil, "baru datang beberapa hari lalu, aku pesan khusus untukmu!"

Kini Jiang Wanyin memberikan jempolnya sebagai tanda kagum.

"Kau memang teman terbaik, Lan!"

"Hah, tapi kau masih tak mau memanggilku Xichen Gege!"

"Dalam mimpimu! Hahahaha..." Dan mereka tertawa bersamaan. Bila diingat, awalnya nya tidak ada yang spesial dari hubungan mereka berdua. Jiang Wanyin hanya tanpa sengaja menolong panglima muda itu dari kejaran musuh. Entah bagaimana Lan Xichen selalu berhasil menjadi katalis yang mengendalikan emosinya, membuat Jiang Wanyin menyukai sifat laki-laki itu.

"Kau ada masalah? Tampaknya perasaanmu sedang buruk pagi ini." Tanya Lan Xichen dengan lembut. Baginya Jiang Wanyin itu seperti adik, ah, rekan yang sudah dia hafal betul tabiatnya.

Jiang Wanyin menghela nafas, lalu mengambil arak setenggak lagi.

"Aku juga tak tahu ini masalah atau bukan."

"Ada apa, Wanyin, bicara saja, kau tahu aku selalu bisa mengatasi segalanya untukmu!" Ujar Lan Xichen percaya diri, tapi memang benar sejauh ini.

Jiang Wanyin tertawa, lesung pipit di pipi kirinya muncul bersamaan. Tapi tak lama kemudian dia justru berubah murung.

"Hah, sebenarnya belakangan ini aku cukup risau, seperti ada duri yang bermain-main di dalam hatiku."

"Kau jatuh cinta?" Tukas Lan Xichen cepat menyimpulkan.

Don't Marry Her [S1 End - S2 Ongoing]Where stories live. Discover now