26. Let Go (2)

1.8K 288 15
                                    

*Terimakasih yang sudah menyempatkan waktu membaca tulisan abal-abal ini. Maaf kemarin ada masalah di RL, intinya cukup sibuk dan sedih, jadi lama upload.

___

Han Wang Ji melangkah gusar memasuki paviliunnya. Pikirannya kalut, seakan otaknya tidak bisa bekerja dengan wajar. Selama tiga tahun memutuskan bersama, baru kali ini terjadi pertengkaran antara dia dan sang ratu.

"Wang Ji, ada masalah apa? Wajahmu tampak gelap?"

Raja sedikit kaget mendengar sebuah suara menyapa dari ruangan pribadinya.

"Oh, nona Li, anda sudah lama?"

Mengalihkan pembahasan dia mencoba balik bertanya. Li Zifei, gadis muda yang berusia hampir sebaya dengannya itu memang cukup sering datang. Dengan alasan takdir buruk dan hubungan baik mereka di masa lalu, Li Zifei sering tinggal untuk membantu pekerjaan raja Han. Mereka sudah pernah dijodohkan, dan Han Wang Ji memutuskannya secara sepihak, membuat raja merasa bersalah.

Namun baru kali ini Li Zifei masuk lebih dulu daripada pemilik ruangan itu sendiri. seharusnya tidak ada yang boleh mengizinkan nona Li masuk, raja akan memberi peringatan pada para bawahannya setelah ini.

"Tidak tidak tidak, baru saja, maaf aku masuk tanpa izin, kukira kau sudah di dalam."

"En, bukan salahmu."

Sekedar formalitas tentu saja, Han Wang Ji sadar nona Li sudah melanggar etika.

"Saya harus bekerja, maaf." Ujarnya sebelum mengabaikan Li Zifei begitu saja.

Han Wang Ji berusaha mengubur suasana buruk dalam hatinya dengan tumpukan pekerjaan. Dia fikir dia sudah begitu membatasi hubungan dengan Li Zifei sebagai laki-laki dan perempuan, tapi mengapa Xiao Wei Xian tetap saja salah faham? Apa mungkin ratu salah menerima informasi, yang membuatnya salah menarik kesimpulan? Ada yang tidak beres dengan ini.

"Raja, anda tidak butuh bantuan?"

"Tidak, terimakasih, saya hanya ingin sendiri."

Namun tepat setelah Han Wang mengucapkan kalimat usiran secara halus itu, pintu paviliun diketuk.

Tok

Tok

"Masuk!"

"Mohon maaf mengganggu, yang mulia, ada kejadian mendesak di halaman!" Suara Kasim Xiang sembari menjura dengan hormat. Han Wang Ji menoleh, meletakkan sebuah dokumen yang tadi sedang dia baca.

"Ada apa?"

"Seratus... seratus lima puluh pejabat istana melakukan protes massal."

"Benarkah? Untuk apa?"

"Mereka semua bersujud memohon raja segera memikirkan prosesi pernikahan kedua. Bagaimanapun, istana membutuhkan penerus, dan puncak usia subur anda hanya tinggal beberapa tahun."

"Lancang sekali!"

Han Wang Ji berdiri dengan wajah murka. Langkahnya tegas dan cepat ke arah halaman paviliun. Seratus lima puluh pejabat istana berseragam hitam dan merah itu bersujud rapi seperti pola anyaman.

"Mohon raja segera menikah."

"Mohon raja segera menikah."

"Mohon raja segera menikah."

Suara mereka berdengung tanpa henti, seakan memenuhi seluruh ruang kosong di area itu.

"Aku sudah menikah, hormati ratumu!"

Semua suara itu berhenti, mendengar sang raja berteriak.

"Tapi yang mulia, anda butuh seorang penerus untuk kelangsungan kerajaan ini. Mohon yang mulia memahami kekhawatiran kami." Penasehat agung Li Zheng, diantara semua orang, maju mencicit memberi jawaban.

Don't Marry Her [S1 End - S2 Ongoing]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora