Harapan besar tentang Radipta - 31 Desember 2021

8.2K 1K 123
                                    

Budayakan follow sebelum baca~

Happy Reading! 🤍

•••

"Perhatian kepada seluruh anak kelas dua belas. Nama siswa yang masuk ke dalam daftar eligible sudah diumumkan melalui grup chat kelas, Instagram OSIS, dan juga bisa dilihat langsung di mading sekolah. Bagi yang namanya terdaftar mohon konfirmasi pada wali kelasnya masing-masing. Terima kasih."

Suara speaker kelas khusus pengumuman mati. Kali ini suara riuh teman-temanku mulai terdengar bergantian. Semua berharap namanya ada di dalam list siswa eligible, begitupun aku yang sekarang mulai cemas.

Tak ingin berharap lebih. Tapi ku harap aku dapat kesempatan itu.

"Karena waktu istirahat sudah lewat lima menit. Untuk tugas tadi dijadikan pr saja dan nanti dikumpulkan melalui gdrive oleh ketua kelas. Sekian, selamat istirahat semua."

"Terima kasih, Bu!"

Sedetik setelah Bu Dewi keluar dari ruangan, beberapa anak kelasku pun ikut berhamburan keluar untuk menuju mading sekolah dan beberapa lainnya mengambil ponsel yang diletakkan di atas meja guru.

"Mau liat langsung?" tanya Kayla pada kami semua.

Adhia, Nayya, dan Puspa mengangguk setuju. Sementara aku dan Nisha berpandangan seakan saling mengerti kalau mading pasti ramai dan kami malas berdesakkan.

"Mending kamu spill aja, Kay," ujar Nisha yang juga baru kusadari kalau pengumumannya juga di share di Instagram OSIS.

"Aku gak tau. Yang ngurus bukan aku."

"Yahh,"

"Aku disini aja, deh." putusku akhirnya sebelum berjalan ke depan kelas untuk mengambil ponsel.

Kayla dan Nisha mengikutiku, sedangkan Nayya, Puspa, dan Adhia keluar menuju mading karena mereka ingin sekalian membeli jajanan di kantin.

"Takut..." lirihku ketika sudah memencet unduh file di grup kelas.

"Ayo bukanya bareng-bareng." ajak Kayla yang ku angguki.

Nisha mulai berhitung, "Satu, dua, tiga!"

Suasana hening. Jantungku mulai terpacu seraya terus menggulir layar ke bawah karena daftar kelasnya berurutan.

Bahuku merosot ketika tak menemui namaku ada di dalam daftar tersebut, namun ketika ku lihat ada nama Kayla, Nisha, dan Adhia di dalamnya, sontak langsung ku pasang senyum bangga seraya menepuk bahu keduanya.

"Nama kalian ada!"

Mereka tersenyum kecil. Keadaan jadi canggung karena mungkin mereka merasa tak pantas senang karena namaku tak ada di dalam daftar itu.

"Keren," ujarku pelan dengan kekehan di ujung agar suasana jadi cair kembali.

Memang kecewa. Tapi ya mau bagaimana lagi. Mungkin usahaku kurang besar untuk meningkatkan nilai rapor, dan sudah saatnya untuk makin giat belajar untuk UTBK nanti.

"SNMPTN juga gak bisa diharepin banget." ujar Nisha yang pada akhirnya bicara. "Aku pengen jurusan yang diminatin banyak orang, univnya juga top 10, pasti susah ditembus kalo ngeliat urutannya."

Nisha memang tak sepintar Kayla dan Adhia, tapi nilainya selalu imbang di semua mata pelajaran dan makin meningkat di semester ini. Tak heran ia masuk ke dalam daftar siswa eligible meski urutannya tak setinggi mereka berdua.

"Gak ada yang gak mungkin, Sha. Semoga aja dapet." ujar Kayla yang ku angguki.

"Ya udah kalian kabarin walas dulu, gih." ujarku lalu kembali ke meja untuk mengambil bekal.

Satu Cerita Untuk KamuWhere stories live. Discover now