ZC

1.4K 63 1
                                    

Terdapat adegan 21++

***

"Adzana nggak kangen ya sama Papa?"

Adzana yang sedang bermain pun menengok ke arah ponsel yang video call dengan Evan. "Kangen Papa"

"Papa besok pulang kok Sayang, kalau mama kamu kangen nggak sama Papa?"

Mendengar hal itu Distria yang berada di samping Adzana pun berdecak. "Biasa aja sih, aku nggak kesepian kok" elaknya

"Sok jual mahal banget sih Na mamamu itu. Padahal Papa udah kangen banget sama kalian berdua"

"Kalau kamu sih kangennya nggak murni kangen kan pasti" sindir Distria dengan mata memicing.

Evan langsung terbahak seolah tuduhan yang dilayangkan padanya memang benar. Dirinya pun tidak mau munafik dengan mengelak hal tersebut karena pada kenyataannya ia sudah menggebu-gebu menahan hal tersebut.

"Kamu paham banget sama suami deh Ma" ujarnya dengan tertawa ringan.

"Aku tuh paham banget sama kamu. Makanya besok cepetan pulang langsung gausah mampir-mampir" pancingnya.

"Kenapa? Kamu udah gasabar ya buat teriak-teriak kayak biasanya" mendengar hal tersebut Distria langsung melotot. Suaminya itu memang kadang sedikit ngawur. Bisa-bisanya berkata seperti itu padahal Adzana sedang di dekatnya.

Ia pun melirik Adzana yang ternyata masih asyik melihat youtube di ponselnya. "Jangan ngawur yaaa, aku udah sering bilang loh jangan asal nyeplos kayak dulu apalagi kalau ada Adzana"

Mendengar namanya disebut membuat si pemilik nama menoleh ke arah mamanya, kemudian kembali fokus ke ponselnya.

Evan pun tampak meringis sembari sedikit kikuk, terkadang ia masih sering keceplosan. "Iya-iya Sayang, maaf ya suamimu ini masih sering ngawur"

"Awas ya kalau keulang lagi, puasa kamu sebulan" ancamnya yang kemudian tertawa melihat raut muka suaminya.

Distria yakin jika suaminya tidak akan sanggup dengan hal itu, toh ia juga hanya bercanda.
"Jahat banget kamu Ma"

"Bercanda, jangan melas gitu dong. Yaudah kamu buruan dilanjutin packing biar cepat kelar besok bisa langsung pulang. Ini juga udah masuk jam tidurnya Adzana" ujar Distria sembari melirik jam dinding yang sudah menunjukan hampir pukul delapan malam.

"Iya abis ini aku kelarin. Adzana.. kiss dulu dong sama Papa"

Adzana yang mengerti hal tersebut pun segara melihat ke arah ponsel yang menampilkan wajah papanya sembari melayangkan kecup jauh dengan tangannya yang kemudian dibalas hal serupa.

***

Masih di rumah orangtuanya, Distria memilih untuk duduk di ruang tengah sambari menonton tv. Evan mengabari jika akan sampai rumah sebentar lagi, jadi ia memilih mengunggunya disini. Sedari kemarin Distria memilih untuk tetap menginap disini selama Evan pergi keluar kota dan memutuskan untuk pulang bersama Evan nanti. Karena jujur saja meskipun ia berani tinggal sendirian tapi kadang ia juga merasa sedikit was was, jadi ia memilih disini saja.

Ia melirik jam dinding, sudah pukul empat sore. Keadaan rumah orangtuanya sedang sepi saat ini dimana orangtuanya pergi ke salah satu acara arisan alumni sekolah SMA mamanya dulu, sedangkan putrinya Adzana juga turut ikut karena mamanya yang antusias untuk mengajak cucu satu-satunya itu. Distria pun mengiyakan karena nyatanya putrinya itu juga sama antusiasnya.

Tak lama kemudian ia mendengar suara pagar yang dibuka bersamaan suara mobil yang masuk pekarangan rumah. Distria bergegas untuk ke depan dan benar saja itu mobil suaminya. Ia berdiri di depan pintu sedangkan suaminya sibuk memarkirkan mobilnya dan begitu keluar dari mobil lalu menemukan Distria yang berdiri menunggunya membuatnya tersenyum lebar. Evan melangkah dengan semangat ke arah Distria dan langsung memeluk istrinya yang juga dibalas dengan pelukan erat istrinya.

Keping RasaWhere stories live. Discover now