C

13.6K 651 3
                                    

"Gimana kerjaan lo Gin? Tetep judes ya boss lo?" Gina mengangguk sambil mengunyah makanannya. Mereka sedang makan setelah puas berbelanja.

"Tuh bos gue emang cari mati sama gue,sebel gue" gerutu Gina yang disambut tawa oleh Distria.
"Pernah mikir nggak sih lo kalo bos lo itu mungkin cari perhatian lo?" Gina segera melotot mendengar ucapan sahabatnya itu.

"Ih, apaan cari perhatian segala"

Distria pun masih menyuap makanannya saat teringat sesuatu "Oh ya Gin, minggu lalu gue ketemu Evan"

Gina yang mendengar hal itu langsung terlihat antusias mengenai temannya dulu itu, "Serius? Dimana?"

"Waktu itu gue ke grand openingnya resto temen Zaka sih, eh malah ketemu tuh orang"

Gina tampak mengulum senyum di tempatnya "Buka cerita lama dong lo?"

"Apaan orang dia tetep kayak dulu. Masih suka aja ngledekin gue, heran gue"

"Namanya juga cari perhatian Dis" Distria segera mendelik pada Gina yang nampak santai itu sambil mengunyah makanannya.

"Eh tapi dia tuh berubah lo Gin, badannya kayak lebih jadi gitu. Cuma ya, sifat ngeselinnya tetep muncul sih padahal kita udah tujuh tahun nggak ketemu. Nggak ada manis manisnya tau sama gue"

Ditempatnya, Gina sudah terbahak mendengarnya, "Oh jadi lo minta di manis manisin sama Evan. Jujur dong Dis, kodean mulu perasaan"

Distriapun tak terlalu menanggapi hingga Gina membuka suara kembali.
"Weekend ini lo dateng ke reuni kan Dis?"

Distria menepuk dahinya sedangkan Gina hanya berdecak, paham jika sahabatnya itu sangat mudah lupa bahkan hal yang menjerumus ke penting.

"Untung lo ingetin Gin, gue lupa"

"Heran deh gue, sebenernya lo itu mikirin Zaka atau Zaka rawrr nya sih" Begitulah mulut Gina jika menyangkut Zaka. Pasti wanita itu menambahkan kata rawrr di nama Zaka. Tau sendirilah apa maksudnya jika Zaka ditambah huruf berinisial R di belakangnya.

"Mulut lo Ginaaa"

***

ZakaDanil : Dis, kamu tau nggak kenapa aku lebih suka lihat kamu waktu malam hari?

Distria mengernyit di kamarnya membaca pesan dari Zaka. Lalu segera membalasnya.

DistriaAnggun : Kenapa emang?

ZakaDanil : Soalnya kamu bakal bikin malam tuh lebih cerah, soalnya kamu itu bersinar.

Distria tertawa membacanya, Zaka memang kerap mengiriminya pesan seperti ini padanya. Hal sepele memang, tapi mampu membuatnya senang.

DistriaAnggun : Gombal ih.
DistriaAnggun : Jadi kalau siang aku nggak bersinar ya Zak?

ZakaDanil : Tuhkan selalu ngerusak suasana.

ZakaDanil is calling..

"Kenapa Zak? Aku suka kok gombalan kamu"

"Alah ngerusak suasana pasti. Kenapa belum tidur? Ini udah malem lo, besok kerja"

"Ini kamu kan lagi nelfon, gimana aku bisa tidur"

Terdengar suara decakan dari saana sehingga membuat Distria terkikik geli, dia sangat suka untuk menjahili Zaka.

"Kalau kamu di depanku, udah abis kamu sama aku. Untung aku lagi dalam mode sabar"

"Kamu mau ngabisin aku ya Zak?" Tanya Distria pura pura tak paham dengan maksud Zaka, padahal ia paham betul.

"Iya, aku mau sosor kamu sampai kamu kehabisan oksigen"

"Ihh mesum tau. Udah sana tidur"

"Kamu sih, yaudah aku tidur. Love you Dis"

Ditempatnya, Distria mengulum senyum sebelum membalas "Love you too" untuk kekasihnya itu.

Begini saja cukup, Distria tak mau muluk muluk untuk meminta jodoh yang perfect. Karna ia sadar pada dasarnya tiada manusia yang sempurna. Dia juga menyadari kualitas dirinya sendiri seperti apa. Jadi ia hanya menjalaninya saja tanpa mau meminta yang berlebihan.

***

"Ma, kata Abang mama sama ayah mau ke Singapur ya?"

Setelah mendengar cerita dari kakaknya jika orangtua mereka akan berlibur berdua saja ke Singapur, Distria langsung turun ke meja makan dimana disana sudah ada orangtuanya lalu kemudian disusul Kakaknya.

"Udah Mama bilang kan Bang, jangan bilang Distria. Dia pasti kayak gini kalau tau" jawab Mamanya seolah mengiyakan pertanyaannya tadi.

"Jadi bener dong kata Bang Putra? Ih kalian jahat banget sumpah" Bibir Distria mengerucut mendengar berita yang seharusnya tidak diketahuinya itu.

"Kami hanya mau refreshing sebentar Dis, Ayah juga mau ketemu klien disana" ujar Ayah yang menyadari ketidaksukaan dari putrinya itu. Meskipun kadang putrinya itu bisa bersikap dewasa, tapi ada saatnya sifat manja dari Distria itu muncul. Seperti sekarang.

"Yah, masak aku ditinggalin lagi sih?"

"Ada gue kali Dis, heboh banget deh" sahut Putra sambil mencomot roti tawarnya.

"Lo kan main mulu,Bang. Lagia mama sama Ayah pasti mau bulan madu lagi kan?" Tebak Distria sambil mengamati raut muka orangtuanya.

"Mau tau aja kamu Dis, udah nanti mama bawain oleh oleh. Kamu tenang aja"

Setelah menyelesaikan sarapan Distria mulai bersiap siap untuk pergi ke kantor. Hari ini ia akan diantar sang kakak.

"Kenapa cowok lo nggak jemput?"

Distria yang dalam keadaan badmood pun menjawab sekenanya, "Tau tuh"

"Lo marahan?" Tanya sang kakak lagi.

"Kepo banget sih Bang, diem napa"

Putra hanya menghela nafas sambil memperhatikan jalanan di depannya, disampingnya ia tau jika Distria sedang dalam mode 'ngambek' karna tidak diberitahu soal keberangkatan orangtuanya ke Singapur.

"Biarin lah Dis, bokap nyokap pergi. Lo kayak anak kecil aja-"

Belum sempat Putra selesai bicara tapi Distria segera memotongnya, "Iya emang gue anak kecil yang nggak pantes dikasih tau kan Bang?"

"Orang gue tau juga baru kemaren. Biarin lah, bokap juga kerja di sana. Bukan liburan doang. Heran deh gue, lo pms atau gimana sih Dis" Putrapun hanya melirik sang adik yang sedang memanyunkan bibirnya karena kesal.

"Diem deh Bang, sebel gue sama lo. Cerewet. Heran gue Mbak Idris bisa bertahan" Putra segera mendelik lalu mengacak rambut Distria yang membuatnya berteriak pada Putra.

"Gue kan emang setia dan ganteng, makanya Idris nempel terus" ucapnya dengan penuh percaya diri.

"Ih, gue bilangin kapok lo"

"Dasar lo tukang ngadu, awas aja kalo sampe Idris ngambek gara gara lo"

Distriapun tertawa melihat raut waspada dari kakaknya, meskipun Putra menyebalkan tapi ia tau bahwa kakaknya itu sangat menghargai perempuan. Ia juga tau jika kakaknya sangat mencintai Mbak Idris, tunangannya yang sangat cantik itu.

***

See U,

Keping RasaWhere stories live. Discover now