R

12.1K 682 8
                                    

Distria terus saja melirik jam yang hari ini terasa sangat lama berputar. Ia merasa tak tenang meninggalkan suaminya yang sedang sakit, walaupun lelaki itu bisa membalas pesannya. Evan tetaplah lelaki yang bila sakit hanya bisa tertidur tanpa repot memikirkan jika ia harus mengisi perutnya dan juga minum obat. Distria barusaja selesai makan siang, itu artinya harus bersabar sedikit untuk bisa pulang.

Setelah ia merasa sangat lama berkutat dengan komputernya, ia menyudahi pekerjaannya karna waktu juga sudah jam sekian. Ia mematikan komputernya lalu bergegas menuju parkiran dan mengendarai mobil untuk pulang. Dari luar, rumahnya tampak sama seperti sebelum ia tinggalkan tadi. Distria beranjak masuk kedalam setelah memarkirkan mobil di garasi. Ia melihat meja makan yang berantakan dengan bungkus makanan cepat saja yang terkenal itu. Ia menghela nafas pelan, andai saja Evan tak sedang sakit pasti ia sudah memarahi pria yang sudah membuat kotor dapurnya.

Distria naik ke lantai dua dan membuka pintu kamarnya. Evan tertidur tengkurap diatas kasur dengan selimut yang masih melilit. Distria menaruh tasnya diatas meja dan berjalan menuju Evan lalu memeriksa apakah panas Evan sudah turun. Ia bernafas lega setelah mengetahuinya. Melihat Evan yang belum ada tanda tanda untuk bangun, Distria memutuskan untuk mandi. Lalu ia turun kebawah untuk membereskan yang berserakan itu sambil memanaskan air. Ia baru saja googling cara membuat bubur, lalu mempraktekkannya begitu saja. Evan sedang sakit dan hanya bubur masakan yang melintas di kepalanya.

Beberapa lama kemudian buburnya sudah selesai di hidangkan dan mengambil beberapa di mangkok untuk dibawa keatas. Nampaknya Evan sudah bangun meskipun posisinya masih terlentang sambil memegang gadgetnya lalu menengok ke arah istrinya yang datang dengan membawa nampan berisi makanan.

"Taruh hapenya, makan dulu terus minum obat"

Tak ingin adu mulut dengan sang istri, Evan pun duduk bersandar dan meminta Distria agar menyuapinya. Ia memanfaatkan kesempatan dengan baik, kapan lagi Distria jinak seperti ini. Karena mulutnya yang terasa pahit, Evan tak sanggup untuk menghabiskan buburnya walau Distria mati matian memaksanya. Distria pasrah lalu menyuruh Evan agar minum obat.

"Kamu dapet makanan tadi darimana?" Tanya Ditria sambil membersihkan kamarnya ini sedangkan Evan hanya berbaring memandangi istrinya yang tampak lucu dengan piyamanya malam ini.

"Pesen online"

Setelah membereskan semuanya Distria turun sebentar untuk mengembalikan mangkok kotor tadi lalu kembali lagi ke atas. Ia menyalakan tv dan duduk di sofa namun tak berapa lama, panggilan keras Evan mengganggu telinganya. 

"Ck. Kenapa sih?" Tanyanya saat masuk ke kamar dan mendapati suaminya tersenyum kecut.

"Suamimu lagi sakit Dis, temenin kek malah nonton tv" Distria memutar bola matanya lalu keluar dari kamar yang sudah mendapat teriakan dari Evan lagi.

Distria kembali ke kamar dengan muka kesal, "Cuma matiin tv, heran deh manja banget kamu kalau sakit" ujarnya sambil duduk di sebelah Evan yang terbaring.

Melihat itu membuat Evan tersenyum lalu menidurkan kepalanya di paha Distria tanpa menghiraukan penolakannya. Melihat Evan yang tampak nyaman, mau tak mau membuat Distria diam. Tangannya mulai menyisiri rambut Evan yang terasa lembut itu hingga mata Evan terpejam menikmati.

"Heran deh dokter kayak kamu manja banget"

Evan mencibir mendengarnya, "Kan sama istri sendiri"

"Waktu nggak ngubah sifat nyebelin kamu ya Van, ternyata" gumam Distria yang tak mendapat balasan dari suaminya yang ternyata sudah terlelap itu.

***

Distria bangun dan sudah tak mendapati Evan di sampingnya, padahal ini belum terlalu siang. Namun ia mendengar suara air mengalir, itu berarti Evan sedang mandi. Distria memilih membuka akun sosialnya dengan masih berbaring hingga tak menyadari jika Evan sudah keluar dari kamar mandi. Pria itu hanya menggunakan handuk yang melingkari pinggulnya dengan air yang masih menetes. Distria pun tak berani bergerak melihat pemandangan itu, suaminya tampak sexy dan ia tak ingin Evan melihatnya yang kikuk ini.

Keping RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang