P

11.7K 665 6
                                    

Evan dan Distria baru saja datang di rumah kediaman Evan sendiri yang akan mereka tinggali setelah menikah. Mereka memang memutuskan untuk langsung pindah setelah semalam acara pernikahan mereka selesai. Semua barang disini sudah tertata, jadi mereka tak perlu kesusahan. Distria hanya tinggal memasukkan baju bajunya ke dalam lemari pakaian dan juga menata perlengkapan make-upnya tentu saja.
Evan barusaja mendapat telepon jika ada pasien yang dioperasi mendadak, jadi pria itu sedang bersiap siap.

"Kamu bener nggak papa kan aku tinggal?" Tanyanya sekali lagi pada Distria yang sibuk merapikan pakaiannya.

"Iya Van, udah cepet berangkat sana"

Evan mendekati istrinya, mengusap rambutnya hingga Distria mendongak lalu menyalami suaminya. Evan mengecup keningnya, "Biarin ini jadi kebiasaan"

Distria segera memukul perut suaminya yang menggerling nakal itu lalu ikut mengantarkan suaminya itu hingga ke depan. Setelah suaminya benar benar hilang dari pandangan, baru ia masuk ke dalam rumah.

Selesai menata keperluannya, ia bergegas keluar kamar menuju dapur. Melihat apa saja bahan yang setidaknya ia bisa masak tanpa harus susah payah. Ia menemukan pasta siap santap di sana, juga sayur sayuran di kulkas. Sadar diri karena ia tak mahir memasak, maka ia mengambil gadgetnya. Mengetikkan menu masakan yang setidaknya bisa ia masak dengan sedikit istimewa.

Ia mencatat bahan bahan apa saja yang di perlukan beserta step stepnya, ia akan memasaknya sebentar sembari menunggu Evan pulang. Ia memutuskan mandi terlebih dahulu sebelum memasak.

DistriaAnggun : pulang jam berapa?

EvanMuhammad is calling..

Distria baru saja meletakkan gadgetnya tapi Evan sudah menelfonnya.

"Udah kangen aja kamu ya?" Ledek Evan di seberang sana dengan percaya dirinya.

"Walaikumsalam, suamiku" ledek Distria hingga membuat Evan terkekeh dan mengucapkan salam.

"Mungkin sekitar dua jam lagi aku pulang, kamu mau aku bawain makanan?" Tanya Evan dari seberang sambungan.

"Aku tanya kamu pulang jam berapa soalnya aku mau masak Van, ya meskipun nggak yakin sama masakannya"

Terdengar sebuah suara di telinga Distria, ya Evan terdengar seperti menahan tawanya. Lihat saja, bahkan setelah menjadi sepasang suami istri Evan masih saja menyebalkan. "Kamu masak Dis? Yakin?" Godanya.

"Yaudah deh nggak jadi, aku tutup dulu" sahut Distria sewot yang tentu membuat Evan panik, padahal ia hanya bercanda.

"Aku cuma bercanda Dis, jangan marah dong. Apapun hasil masakan kamu, aku bakal makan kok" bujuknya takut jika istrinya marah.

"Yaudah aku tutup dulu, aku mau masak Van"

Setelah mendapat jawaban dari suaminya, Distria menutup telepon lalu mulai menyiapkan bahan bahan yang ia butuhkan. Air juga sudah di rebusnya. Ia ingin membuat saus pasta yang dicampur ayam, hanya saja karna tidak punya daging ayam di rumahnya, ia menggantinya dengan telur dan sayur sayuran. Ia mengikuti instruktur persis dari yang ia lihat di internet dan ia berharap hasilnya tak begitu mengecewakan.

Beberapa lama kemudian ia sudah berhasil menghidangkan masakannya di meja makan. Tentu saja setelah ia mencicipinya terlebih dahulu, dan hasilnya tidak begitu buruk juga. Ia beralih pada perabotan yang kotor karena ulahnya, ia akui jika ia bukan tipe orang yang perfeksionis dalam kebersihan. Terbukti dengan dapur yang sedikit berantakan karena ia memasak.
Ia mendengar bunyi mobil yang baru masuk ke garasi samping, dan ia juga yakin jika itu adalah Evan. Terbukti sekarang terdapat dua lengan kokoh yang mengurungnya dari belakang.

"Mandi dulu Van, kamu kan habis ngerjain operasi"

Evan pergi ke kamarnya setelah berhasil mencuri kecupan di pipi istrinya untuk mandi. Sambil menunggu suaminya turun, ia memilih untuk menyiapkan piring dan sendok untuk di bawa ke meja makan. Tak lama, Evan datang dengan celana pendek dan kaos tanpa lengan hingga terlihat tubuh tegapnya itu. Lalu ia mulai duduk di meja makan sambil menatap masakan yang tersaji. Ada nasi, pasta dan telur yang dibumbui dengan saos.

"Beneran kamu yang masak Dis?"

Distria berdecak lalu duduk di sebelah suaminya, "Nggak percaya banget kamu, aku sendiri yang masak, lihat di internet sih" ucapnya sambil menyajikan nasi di piring suaminya.

Evan makan dengan telur yang di bumbui itu, dan ternyata rasanya tak seburuk yang ia kira karna sejak dulu ia tau jika Distria tak pandai memasak. "Lumayan rasanya, kamu belajar masak dong Dis, biar aku makan masakan kamu terus"

Distria mengangguk lalu mengambil pasta, tentu saja tanpa nasi. Lalu mengambil telur bumbu untuk saosnya. Ia pun makan cukup lahap.

Setelah menghabiskan makanan, Evan membantu Distria untuk mencuci piring kotor sedangkan membiarkan istrinya membersihkan meja. Melihat jam yang sudah pukul tujuh, Evan memutuskan naik ke kamar mereka sedangkan Distria masih menyelesaikan kegiatannya. Setelah memastikan semuanya cukup bersih, ia naik menyusul suaminya. Di kamar, Evan tampak berbaring dengan menaruh lengannya diatas wajah menutupi wajahnya. Terlihat jika ia sedang lelah.

Distria duduk di depan cermin lalu mulai membersihkan wajahnya dan tak lupa memakai skincare nya juga. Distria tipe wanita yang juga memiliki banyak skincare, sama seperti wanita pada umumnya. Ia senang merawat diri hingga dirinya merasa percaya diri jika harus keluar rumah. Ia tak menampik jika menginginkan dirinya terlihat cantik tentunya.

Evan masuk ke kamar mandi, mungkin karena ingin pipis. Distria masih duduk di depan meja rias saat Evan kembali dan berdiri di depannya. "Kamu pakai apa? Ribet banget" gerutu Evan karna sedari tadi istrinya belum selesai juga.

"Udah kebiasaan Van, biar seger di muka" lalu ia berdiri saat dirasanya sudah cukup dan masih mendapati Evan yang masih berdiri di belakangnya hingga ia berbalik dan menatap suaminya.

Evan mencium bibir istrinya yang sedikit terbuka dengan sedikit menuntut agar Distria juga membalasnya. Dan ia tersenyum saat istrinya membalas perlakuannya. Ia mengangkat tubuh Distria dan mendudukannya di meja dengan masih mempersatukan mulutnya. Distria mengerang pelan saat lidah Evan mulai turut serta.

Lidah Evan turun ke lehernya hingga membuatnya mendongak menikmati. Evan sudah tak mampu menahannya lagi. Tangannya mulai ambil alih mengusap perut istrinya lalu naik untuk meremas sesuatu disana. Mendapatkan perlakuan seperti itu tentu saja membuat Distria mengerang. Ia ingin memberhentikan semua perlakuan suaminya, tapi terasa susah. Hingga bajunya sudah melorot dan kepala Evan sudah mencapai payudaranya, ia segera menarik kepala Evan sebelum Evan melanjutkan semuanya. Mata suaminya terlihat menggelap dan menatapnya sayu.

"Van stopp"  serunya saat Evan mulai berulah lagi, "Aku, aku lagi dapet Van" tambahnya ketika Evan tak menghiraukannya.

Mendengar pernyataan itu, Evan berdiri tegak memandang Distria lalu mengacak rambutnya dan mengerang "Kenapa kamu nggak bilang sih Dis" desisnya lalu mulai berjalan menuju kamar mandi.

***

See U,

Keping RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang