Arjuna Senja 7.

8 6 0
                                    


Arjuna Senja 7.

Insiden yang menimpa Senja akhirnya sudah dilimpahkan kepada pihak yang berwajib dan tinggal menunggu hasil. Jika saja di jalan itu ada CCTV, mungkin prosesnya akan lebih mudah.

***

Arjuna masih setia menemani Senja di rumah sakit, sesekali membantu istrinya untuk bergerak ke sana ke mari. Karena kata dokter, Senja juga harus rutin bergerak agar ototnya tidak kaku.

Saat waktu makan siang tiba, Arjuna juga menyuapi Senja secara perlahan agar luka di bibirnya tidak retak.

Senja tidak hanya diam saja, ia pun bergantian ingin menyuapi Arjuna dengan penuh kasih sayang.

"A' Juna. Maafin aku, ya! Gara-gara aku, kuliahnya a' Juna jadi keganggu."

Arjuna menatapnya dan sesekali fokus pada suapan nasi yang akan ia berikan pada Senja.

"Nggak perlu minta maaf, kuliahnya bisa dilanjutin lain waktu. Tenang saja, Aa' udah minta izin untuk beberapa hari. Buat jagain neng Senja, istri Aa'," tukas Arjuna sembari mengusap sisa makanan di bibir Senja.

"Pengantin baru, bukannya istri yang melayani suami. Ini malah suami yang merawat istri," celoteh Senja.

Arjuna terdiam menatapnya. "Nggak boleh ngomong gitu, Neng. Lagian kalau neng Senja sehat, pasti bakalan urusin aku, 'kan?"

Senja mengangguk.

"Nanti, kalau aku udah lulus dan dapat pekerjaan tetap. Aku juga nggak bakalan ninggal-ninggalin neng Senja. Aku akan bawa ke mana pun istri Aa' yang imut ini, Aa' Janji." Arjuna mengusap surai istrinya.

"Neng Senja mau, 'kan, ikut ke mana pun bareng Aa'?" tuturnya. Senja mengangguk dengan penuh antusias.

"Aa' akan berdoa buat kesembuhan neng Senja. Dan neng Senja do'ain Aa', ya, biar cepat lulus dan dapat pekerjaan. Supaya Aa' bisa menafkahi neng Senja dan mencukupkan segala kebutuhan kita di masa depan, lahir dan batin." Arjuna menyelipkan anak rambut Senja ke belakang telinga. "Supaya Aa' nggak bergantung terus sama mama dan bapak, juga abah dan Umi."

"Aku selalu berdoa untuk kebahagiaan kita! Khususnya untuk a' Juna,"ujar Senja.

Arjuna tersenyum bahagia mendengar ucapan istri ciliknya, mengusap pipi dan mengecup keningnya.

"A' Juna?"

"Apa?"

"A' Juna masih cinta kan sama aku?"

"Kok nanya gitu? Kenapa?" Arjuna menatapnya lebih intens.

"Karena wajah aku sekarang ada lukanya, jadi jelek, deh," ujar Senja.

Arjuna tersenyum simpul. "Ini cuma luka dan masih bisa diobati. Nanti, kita pergi ke dokter kulit, ya? Di Bandung banyak dokter kulit yang bagus," ujar Arjuna.

Senja merasa lega mendengar penuturannya, kemudian melabuhkan diri ke dalam pelukan suaminya. "Aku sayang sama a' Juna."

"A' Juna juga sayang sama neng Senja. Cinta, sayang banget pokoknya!"

"A' Juna bisa aja deh gombalnya!" Senja menepuk dada bidang suaminya.

"Siapa yang gombal sih? Neng Senja duluan yang gombalin Aa'!" Arjuna menahan senyuman.

Senja tersipu malu karena Arjuna semakin merayunya.

💝💝💝

Sepulangnya dari rumah sakit, Saga menghubungi pacarnya yang bernama Marine untuk mengajak bertemu. Namun, ketika di perjalanan menuju ke rumahnya, Saga melihat Marine sedang naik motor bersama pria lain. Saga lantas mendahului motor itu dan membuatnya berhenti tepat di pinggir jalan.

Saga hampir marah lantaran melihat pacarnya berboncengan dengan pria itu, tapi Marine bergegas menjelaskan bahwa pria yang bersamanya adalah sepupunya.

Saga lantas meredam amarahnya hingga tak sampai meledak seperti biasa, mengajak pacarnya agar berpindah bersamanya meski Marine terlihat enggan hingga Saga terkesan memaksanya.

Pemuda dingin itu memang kerap kali memaksakan kehendak, apalagi sikapnya yang posesif selalu membuat beberapa perempuan incarannya berpaling karena terlalu mengekang. Hubungan percintaannya selalu putus di tengah jalan. Namun, tenang saja, karena yang namanya Sagara selalu mempunyai beberapa cadangan, membuatnya tidak akan dilanda galau.

***

Pagi-pagi sebelum Saga berangkat ke Bandung untuk kuliah, ia harus dikejutkan dengan telepon dari salah satu musuhnya selama ini yang bernama Fredi. Maklum saja, orang tempramental sepertinya memang mempunyai beberapa musuh bebuyutan, hasil tawuran di sekolah saat SMP, SMA, hingga bekas rebutan pacarnyang sampai sekarang mereka kerap kali bertengkar dan menyimpan dendam masing-masing.

"Hah? Ngebacot apaan lu, Anjing? Lu nyerempet siapa? Anjing lu, yang lu serempet itu bukan cewek aing goblok! Itu istri teman aing, Setan!" Saga memaki sesuka hati.

Namun, orang yang meneleponnya hanya tertawa merasa puas dan berharap kalau Saga akan disalahkan oleh Arjuna atas semua yang terjadi.

"Monyet, lu!" Saga kembali membentak di telepon, tapi telepon itu sudah terputus.

Sagara menggenggam ponselnya dan mengusap wajah secara kasar. Ia tidak pernah menyangka bahwa salah satu musuhnya akan mengira Senja sebagai pacarnya. Setelah diingat-ingat, mereka mengetahui Senja ketika berada di acara undangan yang kebetulan sedang mengobrol dengannya.
Saga memang kerap diburu kalau ada acara hiburan, lantaran 'musuhnya' selalu ingin mengajaknya berduel.

Arjuna Senja√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang