3. Mencurigai Teman

357 68 27
                                    

Rumah yang kemarin ditinggalkan, kini terisi kembali dengan salah satu anggotanya yang terluka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Rumah yang kemarin ditinggalkan, kini terisi kembali dengan salah satu anggotanya yang terluka. Sunoo terbaring di tempat tidur dengan kakinya yang diberi gips. Tubuhnya lemas, kulitnya terdapat banyak luka gores, dan kepalanya diplester. Jay, Heeseung dan Niki datang menjenguk.

"Yang lain mana? Gue sakit kok gak dateng?" Sunoo melirik ke arah pintu kamarnya. Matanya yang sedikit bengkak membuatnya agak kesulitan melihat dengan jelas.

"Sibuk, masih ngerjakan tugas proyek. Mungkin besok mereka datang," jawab Heeseung. Mereka duduk di tepian tempat tidur Sunoo.

"Lo kenafa, sih, kok bisa keseremfet motor?" tanya Jay penasaran, kedua temannya yang lain mengangguk, sebab itulah pertanyaan yang sama dalam kepala mereka dan akhirnya sudah terwakilkan.

"Gara-gara hadiah gak jelas," jawab Sunoo dengan ketus. Ia masih kesal dengan orang yang iseng padanya. Sungguh tidak lucu. Meskipun, Sunoo tidak tahu itu bola mata asli atau palsu, yang jelas baunya amis darah.

Mereka bertiga saling melirik, ucapannya cukup menyinggung. Tapi, karena kondisinya yang kurang stabil, maka akan mereka maklumi. Intinya jangan sampai terjadi salah paham. "Hadiah apa? Kita semua gak ada ngasih hadiah aneh-aneh," ujar Niki dan diangguki kedua temannya.

"Bukan, gue nemu ada kotak kecil dibungkus kain putih. Waktu gue buka, isinya dua pasang bola mata. Mana bau banget lagi, sinting emang!"

"Ha, serius? Seingat gue gak ada kotak kecil sama sekali. Terus siapa, ya, yang ngasih? Masa iya itu kebawa dari toko roti?" Niki mengetuk dagunya, memikirkan kemungkinan yang terjadi sebelumnya.

Heeseung menggeleng, ia ingat betul jika sebelum membawa rotinya ke rumah Sunoo, dirinya sudah memeriksa dan memastikan tidak ada barang yang ketinggalan atau sesuatu yang aneh. Jadi, tidak mungkin terbawa dari tokonya. "Anak yang lain mungkin, coba kalau udah ke sini lo tanyain."

"Kemarin tuh jumlah kotak hadiahnya ada berafa, deh? Kalau dari gue itu dua kotak," ujar Jay sambil mengingat-ingat.

"Ada enam bang, pas sama jumlahnya."

"Eh, gak Nik. Enam itu dua dari Jay terus lima dari kita satu orang satu, jadi ... " Heeseung terdiam, ucapan tak bisa dilanjut sebab ia takut jika menimbulkan fitnah.

"Kemarin bang Sunghoon di rumah gue lebih awal, tapi masa iya, sih?"

"Gue gak tau, nih, ya. Tafi dia kayaknya yang gak keliatan ngasih hadiah. Bisa jadikan, kalau dia yang ngelakuin?"

Heeseung lantas berdecak, sedikit janggal memang. Tapi, mereka tidak bisa langsung menuduh orang. "Jangan ngira dulu, kita lihat aja nanti."


Di sebuah rumah yang tidak terlalu besar, ada seorang perempuan yang sedang bermain boneka di teras rumahnya. Ia tertawa senang saat bonekanya terlihat cantik dengan riasan dan gaun yang ia pakaikan. "Boneka cantik, dari pasar sayur, boleh dibeli tak boleh diutang~"

Circle ✓Where stories live. Discover now