Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Setelah membaca pesan dari temannya, Sunghoon teringat akan kedua orang tuanya, ia harus meminta izin sebelum pergi. Mematut diri di depan kaca, ia merasa puas dengan penampilannya. Sunghoon pergi menuju dapur untuk menemui orang tuanya. Ia letakkan ponselnya di atas meja agar terlihat lebih sopan. Butuh waktu untuk meminta izin, sebab Sunghoon tahu jika ibunya tidak terlalu suka dengan teman-temannya setelah ia menceritakan suatu hal tentang teman-temannya itu.
Gejolak senang dalam hatinya membuncah saat sang ibu memberinya izin. Sunghoon berangkat dengan perasaan senang, tak lupa ia mampir ke Supermarket untuk membeli beberapa camilan. Mina meletakkan alat makannya di atas piring, ia berdiri sambil mengantongi ponsel Sunghoon di saku roknya. "Rei, ibu minta tolong kau bereskan piringnnya, ya. Tak usah dicuci, biar ibu nanti yang mencucinya."
"Baik, bu. Tapi, ibu mau pergi ke mana?"
"Ibu mau ke kamar, ingin istirahat sebentar." Mina mengusap pucuk kepala anak gadisnya dengan penuh kasih, tak lupa pelukan hangat dan ciuman pipi.
Diatas ranjang, Mina merebahkan tubuhnya. Ia merogoh saku roknya untuk mengambil benda pipih milik anaknya. "Aku tau, kau pasti sedang mencari ini, Sunghoon."
Tombol power ia tekan cukup lama untuk menyalakan ponsel yang tadi sempat ia matikan daya. Suara notifikasi beruntun, menampilkan pop-up pesan yang membanjiri layar ponselnya. Room chat grup itu dipenuhi dengan nama Sunghoon yang diketik teman-temannya. Pesan duka dari Jake menarik perhatian Mina, ia bisa menyimpulkan bahwa rencana mereka telah batal.
