20. Pertama

137 43 6
                                    

"Ibu, Rei pulang

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

"Ibu, Rei pulang."

Gadis itu meletakkan tasnya di kursi ruang tamu. Rei memijat tengkuk lehernya yang terasa pegal. Ia baru saja pulang dari rumah Nara.

"Ibu, apa ibu di rumah?" Ia melihat ke ruang tengah yang ternyata sepi. Di sana tidak ada orang. Ia berjalan menuju dapur, namun hanya ada suara air yang sudah mendidih. Rei segera mematikan kompor. "Kebiasaan, sekarang ibu suka lupa."

Ia berkacak pinggang, mengamati rumah yang seperti tidak berpenghuni. "Apa ibu keluar? Tapi rumah gak dikunci." Jika ibunya keluar dan tidak orang di rumah, biasanya Mina akan mengunci rumah dan meletakkan kunci di bawah pot bunga.

Rei merogoh saku jaketnya untuk mengambil ponsel. Tidak ada notifikasi masuk, padahal ia sudah berharap ada kabar dari orang yang ia tunggu. "Kak Taehyun gimana, ya? Apa dia baik-baik saja?"

Rei membuka aplikasi pesan dan menekan nama Taehyun untuk masuk dalam room chat. Sebenarnya ia ingin mengirim pesan, namun Taehyun mewanti-wanti bahwa dialah yang akan mengabari hanya dengan menelponnya. Maka Rei mengurungkan niat.

Ia letakkan ponselnya di atas meja makan. Rei melangkah menuju kamar, namun suara gebrakan yang cukup keras mengubah arahnya. Ia langsung menghampiri kamar sang Kakak yang terbuka.

Bukannya kamar itu seharusnya ditutup, ya?

Ia masuk dengan cekatan, hingga bola matanya membulat sempurna saat melihat Mina yang tergeletak di lantai. Wanita itu kejang-kejang, busa keluar dari mulutnya. Rei panik dan memangku kepala ibunya dengan terisak.

"Ibu kenapa? Ibu ... hiks, hiks, hiks."

Netra legamnya tertarik dengan sebuah botol yang terlepas dari genggaman ibunya. Ia semakin menjerit saat tahu ibunya memilih untuk mengakhiri hidupnya dengan meminum racun.

"Bertahan sebentar, aku akan bawa ibu ke rumah sakit." Gadis itu hendak berdiri, namun Mina menarik ujung jaketnya dan menggeleng. "Sebentar, ya, aku tidak akan lama."

Mina terbatuk, napasnya tersendat. "Ja --- ngan, iu min --- a ma --- maaf."

(Jangan, ibu minta maaf)

Mina menangis ia tak kuat hanya untuk melanjutkan kata-katanya. Rei memeluk erat ibunya. Meskipun ia tahu ibunya itu adalah pembunuh, tetap saja wanita itu sangat baik padanya dan Rei menyayanginya.

"Ung --- un." Mina meringis saat racun itu mulai menyebar dan menggerogoti tubuhnya. Ia menunjuk ke arah meja belajar Sunghoon. Wanita itu tersenyum dan mengangguk seakan mengucapkan selamat tinggal pada putrinya.

(Sunghoon)

"Ibu, aku minta maaf tidak bisa menyelamatkan ibu. Rei sayang ibu dan ayah." Napas Mina tersendat-sendat, ia merasakan nyawanya sudah di ujung tanduk. Gadis itu meraung melihat ibunya yang kesakitan. Rei tak bisa membantu, dadanya sesak, ia mengusap wajah ibunya agar Mina bisa memejamkan matanya yang terbelalak.

Circle ✓Onde as histórias ganham vida. Descobre agora