4. Di Belakang

284 67 34
                                    

"Tadi keadaannya gimana? Parah atau hanya luka kecil?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Tadi keadaannya gimana? Parah atau hanya luka kecil?"

"Bisa dibilang farah, sih. Tangannya fatah, terus banyak luka."

Sunghoon yang mendengar penjelasan Jay lantas menghela napasnya. "Sayang banget gue gak bisa ikut tadi."

Jay menggeleng sambil menatap langit sore. Setelah pulang dari rumah Sunoo, Jay memutuskan untuk pergi bermain bersama Sunghoon, sebab ia masih malas untuk pulang.

"Tapi, lo tau gak, sih? Kita di sana cerita banyak hal. Gue gak nyangka si Sunoo bisa bilang kayak gitu tentang lo."

"Bilang kayak gitu gimana maksudnya?"

"Katanya lo belum ngasih hadiah ke dia, terus lo kok bisa tega gak jenguk dia padahal udah tau dia itu lagi kena musibah. Dan, Sunoo bilang kalau lo itu gak setia kawan, karena gak ada waktu buat yang lain."

Sunghoon menunduk. Ia tersinggung atas ucapan Sunoo, meskipun tidak mendengarnya secara langsung. "Maaf, gue belum ada uang. Besok, deh, gue kasih kadonya."

Sunghoon berjalan di koridor rumah Sunoo, ia berhenti di depan pintu kamar dengan hiasan karakter Marvel. Sunghoon mengetuk pintu, setelah mendapat jawaban dari dalam ia masuk menghampiri Sunoo.

"Hai, maaf gue baru bisa jenguk. Sekalian, nih, hadiah buat lo. Kemarin gua gak sempat ngasih karena belum gue bungkus."

Sunoo yang duduk bersandar di dipan kasur lantas tersenyum dan menyuruh Sunghoon untuk duduk. Pemuda yang lebih tua satu tahun darinya itu duduk di tepian kasur. "Gakpapa, bang. Gue seneng lo bisa dateng. Terima kasih buat kadonya, ya ... walaupun gue gak minta, nih, tapi thanks, ya."

"Ya, sama-sama. Eh, luka lo kayaknya udah mendingan, emang lo bisa tidur nyenyak?"

Sunoo tergelak, seharusnya itu adalah pertanyaan yang tidak patut ditanyakan, melihat keadannya yang belum pulih sepenuhnya dan beberapa bekas luka yang masih terlihat jelas. "Ya, lo pikir ? Coba kalau dibalik kondisinya? Gak bakal kuat lo, langsung mati palingan." Sunoo terkekeh, dia teringat bahwa temannya itu tak tahan rasa sakit.

Diam, hati Sunghoon tersentak mendengar ucapan Sunoo. Ia menatap intens tanpa ekspresi, aura dingin menguar. "Kalau gitu kenapa gak lo aja?"

"Apa, sih? Gitu aja dianggap serius, gue bercanda kali, bang."

Keningnya mengkerut, Sunghoon tidak suka dengan ucapan Sunoo yang seolah meremehkan kematian. "Lo pikir mati itu enak? Bersyukur lo masih diberi hidup."

Sunoo mencebikkan bibirnya. "Sensi banget, daripada denger ceramah lo mending gue tidur, bang. Emang lo gak ada tugas?"

Tanpa Sunoo sadari, ucapannya itu membuat Sunghoon menyimpulkan bahwa secara tidak langsung Sunoo menyuruhnya untuk pulang, lebih kasarnya dia mengusir Sunghoon. "Ada, dan tugas gue lebih penting. Kalau gitu gue pamit pulang, cepet sembuh."

Circle ✓Where stories live. Discover now