10. Kejanggalan Di Rumah

202 51 3
                                    

Esok adalah hari yang terus terpikir dalam kepala Sunghoon

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Esok adalah hari yang terus terpikir dalam kepala Sunghoon. Apa yang harus dia lakukan besok? Apakah ada sesuatu yang terjadi padanya? Apa dia akan tetap hidup? Tidak ada yang tahu, ia hanya berharap hidupnya berjalan dengan baik.

Setelah beberapa hari tidak bertemu dengan teman-temannya, Sunghoon cukup merindukan mereka. Jangan lupakan bahwa ia belum tahu tentang perdamaian mereka.

"Waduh, pangeran es kita udah masuk. Makin ganteng aja, lo Hoon." Beomgyu mengangkat tangan, berniat mengajak Sunghoon untuk tos, dengan senang hati dibalasnya.

"Sakit apa, lo? Pipi sampai lebam gitu?"

"Nggak, gue habis jatuh kepentok meja."

"Keren tau, kayak anak berandal yang habis ikut tawuran."

Sunghoon hanya tertawa kikuk saat Beomgyu bersikap sok dekat dengannya. Anak satu sekolah jelas tahu jika Beomgyu dan Soobin adalah berandal sekolah. Karena itu Sunghoon jadi heran, mengapa Beomgyu seperti akrab dengannya.

"Udah sehat, Hoon? Ayo duduk, kebetulan gue chairmate lo." Taehyun yang hendak masuk terhalang dua orang pemuda di depan pintu, ia langsung menarik Sunghoon dari rangkulan Beomgyu. Ia sudah tahu fakta tentang dua berandal sekolah, dan sudah dipastikan mereka mendekat untuk mencari manfaat.

Beomgyu melirik Taehyun dengan tajam, tapi hanya dihiraukan saja. Heeseung dan Jay datang sambil tertawa, mereka ikut terkejut saat melihat Sunghoon yang duduk di bangku paling depan bersama anak baru.

"Hoon, gimana kabar lo? Udah baikan?"

"Si fangeran es udah masuk, udah sehat fastinya."

Tapi Sunghoon hanya diam, ia mengeluarkan buku tugas hari ini dan mengalihkan perhatian dengan bicara pada Taehyun. "Gue boleh pinjam buku catatan lo? Buat gue salin pelajaran yang ketinggalan."

"Oh --- oh boleh." Taehyun jadi canggung saat melirik Heeseung dan Jay yang memperhatikan gerak-gerik Sunghoon. Pemuda dengan julukan pangeran es itu menanggap kedua temannya tidak ada di sana.

"Nih, bukunya." Taehyun meletakkan di atas meja Sunghoon. Senyum kecil terukir untuk pertama kalinya ia kembali sekolah. "Makasih."

"Oh, iya Hoon. Lo mau ikut kita nonton gak pulang sekolah nanti?"

"Ayo, Taehyun juga. Biar rame, lo juga bisa healing sebentar."

Ajakan Heeseung dan Jay ditolak mentah-mentah. Meskipun Heeseung memberikan iming-iming bahwa ia yang akan membayarkan tiketnya, tetap saja Sunghoon menolak, bahkan sejak tadi enggan untuk menatap.

"Ayo, dong, Hoon. Kita juga mau ngerayain ferdamaian fertemanan kita. Gua bayarin tiket sama makanannya, deh." Kali ini Jay memberikan penawaran yang lebih menggiurkan. Sunghoon jadi tidak keluar uang sama sekali, untuk kendaraan sudah jelas naik mobil Jay.

Tapi, ada satu kata dari kalimat Jay yang Sunghoon garis bawahi. Perdamaian? Kapan? Dan bagaimana bisa terjadi? Mereka sama sekali tidak memberitahunya.

Circle ✓Where stories live. Discover now