5. Salah

233 61 14
                                    

Sekolah dipulangkan lebih cepat sebab ada rapat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekolah dipulangkan lebih cepat sebab ada rapat. Mungkin itu sudah menjadi hal yang biasa bagi para siswa-siswi. Namun, entah mengapa perasaan senang mendominasi saat mendengar kabarnya. Sama halnya dengan ketujuh pemuda yang kini berkumpul di rumah Jay.

Mereka tertawa dan saling melontarkan lawakan yang akan membuat pendengarnya terpingkal. "Eh, eh, kepanjangan dari UGD apa?"

Pertanyaan Niki mendapat banyak respon dari teman-temannya. "Unit Gawat Darurat, kenapa, deh, pasti mau nge- joke bapak-bapak, nih."

"Nggak, makanya denger dulu tawon." Niki memukul lengan Jungwon.

"Yeuh ... dasar Niki Mamat!" Begitupun sebaliknya, Jungwon memberika balasan.

"Ssttt .. ssttt, terus lanjut gue lelang lo berdua!" tegas Jay yang membungkam kedua temannya.

"Kicep kan lo? Gak dapet jajan mampus!" Sunoo tersenyum mengejek, tentu hal itu mendapat respon yang buruk dari Jungwon.

"Nyaut aja lo, gak diajak juga."

"Siapa bilang? Buktinya sekarang gue ada di sini." Sunoo menarik sebelah alisnya, seolah tak mau kalah dengan Jungwon. Hal itu hanya dianggap sebagai candaan bagi Sunoo, Tetapi berbanding terbalik dengan anggapan Jungwon.

"Tapi dasarnya emang lo gak diajak, nyet!" Jungwon membalas dengan nada yang tidak bersahabat. Raut wajahnya yang menjelaskan secara terang-terangan bahwa dia tidak sedang bercanda, membuat Sunoo terpancing emosi.

"Gue gak ngatain, ya! Kok, lo jadi nyolot?!"

"Terserah, mulut gue. Gak usah sok akrab, deh, sama kita!"

"Maksud lo apaan ngomong kayak gitu? Emang lo penting di sini?" Sunoo berdiri, ia tidak terima dengan ucapan Jungwon. Merasa ditantang, Jungwon lantas berdiri sambil menendang sofa hingga terdorong. Kondisi saat itu mulai tidak kondusif, adu mulut semakin panas saat teman-teman mereka yang lain hanya melihat.

Jake bingung, akan percuma jika ia melerai keduanya. Jika tidak ada yang mengalah salah satu, maka akan terus seperti itu. Ia melirik ke arah Sunghoon yang menatap tanpa ekspresi. Bagaimana bisa ia terlihat tenang? Bahkan menikmati perdebatan itu?

"Udah cukup! Kalian itu laki-laki kenapa bacot banget? Udah besar masih aja kayak anak kecil! Gak ada yang mau ngalah. Ini masalah sepele jangan dibesar-besarkan, kekanakan tau gak?!" Jake menggebrak meja, mengambil atensi dan membuat suasana hening.

"Bang Jake bilang sepele? Lo mau dikatain hewan? Di mana harga diri lo?" Sunoo maju, mendekati Jake dengan sorot tajam.

"Di mana sopan santun lo sama yang lebih tua?" tanya Jake dan menurunkan jari telunjuk Sunoo yang berada tepat di depan wajahnya.

Sunoo terpaku, ucapan Jake tak bisa ia lawan. Jake menengahi keduanya. Ia menatap bergantian dengan sorot mata yang tak biasa. "Gue gak mau nyalahin sepihak, karena gak ada yang bener. Gue cuma minta buat kendalikan emosi kalian. Terserah setelah ini kalian mau baikan atau nggak, tapi kalian itu udah besar, harusnya bisa mikir. Gue juga kecewa sama kalian, kok bisa ada temannya berantem malah dibiarin? Enak? Tontonan gratis gitu maksudnya?" Jake tertawa kecil, "gak habis pikir gue."

Ia lantas mengambil tas sekolahnya dan kunci motor yang berada di atas meja. Tanpa berpamitan Jake langsung pergi meninggalkan kediaman keluarga Jay. Tidak ada yang berniat menghentikan Jake. Mereka dibuat tertegun dengan sikap Jake barusan, untuk pertama kalinya mereka melihat Jake marah. Sungguh, marahnya orang sabar itu lebih menyeramkan.

"Gue pulang dulu."

"Kok, fulang, Hoon?"

"Gakpapa, gue capek banget."

Sunghoon mengemasi barang-barangnya, ia berpamitan dan melenggang pergi. Sebenarnya lelah bukanlah alasan utamanya, hanya saja ia ingin menyusul Jake.

Tersisa lima orang, mereka hanya diam dan berbicara dalam pikiran masing-masing. Sunoo dan Jungwon berakhir dengan perang dingin. Yang lain tentu paham kenapa Jungwon tidak suka dengan Sunoo, ditambah lagi dengan pesan Sunghoon.

"Masalah ini kita anggap selesai, jangan sangkut pautkan orang lain. Gue gak mau pertemanan kita hancur, apalagi kita masih punya banyak rencana untuk kedepannya," ujar Heeseung memberi penjelasan.

"Emang kita jadi kasih kejutan buat bang Jake? Dua hari lagi, memangnya sanggup?" Niki bertanya, ia melihat satu persatu temannya, niatnya juga ingin mencairkan suasana dan menjadi tidak tegang.

"Sanggup, semua rencananya udah gue share di grup," ujar Heeseung dan mengambil sebotol minuman teh dingin, tetapi pergerakannya terhenti.

"Grup? Gak ada, tuh, pesan rencana ulang tahun." Sunoo menautkan kedua alisnya dengan wajah penuh tanya.





















































































"Jake, lo marah, ya?"

"Nyamuk juga tau kali," jawab Jake dengan tak peduli. Sunghoon lantas terkekeh mendengarnya.

"Lo kenapa chat begitu di grup? Emang itu penting, ya?"

Sunghoon langsung menengok ke arah temannya, cukup mengejutkan pertanyaan yang dilontarkan Jake. "Ya ... penting gak penting tapi fakta."

Wajah muram itu tidak enak untuk dipandang. Jake yang biasanya tenang mendadak menyeramkan. "Tapi seharusnya lo tau kalau fakta itu bisa merusak. Seenggaknya itu gak usah dijadiin kompor."

Sunghoon menatap tidak terima, meskipun fakta yang sebenarnya ia pendam dalam-dalam, tetap saja tuduhan itu membuatnya merasa dihakimi. "Maksud lo gue ngomporin Jungwon, gitu?" Sunghoon terkekeh, "terus yang lain apa?"

Jake kikuk sendiri, entah mengapa ucapan terakhir Sunghoon bagaikan tusukan yang menyadarkannya. "Ya --- ya  tapi tetap aja itu bisa nimbulin fitnah."

Sunghoon terperangah, ia kecewa dengan Jake yang sudah menjadi temannya sejak sekolah menengah pertama. "Gue pikir lo yang paling bener di antara mereka, tapi ternyata gue salah. Gue salah udah percaya sama lo, Jake. Kalau lo berani nyalahin gue kenapa yang lain nggak? Lo gak ngaca kalau lo juga sama kayak mereka?"

Sunghoon membuka ponselnya dan menunjukkan room chat yang menampilkan nama Jake dengan pesan yang ia kirim.

Jake
| Sunoo itu suka bergantung sama orang lain, sok penting sumpah!

"See? Pada dasarnya kita sama, sama-sama gak mau ditinggal. Ngikutin mayoritas."

Sunghoon memasukkan ponselnya, ia melihat pemandangan orang-orang yang berlalu lalang di taman. "Sebenarnya gue setuju sama Sunoo." Sunghoon mendekat dan berbisik di telinga Jake, "lo gak usah munafik."

Lantas ia tersenyum miring. Melihat Jake yang terdiam, Sunghoon pergi meninggalkannya. Jake, entah mengapa ia baru menyadari hal itu. Jadi, selama ini dia yang palsu? Dia yang berpura-pura baik agar mendapat teman?

"Memangnya salah kalau gue gak mau kehilangan kalian?" Kalimat itu seolah penyesalan yang tidak ada artinya.

"Memangnya salah kalau gue gak mau kehilangan kalian?" Kalimat itu seolah penyesalan yang tidak ada artinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Circle ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang