Part 2

4.5K 227 7
                                    

Rasanya kalau dipikir pikir tuh masih aja gak nyangka deh. Wanita yang masi berusia dua puluh tujuh tahun ini hidupnya sudah di doktrin untuk menjadi isteri sekaligus kepala sub bidang pembinaan disiplin pegawai BKN provinsi Lampung. Masih ga nyangka banget karirku yang tiba tiba cemerlang. Tapi biar begitu, kalian jangan salah gimana perjuangan aku untuk dapetin PNS itu gimana.

Susahnya tes CPNS,  belajar skd dan memantapkan diri untuk berkarir sebagai pejabat negeri. Harusnya kata Mama aku jadi dosen di Universitas Negeri atau Swasta saja tapi toh ujung ujungnya juga bakal jadi PNS. Jadi aku memantapkan diri menjadi PNS sejak awal, Mama pun menyetujui ideku tersebut. Aku lulus CPNS di umur dua puluh tiga tahun dan alhamdulillah sampai sekarang menjadi kepala sub bidang.

Jangan ditanya pekerjaannya seperti apa, benar benar menguras seluruh waktuku. Tapi aku bener bener ga masalah sih, asal aku bisa dan enjoy ngejalaninya.

Oh ya, aku mahasiswa lulusan Pascasarjana Ilmu Politik Universitas Indonesia. mulanya S1 aku kuliah di Universitas Lampung dan mengambil S2 di UI. Ngomongin UI aku jadi inget gimana perjuangan hubungan long distance relationku dengan suamiku.

Aku mengenalnya tepat setahun setelah aku memulai program pascasarjanaku. Pertemuan kami cukup klise, karna dia adalah kakak dari teman baikku sewaktu kuliah S1. Beberapa kali kami memang sempat bertemu sebelum akhirnya pertemuan yang tak disengaja itu mengantarkan hubungan kami kedalam hubungan yang lebih serius.

Saat itu malam hari, mobilku mogok dikawasan sudirman. Aku bener bener hopeless gatau harus gimana karna itu udah malem banget. Aku menghubungi orang orang secara acak dan tak sengaja aku mengeluh di grup pertemanan kami-teman kuliahku yang beranggotakan tiga orang. Temanku divanya-adik suamiku sekarang menyarankanku untuk menghubungi kakaknya yang kebetulan lagi bertugas dikawasan tersebut. Mulanya aku menolak dengan tegas karna cukup konyol menghubungi orang tak dikenal lalu meminta bantuan, iya kan?

Tapi ternyata temanku lebih dulu menghubungi kakaknya dan kakaknya bersedia membantuku. Saat itu divanya memberikanku kontak kakaknya untuk aku menshare locationku saat itu.

Mas, saya rayana temannya divanya. ini saya share lokasi saya ya? Dan mohon maaf telah merepotkan.

Balesannya cukup simpel.

Tidak apa apa, saya otw.

Dari situlah semuanya dimulai. Kami berkenalan secara singkat, dia mengantarku balik ke apartemenku dengan selamat dan setelahnya kami rutin bersapa dari chat.

Butuh waktu satu tahun sampai aku bisa nerima dia sebagai laki laki yang menyukaiku dan aku sukai. Setelah itu kami berpacaran dua tahun sebelum kemudian memutuskan untuk menikah. Dan anyway usia pernikahan kami sudah menginjak tahun kedua.

"Bener bener goal dong gue, Na"

Salah satu teman kantorku Michael saat ini sedang menceritakan kehamilannya padaku. Belum lama dia menikah dan sudah dikaruniai anak.

"Congrats, Chel." Balasku senang, kemudian memeluknya dengan hangat. "Bakal jadi Mama muda dong"kataku lagi.

Tawanya berderai cukup kencang, "Ayok dong Na hamil bareng" ucapnya singkat dan enteng.

Jujur aku ga sakit hati mendengar ucapannya yang menyinggung kehamilanku yang tak kunjung datang disaat pernikahanku sudah menginjak tahun kedua. Aku toh ga masalah, memang belum rezeki ya mau gimana lagi. Yang penting udah saling ikhtiar dan berusaha kan?

"Biar bisa maternity shoot bareng kan maksud lo?" Tebakku langsung. Pasalnya Michael ini memang suka sekali mengabadikan setiap momen dengan berfoto. Salah satu keinginan terbesarnya adalah maternity shoot di melbourne dan bareng aku. Gila aja ga sih, mau ngabisin berapa duit. Memang dasarnya si Michael udah sultan dari lahir sih.

Jalan PulangWo Geschichten leben. Entdecke jetzt