Part 3

3.3K 198 2
                                    

Luar biasa banget kelakuan laki laki satu itu. Aku pikir dia akan langsung pulang dan meminta maaf kepadaku setidaknya membujukku. Tapi nyatanya ketika aku bangun dari tidur aku melihat keadaan kamar yang hanya ada aku. Dia bener bener tidak pulang sesuai dengan isi chatnya tadi malam. Semalam aku memutuskan langsung pulang, membiarkan panggilan laki laki itu berkali kali kemudian menonaktifkan hapeku. 

Aku memutuskan untuk bangun dan turun kebawah untuk membuat sarapan untukku, memangnya untuk siapa lagi? Jangan harapkan ega mau sarapan,bahkan makan malam dirumah bisa dihitung dengan jari. Dia memang begitu sibuknya, apalagi setahun setelah menikah dia mendapat kenaikan pangkat. 

Sebenernya banyak banget gak enaknya punya suami abdi negara, tapi ya mau gimana lagi. sudah jalannya begini. sudah menjadi keputusanku untuk terus berada disisnya, sebagai wanita yang akan selaku mendukungnya. Dan semoga dia akan selalu disisiku, sebagai laki laki yang bisa aku andalkan disetiap saat, laki laki yang akan aku cari keberadaannya disaat aku membutuhkannya. 

Tapi namanya juga manusia biasa, aku selalu memaklumi sifat dan kebiasaan Ega. begitupun sebaliknya. aku selalau memakluminya yang jarang mengangkat teleponku, memakluminya yang jarang meluangkan waktunya untukku. karena aku selalu percaya, bahkan cinta yang Ega beri ke aku gaakan pernah bisa membuatku berpaling darinya. 

Dia adalah laki laki pertama yang berhasil membuatku yakin untuk selalu ada disisinya. yang selalu membuatku yakin bahwa aku akan menjadi satu satunya wanita yang akan selalu ia jaga dan lindungi.  

Tepat saat aku selesei membuat sandwich, aku melihat laki laki itu berdiri disekat dapur yang menghubungkan dengan ruang makan. Dia membawa sekotak makanan yang aku yakin pasti isinya kue ulang tahun dan juga satu buket bunga hydra berwarna biru. yang aku ingat bunga hydra biru melambangkan permintaan maaf dan penyesalan. diam diam aku tertawa, kamu tau ga, bahkan disaat kamu melupakan hari ulang tahunku dan aku masi bisa tersenyum dengan sayang disaat kamu membawakanku bunga hydra biru. 

Aku menatap wajahnya sesaat,kemudian dia mendekatiku dan berdiri tepat dihadapanku. tubuhnya yang tinggi membuatku harus mendongak untuk melihatnya. 

"Kenapa?" 

Itu adalah sapaanku pertama kali, setelah dia hanya menatapku tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

"Sayang?" Ucapnya kemudian, membuka kota kue dihadapanku dan mencoba menyalakan lilinya. sumpah ya, gaada romantis romantisnya!

"Selamat Ulang Tahun" Ega menatapku dengan hangat, sambil menyerahkan buket bunga hydranya padaku. 

"Siapa yang ulang tahun?" Jawabku masam, memang iya kan? ini bahkan sudah lewat satu hari sejak ulang tahunku. 

Ega terlihat merasa bersalah, meletakan kuenya dimeja kabinet dan mengambil alih tubuhku dalam dekapannya. "Aku bahkan lupa Ulang Tahun kamu, Na. " Akunya kemudian, tubuhnya semakin mendekapku dengan erat. Aku balas memeluk dan mengelus elus punggungnya. Aku tahu banget dia merasa bersalah, dan perasaan bersalah itu gak enak kan? memang baru kali ini Ega melupakan hari hari penting yang biasa kami rayakan bersama. Dan aku sangat maklum, pekerjaanya memang sangat sangat menyita perhatiannya dan waktunya. 

Cukup lama kami berpelukan, dan aku melepaskan dekapannya. "Tiup lilin dulu" Kataku, entah kenapa suaraku jadi serak dan aku merasa ingin menangis. "Lilinnya bakal luber kemana mana kalau kamu gak mau melepasin pelukanku ga."

Suaraku bagaikan angin lalu, Ega tak menanggapi ucapanku dan semakin memelukku erat. Kemudian meletakan kepalanya diceruk leherku dan sesekali menciumnya. 

"Ga," peringatanku tak digubris, Ega semakin asik mencium cium leherku. "Astaga! rumah ini bakal kebakaran kalau kita tidak segera meniup lilinnya ga!"

Kali ini ucapanku berhasil mengalihkan perhatiannya, dia tertawa terhibur kemudian mencium hidungku singkat, "kalau rumah ini bakal kebakaran, aku lebih yakin alasannya karna kebawelan kamu, Na."

Aku memukul lengannya, "Jadi aku harus tiup lilin gak ini?" ulangku lagi. Ega terkekeh dan mengambil kuenya dan mendekatkannya kepadaku. 

"Kamu cantik banget, Na" Adalah ucapannya setelah aku berhasil meniup lilinnya. 

"Bahkan  saat aku tidur sekalipun aku terlihat cantik. yeah i know Mas Ega"

"Udah lama banget kamu gak panggil aku Mas. Masi inget gak sih begitu gemesnya dulu kamu panggil aku Mas, Na."

"Dan kamu panggil aku dek." akuku cepat. 

Funfact  banget dulu panggilan kami adalah Mas dan Dek. Udah kaya pacarannya abang abang halo deck gak sih? Tapi panggilan itu gak berlangsung lama, setelah aku mengenalnya lebih jauh dan hubungan kami makin akrab aku memutuskan untuk memanggilnya dengan sebutan nama. Lagian memang dari dulu aku dan Divanya-adiknya Ega, kerap kali menyebut Ega dengan sebutan nama. Divanya aja selama ini Ega Ega aja, masa aku harus Mas-masan.

"Dek Na" Ega kembali meniru panggilannya dulu,tetapi kali ini pelafalannya dilebih lebihkan. aku menggeplak lengannya kencang.

"Norak tau!"

Dia tertawa lagi. 

"Kalau dipanggil sayang norak ga sih, Na?"ucapnya lagi kembali menggodaku. 

"Nyebelin!"

Dia tertawa kencang sambil mengelus elus tanganku. "Anyway, aku punya hadiah buat kamu"

Aku menghentikan kegiatanku memotong kue, menatap Ega dengan wajah berbinar. Ini hadiahnya kalau ga mewah aku bener bener akan menenggelamkannya ke kolam.

"Mana?" todongku langsung. 

Ega beranjak, kemudian meninggalkanku didapur sendirian. tidak sampai lima menit Ega kembali di dapur dengan menenteng totbag Dior.

Oh, Wow.

Laki lakiku ini emang paling pinter mengambil hatiku. 

"Liatnya gausah sambil ngeces ya Na. Ini kalau aku cuma ngeprank gimana coba? kalau semisal isinya cuma Zara gimana coba?"

Aku menatapnya sambil tertawa geli, "Coba aja ga kalau kamu berani ngeprank aku!" ancamku kemudian. 

Ega menyerahkan totbag Diornya padaku, dan dengan semangat aku langsung melihat isinya. 

Betapa terkejutnya aku, disaat aku melihat tas ini adalah tas yang sedang aku incar sebulan yang lalu. Masalahnya kenapa Ega sosweet  banget sih? Mengetahui apa yang sedang aku sukai dan tidak aku sukai.

"Kamu tau tas ini emang lagi aku incer ga!" Seruku panik, sedikit heboh. Aku menatapnya yang sedang memamerkan senyum bangganya padaku. 

Dan jangan tanya berapa kocek yang harus Ega keluarkan untuk membeli tas ini. 

"Kamu lagi kaya banget ya ga?"

"Abis dapet endors gede"

Kami tertawa bersama. 

Aku selalu berharap hubunganku dan Ega akan selalu baik baik saja seperti apa yang sedang kami jalani. Dan aku bener benar berharap bahwa laki laki yang akan menemaniku dimasa tua nanti adalah laki laki yang sedang tertawa didepanku ini. 

"Makasi, ya Mas" Ucapku tulus dengan menatapnya dengan sayang.

"Of course sayang. btw  manis banget ya Na sehabis dikasi dior. apa aku harus setiap saat beliin kamu dior biar bisa terus terusan liat kamu yang bertingkah menggemaskan gini" Ega kembali membuatku tergelak. kali ini aku yang mengambil tangnnya diatas meja dan mengecupnya dengan sayang. 

" I love you, ga!"

Kemudian Ega kembali membawaku dalam pelukannya. 































































bonus buat kalian yang nunggu cerita ini.
boleh dibaca sekarang atau pas saur wkwk?
anw pada saur kan? jangan bobo malem malem ya guys biar gak kesiangan.

jangan lupa vote dan komen guys, setidaknya itu menandakan kalau kalian nunggu up selanjutnya dari aku.

maaci dan maap lahir batin, walau gue gaada salah y kan.

oiya buat pembaca budiman yang baik hati, kalau ada typo atau kesalahan kata tolong tandai yaa. double maacii.

Jalan PulangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang