Menikahi gadis berparas cantik dan berhati mulia seperti aisyah adalah sebuah impian bagi seluruh kaum adam termasuk akhtar mihran ghazali laki - laki yang kerap di sapa akhtar ini sudah lama memendam rasa untuk aisyah gadis pujaan hatinya.
Hingga t...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Happy reading - - - ❤❤❤
"Shubhanallah Aisyah makin hari makin cantik saja," goda Ghofur yang tengah duduk santai sambil memandangi kecantikan Aisyah.
Aisyah menghentikan aktifitasnya mengisi cangkir yang sudah berisi kopi dan gula dengan air panas."Biasa saja kok mas, oh iya ini airnya sudah cukup? Atau mau tambah lagi?" tanya Aisyah sopan.
"Sudah kok cukup," Sahut ghofur.
Aisyah mengiyakan sambil menaruh kembali teko berisikan air panas di atas meja lalu menarik kursi untuk ia duduki. "kalau boleh tahu ada perlu apa mas datang kesini?" tanya Aisyah.
"Oh iya jadi begini--"
Kontranggg.....
"Aisyaahhh!!"
Aisyah yang terkejut langsung menengok ke arah sumber suara. "Sebentar ya mas sepertinya umi sedang butuh bantuan, mas tunggu sini dulu yah," pinta Aisyah yang langsung sigap menghampiri umi di dapur.
Sesampainya di dapur Aisyah di kejutkan dengan pemandangan umi yang baru saja terjatuh dan tergeletak di atas lantai. "Astagfirullahaladzim umi kenapa?!" tanya Aisyah panik.
"Aduhh sakit sekali umi tadi terjatuh Aisyah," sahut umi memegangi bokongnya yang terasa linu.
"Tolong bantu umi berdiri," pinta umi.
"Baik umi hati-hati!" ucap Aisyah perlahan memapah tubuh umi untuk duduk di sofa.
"Memangnya umi sedang apa kok bisa jatuh seperti itu?" tanya Aisyah sambil memijit-mijit kaki umi yang sedikit terkilir.
"Itu tadi umi mau ambilkan kue kering di rak atas untuk nak Ghofur, eh malah umi terjatuh menginjak lantai yang licin karena cipratan air sabun cuci piring tadi."
"Oalah kenapa tidak minta tolong Aisyah saja pasti Aisyah akan bantu," ucap Aisyah.
"Umi pikir umi bisa melakukannya sendiri tanpa harus merepotkan mu nak," jawab umi.
Aisyah hanya tersenyum lembut sembari membersihkan pecahan beling. "Yasudah nanti Aisyah pel lagi deh lantainya, kasian kan umi kalau terjatuh lagi." Candanya.
Umi hanya merengut memajukan bibirnya sebal. "Pel Bagian yang beceknya saja ya Aisyah."
"Haha Iya umi,"
"Assalamualaikum?" ucap Ghofur yang sudah berdiri di ambang pintu dapur.
"Waalaikumsalam, eh nak Ghofur... Lama menunggu yah?" tanya Umi.
