19

93 31 107
                                    

"Dasar lelaki kardus! berani sekali dia menggoda istri orang di depan suaminya apa dia tidak malu?!" Ketus Akhtar sembari membalut luka di kaki Syeola.

"Nicho tidak seburuk yang kau pikirkan tuan dia hanya berniat baik untuk menolongku itu saja," balas Syeola.

"Tau apa kau tentang pikiran laki-laki?" tanya Akhtar skeptis.

Syeola menghela nafas lelah. "Baiklah terserah kau saja, apa kau sudah selesai?"

"aku sudah sangat lelah badanku rasanya sakit semua kepalaku seperti ingin meledak aku ingin segera beristirahat tuan,"keluh Syeola.

"Astaghfirullahaladzhim ... kau benar aku terlalu banyak memarahimu sampai lupa akan keadaanmu sekarang."

Akhtar beranjak duduk di samping Syeola. "Baiklah mari kita lanjut, kau boleh beristirahat setelah aku memompres luka di pipi mu ini," ucap Akhtar.

Namun saat Akhtar memindahkah beberapa anak rambut Syeola ke sisi lainnya seketika Akhtar naik pitam laki-laki itu membelalakkan matanya. "ASTAGHFIRULLAHALADZHIM SYEOLA!! SIAPA YANG SUDAH MELAKUKAN INI PADAMU?!"

Syeola terkesiap, tak lama gadis itu pun sadar akan apa yang barusan Akhtar liat. "O-ohh ... ini Boni, preman burunon itu yang melakukannya."

"KURANG AJAR DIMANA DIA SEKARANG?!"

"Dia sudah berada di kantor polisi tuan."

"Dasar bajingan keparat, akan aku hajar dia!" ucap Akhtar dengan langkah tergesa. Syeola segera menahan lengannya. "Berhenti tuan, apa yang akan kau lakukan? kau hanya akan memperburuk keadaan jika kau pergi kesana. kumohon tenanglah lupakan masalah ini yang lalu biarlah berlalu," terang Syeola.

"Tapi aku tidak terima Syeola! beraninya si brengsek itu meninggalkan bekas ciumannya di lehermu bahkan aku saja belum pernah melakukan itu padamu!"

kedua alis Syeola bertaut. "Bukankah kau memang tidak ingin melakukannya padaku?"

"Tetap saja Syeola ... kau itu istriku aku tidak suka milikku di sentuh orang lain!" tukas Akhtar.

Syeola mengulum senyum mendengarnya. "Lalu apa kau tidak berniat menghapusnya tuan?"

"Maksudmu?"

Syeola segera membenarkan rambutnya sejurus kemudian gadis itu menyuguhkan leher jenjangnya di hadapan Akhtar. "Hapuslah dengan ciumanmu tuan."

Seketika wajah Akhtar memerah padam jantungnya berdegup kencang

Sial..

"Siapa yang mengajarinya seperti itu?"

Akhtar menarik nafasnya dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. "Jangan bersikap seperti pelacur di hadapanku Syeola," ucapnya datar.

Syeola terkejut mendengar apa yang di katakan Akhtar. Gadis itu menatapnya dengan tatapan yang tidak bisa di artikan. "Tuan..."

Akhtar menyahutnya dengan sebuah gumaman kecil.

"Pelacur itu apa?"

"Hah?" Akhtar menatap Syeola tidak percaya. kedua tangannya yang semula menyilang di depan dada kini beralih memegang sisi kepalanya yang terasa berkedut akibat pertanyaan Syeola yang kelewat polos. "Kau sungguh tidak tahu apa itu pelacur?"

Syeola menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

Akhtar semakin bingung melihat jawaban Syeola. Akhtar pikir Syeola akan marah saat mendengar kata-kata tidak pantas itu terlontar dari mulutnya. hampir saja Akhtar menyesali perkataannya yang spontan itu. Namun ternyata respon Syeola sungguh di luar nalar makhluk aneh itu terlalu polos untuk hal ini.

Assalamualaikum mrs.androphobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang