21

69 29 105
                                    

Akhtar merapikan berkas-berkas yang sudah ia kerjakan. laki-laki itu berniat pulang cepat hari ini. sejak tadi ia tidak henti-hentinya tersenyum- senyum sendiri sembari membayangkan wajah cantik Syeola. "Jadi tidak sabar ingin pulang, Syeola aku dataangg..."

"Permisi pak," seru karyawan yang baru saja memasuki ruang kerjanya.

"Iya, ada apa."

"Ada seseorang yang menunggu bapak di depan."

Akhtar mengerutkan keningnya dengan alis yang bertaut. "Siapa?"

"Saya kurang tau pak orang itu tidak ingin saya menyebutkan namanya," jawab chelsea karyawan staff di perusahaan Jaya abadi.

Akhtar tampak berpikir. "Baiklah saya akan kesana."

"Baik pak, terimakasih." setelah mengucapkannya Chelsea pergi meninggalkan ruang kerja Akhtar.

Siapa sebenarnya orang itu?

Akhtar bergegas membereskan berkas-berkasnya lalu pergi menemui orang itu.

Sesampainya disana Akhtar di kejutkan dengan wanita paruh baya berpakaian Syar'i yang berdiri membelakanginya.

Dari postur tubuh serta kondenya yang menjulang tinggi Akhtar sudah bisa mengenali sosok itu.

"Mamah?"

Plaakk.....

❤❤❤❤❤

"Kenapa mamah bisa ada disini?" tanya Akhtar sembari mengelus pipinya yang terasa kebas akibat tabokkan maut dari mamahnya. mereka berdua tengah duduk di sebuah cafe dengan nuansa Classic bertema Eropa.

Aroma roti panggang berbalut butter memanjakan indra penciuman pelanggan yang ada di cafe ini. pelayanannya yang ramah juga menambah nilai plus dari cafe tersebut.

Alena menatap murka pada anaknya yang baru saja melemparinya dengan sebuah pertanyaan konyol. "Apa kau merindukan tamparanku lagi nak?" 

"Tentu saja tidak, kenapa mamah jadi sensitif sekali," cibir Akhtar.

"Tentu aku sangat marah padamu, Kemana saja kau selama ini hah?!" tanya Alena sarkas.

"A-aku ... aku hanya ingin bersenang-senang disini, lagi pula disini ada perusahaan Asep yang membutuhkanku mah," elak Akhtar.

"Lalu bagaimana dengan perusahaan ayahmu di jakarta?"

"Kau mengabaikannya hah?!" 

"Bukan begitu mah, Aku sama sekali tidak bermaksud begitu aku hanya ingin menghabiskan masa mudaku dengan bebas itu saja. Lagi pula disana ada banyak bahawan ayah yang lebih profesional dariku. aku yakin perusahaan itu akan baik-baik saja tanpa aku," jawab Akhtar.

"Tapi kau yang seharusnya jadi CEO disana Akhtar! mamah dan ayahmu menyekolahkanmu di Cairo bukan untuk menjadi laki-laki pengecut yang lari dari tanggung jawab!" ucap Alena meninggikan suaranya.

"Tolong jangan beralasan lagi mamah yang membesarkanmu sedari kecil, mamah sudah tau sifat dan watakmu yang suka ngeles itu!"

Akhtar menelan salivanya kasar pandangannya menunduk menatap kedua kakinya yang berpijak di atas bumi. "Baik mah."

"Lalu bagaimana pertunanganmu dengan Aisyah bukankah dulu kau yang berusaha meminta izinku dan ayahmu yang masih berada di singapura untuk meminang gadis itu," tanya Alena mengangkat sebelah alisnya.

Assalamualaikum mrs.androphobiaWhere stories live. Discover now