23

46 22 54
                                    

Syeola tersenyum bangga menatap hamparan hidangan yang tertata rapih di atas meja makan. Semuanya terlihat begitu lezat, ia rasa semua ini sudah cukup. gadis itu sudah membersihkan rumah dan memasak, ia pun melirik jam dinding yang tergantung di atas sana, waktu menunjukkan pukul 06,20 sepertinya ini waktu yang tepat untuk membangunkan Akhtar.

Syeola segera merapihkan pakaiannya. hari ini ia hanya memakai gamis polos berwarna pink sampai mata kaki, tidak lupa membenarkan kunciran, gadis itu pun bergegas menaiki anak tangga menuju kamar Akhtar. 

Sesampainya di depan pintu kamar Akhtar Syeola mengeluarkan kaca kecil dari saku bajunya gadis itu mengecek kembali penampilannya sebelum ia bertemu Akhtar. dirasa sudah siap Syeola pun menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. jujur saja ia sedikit merasa gugup dan takut setelah apa yang terjadi semalam. Syeola memberanikan diri mengangkat tangannya untuk mengetuk pintu kamar Akhtar.

belum juga buku jarinya mengetuk. Seketika pintu itu sudah terbuka lebar dengan Akhtar yang keluar dengan terburu-buru.

"Selamat pagi tuan," serunya dengan senyuman lebar.

"Ayok kita sarapan," ajak Syeola.

Akhtar tidak mengindahkan ajakan Syeola setelah membenarkan posisi tas kerjanya, Laki-laki itu segera pergi menuruni anak tangga melewati Syeola yang masih setia dengan senyum lebarnya.

Syeola yang menyadari kepergian Akhtar segera berjalan membuntuti Akhtar dari belakang dan menuruni setiap anak tangga menyamai langkah Akhtar. "Hei tuan kau mau kemana kenapa buru-buru sekali?"

"Aku sudah memasakkan banyak makanan kesukaanmu hari ini," tambah Syeola masih dengan senyuman hangat di wajahnya.

"Aku tidak lapar," sahutnya ketus.

Sesampainya di depan pintu utama Akhtar menghentikan langkahnya sejenak, "Aku berangkat dulu."

"Tapi--" sahut Syeola terjeda

"Assalamualaikum," ucap Akhtar sembari keluar dari  rumah dan segera menutup pintunya kembali tanpa membiarkan Syeola kembali mengikutinya.

Syeola hendak membuka mulut melanjutkan perkataannya namun ketika pintu sudah tertutup Syeola mengurungkan niatnya.  gadis itu berbalik dengan perasaan sedih.

Entah siapa yang akan memakan masakannya yang sebanyak itu. mereka hanya tinggal berdua saja di rumah sebesar ini tidak ada pembantu, paman, bibi apalagi orang tua.

Syeola berjalan lunglai menghampiri meja makan menatap hidangan yang tersaji di atasnya dengan tatapan sendu. gadis itu menarik kursi untuk ia duduki kemudian mengambil piring dan menyendokkan secentong nasi di piringnya tidak lupa ia menambahkan beberapa lauk juga di atasnya,  gadis itu pun memakan makanannya dengan perasaan campur aduk.

Syeola tidak mengerti dengan sikap Akhtar akhir-akhir ini, kadang ia bersikap manis, kadang ia baik, kadang juga sebaliknya. 

Entah apa yang membuat suaminya bersikapnya labil seperti itu, Syeola tidak mengerti, tapi yang pasti keinginan Syeola sungguh sangatlah sederhana Syeola hanya ingin sedikitt ... saja suaminya Akhtar menghargai usahanya sebagai seorang istri, itu saja. Syeola yakin ia akan sangat ... bahagia disaat Akhtar tahu bagaimana cara untuk menghargai sesuatu.

Tak terasa air mata Syeola jatuh di atas nasi yang sedang ia makan. Begitu ia tersadar gadis itu buru-buru menyeka air matanya yang berjatuhan dan segera melanjutkan makannya.

Usai menghabiskan satu porsi perutnya terasa begitu penuh Syeola pun meletakkan kedua alat makannya di atas piring, gadis itu menyenderkan punggungnya pada penyangga kursi dan mengelus perutnya dengan lembut. "Aku sudah sangat kenyang aku tidak sanggup lagi menghabiskan semua ini," monolognya.

Assalamualaikum mrs.androphobiaWhere stories live. Discover now