Pengenalan Tokoh

841 82 16
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Halo Readersku ter luv, Fika comeback, kali ini aku ikut event menulis yang diadakan oleh Moonseed Publisher dan Fika collab sama Nong ter ucul yaitu Bysehunssi. Jadi kita berdua bakal nulis selama 50 hari, 50 chapter dan update setiap hari di akun ini. Mohon para Readers Fika dukung dengan komen dan kasih vote ya.

Prolog

Ruangan berwarna merah dipenuhi wewangian gaharu yang menenangkan, seorang pemuda duduk di atas ranjang dengan pakaian Oiran merah menyala, mata berona merah cantik memasang ekspresi wajah bosan dan tatapan penuh goda. Hwa Gi jelas mampu menggaet siapapun peminat penjaja seks malam.

Rambut panjang menjuntai itu jelas palsu, menyebar di antara gaun Oiran yang jatuh setengah di atas punggung mulus nan elok, kulitnya terlihat sempurna dengan tato bidadari bersayap menyebar menutup separuh punggungnya. Dia seorang ratu di tempat ini dengan gelar Queen namun tidak lebih hanyalah sampah di dunia luar.

"Konbanwa Hwa Gi-ssi," suara pelanggan terdengar.

"Ha'i (iya) masuklah." Suaranya tidak lembut sama seperti laki-laki pada umumnya tidak dibuat-buat seperti perempuan.

"Mengapa kau ingin dipanggil Hwa Gi-ssi padahal kau berada di Jepang. Seharusnya akan lebih manis jika aku memanggilmu Hwa Gi-chan emm... " Lelaki itu merayu dengan mulut bau asap rokok.

"Tidak, aku orang Korea, aku hanya ingin dipanggil Hwa Gi-ssi, agar aku selalu ingat cerita di balik namaku, di mana tempatku berasal dan juga sesuatu yang pernah terjadi padaku." Hwa Gi tersenyum simpul di bibir merah menyala namun senyuman tak sampai ke mata.

"Hwa Gi-ssi, punggungmu sangat indah, " ucap laki-laki tua sambil membelai punggung Hwa Gi yang hampir telanjang.

"Ini milikmu, nikmatilah." sahut Hwa Gi diiringi sedikit desahan.

"Apakah bibir ini juga?" Jemari kasar itu membelai bibir si pria cantik.

"Jangan pernah berharap lebih Pak tua."Hwa Gi memang hidup sebagai penjaja seks, tapi dengan satu syarat bahwa tidak ada satu orang pun yang boleh menciumnya. Mereka boleh melakukan apa saja pada tubuhnya tapi tidak dengan bibirnya.

"Aku akan menyerahkan tubuhku, tapi tidak dengan bibirku." Kurang lebih seperti itulah ucapan Hwa Gi pada mucikari yang dulu menawarkan pekerjaan ini padanya.

Jepang adalah negara yang indah dengan musim gugurnya, di mana bunga sakura berwarna merah muda akan menjatuhkan kelopaknya satu persatu dan terbawa angin. Pada akhirnya, sesuatu yang indah akan hilang begitu saja. Bukankah ini juga menggambarkan bagaimana hidup Hwa Gi saat ini? Rasanya kemarin hidupnya masihlah sangat indah, berjalan di bawah salju, menulis cerita di buku bagaimana dia sangat mencintai seseorang, pergi ke sekolah lalu bekerja. Tapi sekarang, bahkan dia berjalan di bawah sakura yang berguguran bukan untuk menikmati keindahannya.

HWA GI-SSI (END)Where stories live. Discover now