Ruangan berwarna merah dipenuhi wewangian gaharu yang menenangkan, seorang pemuda duduk di atas ranjang dengan pakaian Oiran merah menyala, mata berona merah cantik memasang ekspresi wajah bosan dan tatapan penuh goda. Hwa Gi jelas mampu menggaet si...
Suatu istilah antropologi untuk menyebut adat menetap bagi pengantin baru dengan tinggal di lingkungan keluarga suami.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
***
Hwa Gi mulai merasakan panas di sekujur badan, pandangan sedikit mengabur, dia menggeliat tak nyaman di atas sofa.
Hanya dalam hitungan menit afrodisiak yang baru ditelan sudah memberikan efek panas pada tubuhnya, ada perasaan yang harus dipuaskan, libido melonjak secara drastis.
"Hosh … Hosh … " Hwa Gi menarik napas secara tak beraturan, sementara efek obat perangsang semakin terus mengambil alih kewarasannya, membuat kulitnya terasa hangat seakan ribuan semut merayap di sekujur badan.
Dua orang di depan memegang kamera, merekam seluruh adegan tak senonoh Hwa Gi yang tengah berjuang sendirian di atas sofa lalu Eunhyuk tersenyum licik dan berbisik di telinga Hwa Gi, "Bagaimana rasanya? menyenangkan bukan?"
"Ba … jingan!" ucap Hwa Gi terputus-putus.
Taehoon meraba dada Hwa Gi, membuat pola abstrak di antara kancing seragam, Hwa Gi yang masih punya sedikit kesadaran mendorong tangan Taehoon menjauh dengan gerakan lemah. Dia beringsut mundur sampai tubuhnya jatuh dari sofa.
Eunhyuk tertawa terbahak, melihat betapa gigihnya Hwa Gi melawan efek afrodisiak. Hwa Gi ingin berdiri tapi terjatuh lagi dan lagi, tubuhnya lemas bak jelly. Bahkan kini dia merangkak di lantai ingin berusaha keluar dari ruangan.
"Mau kemana? emm …." Eunhyuk menarik rambut Hwa Gi hingga dia terdongak. Air mata meleleh di pipi putih, raut wajah sengsara itu malah membuat Eunhyuk semakin bernafsu untuk mengerjai Hwa Gi.
Tubuh Hwa Gi kembali diseret dan dilempar ke atas sofa. Tubuhnya dipermainkan oleh dua orang, tiap sentuhan dan ciuman semakin menenggelamkan tingkat kewarasan. Hwa Gi sudah tidak melawan, dia sudah lupa diri.
Kamera terus menyorot serangkaian adegan bejat tiga orang sedang bergumul. Kini mulut Hwa Gi penuh dengan kejantanan Eunhyuk, bergerak keluar masuk mencari kesenangannya sendiri, Hwa Gi sering tersedak karena ujung p*nis besar itu memuntahkan muatanya di dalam rongga mulut Hwa Gi.
Cairan putih meluber dari sisi bibir Hwa Gi serta air mata yang terus membasahi pipi, keadaan ini bukan membuat mereka kasihan tapi malah lebih bernafsu ingin menyakiti.
Selesai dengan Eunhyuk kini giliran Taehoon yang mengerjai mulut Hwa Gi dengan p*nisnya. Malam ini mulut Hwa Gi menjadi tempat pembuangan sperma untuk dua orang.
"Bagaimana apa kita teruskan saja? sepertinya dia juga tidak akan melawan meski bokongnya kita bobol malam ini," ucap Taehoon.
Awalnya Eunhyuk nampak berpikir, apa tidak berlebihan mengerjai Hwa Gi sampai ke tahap itu. Sebenarnya rencananya adalah hanya merekam dia melakukan blowjob pada dua orang tapi sekarang melihat tubuh yang menggeliat dan mendesah penuh nafsu, niatnya berubah ingin memasuki lubang perawan Hwa Gi, "Tentu saja, ayo kita lakukan." sahut Eunhyuk setuju dengan pendapat teman bejatnya.
