23. (Masa Lalu) Menginap 2

59 22 1
                                    

#day23 clue
#haru-biru

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), haru biru bermakna “kerusuhan; keributan; kekacauan; huru-hara.”

***
Malam semakin larut, tapi Shin Woo atau pun Hwa Gi masih belum tidur. Awalnya Hwa Gi mengajak Shin Woo untuk tidur di kamar tapi Shin Woo menolak, katanya lebih nyaman di sini, bisa menonton TV.

Malam memang sudah larut tapi suara klakson pengendara di jalan masih bisa didengar dan suara televisi yang entah film apa yang dimainkan, Hwa Gi juga tidak begitu fokus. Dia melihat adegan haru biru yang terjadi di dalam film, namun juga tidak mengerti alur dari film itu sendiri.

Hwa Gi mengalihkan perhatiannya pada Shin Woo yang kini hanya memainkan ponsel miliknya. Sebenarnya ponsel itu sering bergetar dan Shin Woo hanya melihat saja tanpa ada niat untuk menjawab. "Apa kau tidak mengantuk?" tanya Hwa Gi.

"Entahlah aku tidak bisa tidur," jawab Shin Woo.

Hwa Gi bisa maklum, tentu saja seorang tuan muda macam Shin Woo yang terbiasa hidup mewah dan tidur di ranjang empuk yang hangat akan merasa tidak nyaman tidur hanya beralaskan karpet berbulu.

"Ya, mungkin kau tidak terbiasa dengan suasananya. Sebenarnya ada apa?" Hwa Gi memberanikan diri untuk bertanya tentang mengapa Shin Woo tiba-tiba ingin menginap di rumahnya. Pertanyaan ini sudah berkeliaran berjam-jam di dalam otaknya.

Shin Woo menoleh pada Hwa Gi. "Hmm … apanya?"

"Maksudku apa yang terjadi hingga kau datang malam-malam dan ingin menginap di rumahku, bukankah itu sedikit aneh?"

Shin Woo menarik napas dan menghembuskannya perlahan dia berbaring menatap langit-langit rumah. "Hanya masalah kecil tentang orang rumah yang menyebalkan."

"Orang rumah? apa itu termasuk Jae Han?" tanya Hwa Gi.

"Ne, dia juga salah satunya," jawab Shin Woo.

Hwa Gi jadi ingin lebih tahu tentang masalah Shin Woo. "Jae Han hanya salah satu, berarti ada orang lain lagi yang lebih menyebalkan?"

"Ya, itu ... ayah dan wanita itu, ibu Hwa Gi. Meski sudah lama dia menikah dengan ayah tapi aku belum bisa menerimanya sebagai pengganti ibuku." Shin Woo merasa nyaman ketika bercerita tentang dirinya pada Hwa Gi padahal sebelum-sebelumnya dia lebih memilih memendam rasa kesalnya sendiri lalu pergi ke club-club malam, bersenang-senang dengan wanita-wanita cantik.

"Apa wanita itu bersikap buruk padamu?"

Shin Woo menggeleng. "Tidak juga, hanya saja aku membencinya aku tidak ingin posisi ibuku diganti olehnya." raut wajah Shin Woo nampak haru biru ketika berucap.

"Mungkin bukan mengganti posisi, tapi lebih tepatnya mengisi kekosongan tempat yang memang sudah kosong," ucap Hwa Gi.

"Maksudmu?" dahi Shin Woo mengeryit.

"Anak-anak sering berpikiran buruk soal orang tua tiri tapi kau salah. Bahkan orang tua kandung pun ada yang bersikap kejam dan itu tergantung sikap seseorang. Entah dia ibu tiri atau bukan jika dia bersikap baik seharusnya kita juga bersikap baik. Dengar, tidak ada yang bisa memilih keluarganya, tapi dalam atap yang sama kita harus saling menghormati," ucap Hwa Gi.
Dia berkata begitu bukan tanpa alasan, karena dia memiliki ibu kandung tapi tetap pergi dan dia juga memiliki ayah tapi sikapnya sangat buruk, kadang Hwa Gi juga ingin mengumpat pada ayahnya sendiri.

"Ya, itu cukup masuk akal," balas Shin Woo.

***

Pagi hari Hwa Gi membangunkan Shin Woo yang masih tidur beralaskan karpet, tadi malam dia sulit tertidur dan berakhir mereka tidur hampir dini hari. Melihat Shin Woo yang tak kunjung bangun, Hwa Gi pun pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka lebih dulu lalu pergi ke dapur untuk membuat sarapan. Sambil Hwa Gi memotong sayuran ia sesekali menengok wajah Shin Woo yang masih terlelap.

HWA GI-SSI (END)Where stories live. Discover now