40. Penjebakan (2)

65 24 1
                                    

Clue #Day40 

#Bramacorah 

Residivis atau orang yang keluar masuk penjara tapi nggak kapok dan tetap hidup di tengah masyarakat. Misal kalau di film-film itu preman yang bikin warga resah. Tapi umumnya, kalau orang yang disebut Bramacorah itu levelnya sudah "big boss"

***

"Hentikan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Hentikan ... " bisik Hwa Gi,  kepalanya bersandar di punggung Jae Han, pelukan semakin mengerat. Hwa Gi juga tidak tahu mengapa harus melalukan ini.

Jae Han langsung berbalik, kedua tangan berada di bahu Hwa Gi. Mata tajamnya menatap lurus ke wajah lalu turun ke area dada Hwa Gi yang terbuka. 

Hwa Gi reflek menarik kain oiran miliknya, tapi Jae Han malah membuka paksa seperti mencari sesuatu di dada Hwa Gi, dia bergerak gusar. "Apa kau menikmatinya jalang?" geram Jae Han sambil terus berusaha membuka pakaian Hwa Gi seluruhnya.

"Di mana dia menciummu hah?" Jae Han mengendusi kulit leher Hwa Gi, mendorongnya kasar hingga Hwa Gi jatuh ke kasur. 

"Lepas apa kau gila!" Hwa Gi masih menghindari ciuman kasar dari Jae Han. Dia persis seorang gadis yang tengah dilecehkan. "Aku tidak melakukan apapun!" pekik Hwa Gi.

"Aku tidak ingin ada orang lain menyentuhmu lagi! biarkan, biarkan aku menghapus semua tanda dari mereka yang pernah menjamahmu. Hwa Gi-ssi, aku … aku tidak ingin ada orang lain menyentuhmu lagi!" ucap Jae Han. 

"Apa?" Hwa Gu pun terkesiap untuk sesaat, hingga tak ada perlawanan darinya. Tubuh bagian atas Hwa Gi langsung terekspos. 

Jae Han lantas tertegun melihat kulit Hwa Gi yang bersih tanpa ada kissmark yang dipikirkannya sesaat setelah melihat Hwa Gi di atas tubuh Fujio. Dia mengira Hwa Gi dan Fujio benar-benar bercinta saling mencumbu satu sama lain.

"Memangnya kau siapa? apa hakmu melarangku disentuh orang lain?" tanya Hwa Gi, tatapannya tak lepas dari mata pria yang kini memerangkap tubuhnya di atas kasur, kedua lengan dikekang kuat oleh Jae Han.

"Aku … aku … juga tidak tahu," Jae Han menunduk, menyembunyikan wajahnya di perpotongan leher Hwa Gi. Dia seperti anak kecil yang sedang merengek.

"Bukan kah dulu menyuruhku menjauh? jangan meminta jarak satu senti ketika aku memberi satu mili, itu yang kau katakan, kau tahu kalimat itu sangat menyakitkan karena waktu itu aku benar-benar membutuhkan seorang teman." Hwa Gi tidak ingin menangis tapi air mata selalu mengalir jika mengingat masa lalu. Sakit hati dan marah tidak tertahankan.

"Aku minta maaf … dulu aku bodoh dan sampai sekarang pun sama saja." ucap Jae Han yang masih setia menghirup aroma wangi tubuh Hwa Gi kadang lidahnya juga bermain memberikan rangsangan. "Hwa Gi, kau membuatku gila! menyukaimu membuatku merasa benci pada diri sendiri, tapi aku tidak bisa menahannya, aku mencintaimu, Hwa Gi." Jae Han bergerak gelisah, bibirnya bergerak pelan mengecup hingga ke bibir Hwa Gi.

HWA GI-SSI (END)Where stories live. Discover now