[3] Berhenti atau Bertahan

264 139 955
                                    

Disclaimer
Cerita ini murni dari hasil pemikiran author. Apabila ada kesamaan nama/tokoh, tandanya kita sehati.

Dilarang plagiat.
Terbuka untuk krisar atau penandaan typo.

"Alangkah baiknya jika kita menyukai seseorang sewajarnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Alangkah baiknya jika kita menyukai seseorang sewajarnya."—Aulia.

...

Radio sekolah menggema diseluru penjuru sekolah. Suara merdu khas milik Aulia memasuki rungu para pendengarnya. Pagi ini gadis manis itu membawa berita bertajuk "Cintailah seseorang sewajarnya."

Rega mengaduk bubur hitam yang masih mengepulkan asap panas. Prina menggeleng tak percaya. Hanya Rega, sosok yang memesan makanan panas ditengah serangan gelombang panas.

Aulia: Tapi dengar-dengar promnight nanti, kakak tingkat akan mengundang kelas satu dan dua untuk mengisi acaranya ya.

Marsello: Bakal jadi ajang ungkap mengungkap perasaan sebelum berpisah nih.

Aulia: Aku bahkan curiga bakal banyak yang jadian di promnight nanti, hahaha.

Marsello: Berbicara tentang jadian, aku jadi berfikir, sepertinya itu sangat mustahil, mengingat jaman sekarang banyak sekali yang hobi terjebak friendzone.

Aulia: Bagaimana tanggapanmu tentang hal itu?

Marsello: Sangat merusak mental. Akan lebih baik jika suka maka langsung saja ungkapkan. Dari pada hanya dipendam? Menyiksa diri aja. Hubungan nggak jelas, tapi cemburunya melampaui batas.

Aulia: Sepemikiran, tapi pilihan setiap orang 'kan berbeda-beda. Mungkin saja dari hubungan tersebut bisa menyelamatkan seseorang dari rasa sakit yang lebih besar.

Marsello: Kalau sudah seperti itu, pilihannya hanya ada dua, berhenti atau bertahan dalam rasa sakit.

Aulia: Oleh karena itu, alangkah baiknya, jika kita menyukai seseorang sewajarnya ya remaja~

Rega berdiri sembari membawa gelas berisi bubur hitamnya yang mulai menghangat. "Mau kemana, Re?" tanya Prina yang sedang memakan es campurnya.

"Beli cola," bohong Rega.

"Makan bubur hitam, minumnya cola nggak bikin kamu ketemu ajal 'kan, Re?"

Rega menghentikan langkahnya sembari berbalik pada Prina dan mengangkat jari manis padanya. Prina terkekeh akan hal itu. Gadis manis berkacamata bulat tersebut melanjutkan acara makan siangnya.

Satu Semester Untuk Hatimu [On Going]Where stories live. Discover now