[30°¹] Festival SMA Negeri 7

28 10 42
                                    

Dilarang Plagiat.
Plagiat, adalah tindakan kriminal. Dampak negatif, anda bisa viral, malu dan mendapatkan dosa.

Tetap berkarya, meski sepi.
Menerima krisar dan penandaan typo.

Menerima krisar dan penandaan typo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Yang aku cari Gapi, bukan Wendy. Kan aku maunya Gapi seorang."—Hafiz.

...

"Selamat datang. Selamat menikmati festival SMA Negeri 7. Jangan lupa tinggalkan pesan dan kesan ya."

Ayana tersenyum mendengar kalimat Prian ketika dirinya menyambut kedatangan para remaja SMP yang terlihat antusias. Gadis itu mengulurkan sekotak tisu kepada Prian. Teriknya sang surya membuat pria itu mengeluarkan cairan sekresi yang begitu banyak dari pelipisnya.

"Apakah tidak ada kipas portable, panas sekali. Hei, Ayana, kamu kembali saja. Bukannya kamu harus mempromosikan klub tata boga?" tanya Prian sembari mengipasi dirinya menggunakan telapak tangannya.

"Sudah. Pagi tadi shift-ku, sekarang shift anggota yang lain. Lagi pula, kenapa tidak kamu saja yang kembali? Kamu juga harus mempromosikan klub sepak bola 'kan?"

"Sudah ku percayakan pada Bima. Aku harus fokus, agar Hafiz mengakui kinerjaku kali ini."

Tekad yang begitu kuat. Bukan kebohongan saat Prian mengatakan hal itu. Lihatlah, pria itu sekarang berlari memasuki bangunan sekolah. Menjejakkan kakinya ke koridor jurusan IPS terlebih dahulu. Dibandingkan jurusan IPA, ia lebih khawatir dengan jurusan IPS. Konsep mereka yang diluar tema bisa saja merusak semua ekspektasinya.

Dan benar saja. Keributan memenuhi koridor jurusan IPS. Maskot-maskot kartun serta cosplayer anime memenuhi koridor layaknya sedang ada pawai perayaan hari ulang tahun wibu sedunia.

"Selamat datang! Selamat menikmati perjalanan luar angkasa yang luar biasa ini," ucap Marsello dengan pakaian ala astronot miliknya. Prian yang mendengar hal itu hanya menggelengkan kepalanya.

Bahkan NASA jejadian pun ada di jurusan ini, pikir Prian. Kakinya nyaris meninggalkan koridor jurusan IPS yang begitu ramai, sebelum maniknya jatuh pada sosok yang ia kenal.

"Razka!"

Langkah Razka terhenti ketika Prian memanggilnya. "Oh, Kak Prian?"

"Kamu mau masuk ya? Masuk saja dulu. Aku cuma sekadar menyapa, ku kira salah lihat tadi," ucap Prian mencoba berbasa-basi pada pria manis di depannya.

"Tidak, aku hanya sedang menunggu Azriel berbicara dengan kenalannya."

Razka menunjuk ke arah Hafiz, pria itu sibuk berbincang dengan seorang pria yang membelakangi Prian. "Oh, ya sudah, nikmati waktumu. Kalau ada masalah kau bisa mencariku atau orang ini, dia waketos sekolah," ucap Prian sembari menunjuk Marsello yang langsung menoleh ke arah keduanya.

Satu Semester Untuk Hatimu [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang