[19] Jangan Menyukai Temanmu

117 64 315
                                    

Disclaimer
Cerita ini murni dari hasil pemikiran author. Apabila ada kesamaan nama/tokoh, tandanya kita sehati.

Dilarang plagiat.
Terbuka untuk krisar atau penandaan typo.

"Nggak enak tahu suka sama teman sendiri

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Nggak enak tahu suka sama teman sendiri. Jadiannya nggak, capeknya iya."— Rega.

...

Just tell me why baby
They might call me crazy
For saying I’d fight until there is no more
Fureri ukanda senkougankou wa kangakiteki shoudou
Blinded, I can’t see the end


The Begining by one oke rock. Prina mengikuti lirik yang digemakan oleh Ariana—Ketua klub musik, yang sedang bernyanyi sembari memainkan gitar listrik dengan ahlinya.

Look how far we made it
The pain i can’t escape it
Kono mamajya mada owaraseru koto wa dekinai deshou
Nando kutabarisou demo kuchi hateyou tomo owariwanaisa
We finally begin

Lagu berakhir. Sorakan dan tepuk tangan dilancarkan oleh si kembar Prina dan Prian membuat Ariana melempar senyum penuh kepuasan. Gadis itu menuruni panggung diikuti oleh ketiga temannya, Enka, Canu dan Alin.

Prian melempar senyum ramahnya pada Ariana. "Kami dari panitia festival sekolah ingin menawarkan kerja sama dengan klub seni musik. Apa kalian bersedia?"


"Kita dapat keuntungan apa?"


Prian mengerutkan alisnya. "Keuntungan?"

"Gimana kalau ketua OSIS sendiri yang mengajukan kerja sama ini. Setidaknya dia harus menjanjikan keuntungan untuk kami, klub musik."

Prian memejamkan netranya sembari mengusap dada. Wah, cobaan apa lagi ini?

...


Hafiz mengerucutkan bibirnya. Wajah rupawan itu tampak lebih imut ketika sedang menggerutu. Membuat gadis hazel di depan Hafiz terkekeh melihat hal tersebut.

"Kita jadi jarang bertemu di koridor ya. Padahal aku senang setiap kali kita duduk sambil minum cola," ucap Hafiz dengan suara sendunya.

Kurva kecil terbentuk diwajah Rega, mengirim sedikit energi positif pada Hafiz yang merasa penat. "Tenang saja, aku akan sering-sering ke ruang OSIS kok buat nemenin kamu," ucap Rega lembut.


"Sungguh?"

"Iya, Hafiz."

Lengkung lebar terbentuk di wajah Hafiz.  Sangat lebar membuat gingsul mungilnya mengintip malu-malu. Tangannya meraih tangan lainnya yang berada di atas meja, meletakkannya di pipinya dan mengusal manja seolah ia gemas dengan pemilik tangan.

Satu Semester Untuk Hatimu [On Going]Where stories live. Discover now